Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Punya Powetrain Baru, Audi Ingin Juara Formula E

Di tahun terakhirnya bertarung di Formula E (FE), Audi menginginkan kado perpisahan paling indah. Mereka mengincar gelar juara dunia yang mungkin dicapai dengan adanya powertrain baru.

Lucas Di Grassi, Audi Sport ABT Schaeffler, Audi e-tron FE07

Foto oleh: Andrew Ferraro / Motorsport Images

FE akhirnya mendapat cap kejuaraan dunia dari Federasi Otomotif Internasional (FIA) setelah enam musim bergulir. Pastinya, keputusan ini meningkatkan gengsi kompetisi tersebut.

Tentu saja, keputusan tersebut membuat 12 tim dan 24 pembalap berlomba untuk menyandang titel juara dunia untuk pertama kalinya.

Audi, tim tersukses, yang mengirim pembalapnya ke podium 43 kali tentu berhasrat jadi penguasa lagi. Mereka sudah pernah berada di posisi puncak musim 2016-2017 usai Lucas di Grassi menyegel juara dunia. Namun, rapor mereka mengalami penurunan hingga terpuruk di peringkat keenam pada edisi 2019-2020.

Tim tersebut melakukan perubahan demi menuntaskan misi musim 2020-2021. Powertrain terbaru, Audi e-tron FE07, dipasang. Lucas di Grassi ditandemkan dengan Rene Rast di kursi pembalap.

Baca Juga:

Managing Director of Audi Sport GmbH, yang bertanggung jawab untuk Audi Motorsport, Julius Seebach, membenarkan target ambisius tim. Mereka mengakhiri partisipasi di Formula E karena ingin fokus ke Reli Dakar.

“Kami datang setiap musim dengan tujuan jelas, memenangi balapan. Kali ini, persiapan bahkan lebih intensif dari sebelumnya. Kami mengembangkan drive train baru sendiri dan menyempurnakan struktur tim secara keseluruhan dan semua detail lagi,” katanya.

Prinsipal tim, Allan McNish, memastikan bahwa semua dalam tim termotivasi bekerja secara maksimal.

“Setiap orang dalam tim ini penuh energi dan gairah membuat musim ini sangat sukses. Kami punya ambisi hebat, tapi juga respek. Persaingan lebih sengit daripada tahun sebelumnya,” ucapnya.

Balapan pembuka di Diriyah, Arab Saudi, merupakan salah satu momen kunci untuk menentukan bagaimana mereka akan mengarungi musim depan.

“Tentu kami punya kesan tersendiri terhadap sesi tes di Valencia. Tapi kami akan mengetahui keseimbangan yang sesungguhnya pada powertrain musim ini, ketika kami meninggalkan paddock, Sabtu malam. Antisipasi seperti ini selalu membuat pembuka musim sangat menyenangkan,” di Grassi yang memenangi 32 podium dan 796 poin, menjelaskan.

Rena Rast pun tak mau kalah antusias. Juara DTM tiga kali tersebut bakal melakoni seri FE secara penuh. Sejatinya, musim lalu, ia sudah mencoba melaju pada enam seri e-prix Berlin. Pembalap Jerman itu berhasil finis di urutan ketiga.

“Kami telah melakukan uji coba berkali-kali dalam beberapa bulan terakhir dan menghabiskan berjam-jam di simulator. Sekarang, saatnya untuk kompetisi berada di trek tepat,” Rast menambahkan.

McNish berkomentar, “Meski Rene masih tergolong rookie di Formula E, pengalaman dari Berlin pasti membantunya.”

Virgin merupakan tim pelanggan yang mencari poin dengan e-tron FE07 milik Audi. Mereka mengirimkan dua pembalapnya, Nick Cassidy dan Robin Frijns.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Porsche Bidik Banyak Kemenangan di Tahun Kedua Formula E
Artikel berikutnya Mahindra Racing Jelaskan Posisi Tiga Sponsor Baru

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia