Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Techeetah: Tidak ada balapan seperti Formula E

Team Principal Techeetah, Mark Preston, merasakan beberapa hal dalam kejuaraan FIA Formula E tidak ada di balapan lain.

Press conference with Mark Preston, Techeetah Team Principal

Foto oleh: Alastair Staley / Motorsport Images

Jelang dua ronde terakhir FE di New York, Techeetah berada di puncak klasemen tim dengan 219 poin Kedua pembalapnya, Jean-Eric Vergne dan Andre Lotterer, masing-masing berada di posisi pertama dan kedelapan klasemen pembalap.

Hingga ronde ke-10 di Zurich, Vergne tampil apik dengan tiga kemenangan di Santiago, Punta del Este, dan Paris. Rival terdekatnya, Sam Bird, membukukan dua podium teratas di Hong Kong (ronde 1) dan Roma.

Saat ditanya mengenai performa Techeetah musim ini, Preston mengaku tidak menyangka bisa tampil apik pada 2017/2018. Musim lalu, tim besutannya hanya mampu finis kelima klasemen akhir tim Formula E.

“Jika Anda bertanya di awal musim apakah kami bisa seperti saat ini, saya pasti menjawab tidak.” ungkap Preston. “Senang melihat tim berkembang sejak musim ketiga.

“Musim yang menarik bagi kami. Kurang dari setahun lalu, kami hanya berada di posisi kelima klasemen akhir. Hari ini, dengan perangkat sama yang dikembangkan Renault, kami mampu melenggang di depan, memuncaki klasemen tim dan pembalap.”

Mark Preston, Team Principal Techeetah
 Mark Preston, Jean-Eric Vergne, Techeetah, Andre Lotterer, Techeetah
Konferensi pers ePrix Santiago
Konferensi pers ePrix Santiago
Mark Preston dalam Konferensi pers ePrix Santiago
Jean-Eric Vergne, Techeetah
Jean-Eric Vergne, Techeetah
Jean-Eric Vergne, Techeetah
Jean-Eric Vergne, Techeetah
Jean-Eric Vergne, Techeetah
10

Preston juga tidak melupakan jasa kedua pembalapnya, Vergne dan Lotterer. Konsistensi juara ePrix Paris sepanjang musim keempat gelaran balap elektrik tersebut menjadi salah satu faktor penting kesuksesan tim asal Tiongkok tersebut.

Untuk Lotterer, meski baru tampil perdana di Formula E, Preston melihat peningkatan performa eks kampiun Super GT tersebut. Ia mampu finis kedua, berdampingan dengan Vergne di ePrix Santiago.

“Saya rasa Andre sempat kaget betapa sulitnya balapan ini,” papar Preston. “Kini dia telah tampil lebih baik, dengan hasil maksimalnya di Santiago, bahkan menembus babak superpole.

“Saya yakin ia mampu sejajar dengan JEV musim kelima nanti, Mereka sama-sama pernah finis lima besar, dan sama-sama pernah masuk babak akhir kualifikasi.”

Mantan mekanik Arrows F1 tersebut merasa ada beberapa hal berbeda saat ia masih berkarier di Formula 1, terutama dalam pengembangan mobil.

“Saya rasa situasi seperti ini tidak ada di balapan lain,” tukasnya. “Saat di F1, cukup sering tim pelanggan tertinggal jauh dari tim utama dalam hal pengembangan.

“Namun di Formula E, seluruh tim mendapat perlakuan sama sejak awal musim. Kami sebagai tim pelanggan mendapat spek perangkat persis seperti tim Renault pabrikan. Perbedaan utamanya tinggal di pembalap serta strategi tiap tim.”

Cek jadwal lengkap dua ronde terakhir Formula E di sini!

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bird: Perubahan layout New York persulit raih gelar
Artikel berikutnya ePrix New York: Buemi Pole, Vergne-Bird tercecer

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia