Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Kolom Presley: Bangkit dari bahan tertawaan

Dalam kolom pertamanya di Motorsport.com, Presley Martono menjelaskan perjuangannya pada 2017 yang penuh tantangan termasuk ketika dirinya sempat menjadi bahan tertawaan di paddock.

Presley Martono, Mark Burdett Motorsport

Presley Martono, Mark Burdett Motorsport

Dutch Photo Agency

Presley Martono di garasi Sentul International Circuit
Presley Martono di garasi Sentul International Circuit

Foto oleh: Aditya Gagat / Motorsport.com Indonesia

2017. Ini telah menjadi tahun yang sulit... sangat sulit. Tidak banyak orang tahu apa artinya tahun yang berat sampai Anda benar-benar menjalaninya. Ini bukan hanya sekedar tidak meraih hasil yang telah Anda canangkan, tapi juga dampak untuk mental dan fisik Anda dari 23 balapan yang panjang dan melelahkan di Eropa musim ini. Saya pun harus berada di belahan dunia lain dan pulang-pergi ke Indonesia.

Peraih juara umum F4/SEA: Presley Martono (INA)
Peraih juara umum F4/SEA musim perdana: Presley Martono

Tahun ini tidak berjalan dengan kondisi terbaik. Sesaat setelah meraih gelar FIA Formula 4 South East Asia Championship Januari silam, kami awalnya ingin berkompetisi di F4 Jerman atau Italia dan telah berbicara dengan sejumlah tim. Namun, akhirnya kami memutuskan untuk membawa karier balap saya ke langkah selanjutnya, kami harus menemukan kejuaraan yang memungkinkan saya untuk belajar dan berkembang.

Naik kelas

Julia Pankiewicz dan Presley Martono
Julia Pankiewicz dan Presley Martono di tim Mark Burdett Motorsport

Tidak pernah mudah untuk mendapatkan kursi di tim manapun dalam ajang Formula Renault 2.0 Eurocup. Khususnya musim lalu, itu adalah kejuaraan junior yang paling diminati di dunia. Beruntung dengan bantuan Renault dan ayah saya, kami dapat mengikuti kejuaraan bersama Mark Burdett pada akhir Februari.

Presley Martono, Mark Burdett Motorsport
Presley Martono memimpin rombongan di Pau

Membuat keputusan untuk melangkah ke Formula Renault 2.0 memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungannya adalah saya dapat berkompetisi di banyak trek Formula 1 di seluruh dunia, termasuk sirkuit jalanan Monako yang bersejarah, menjalani 10 ronde, dan bertarung melawan yang terbaik dari kelompok usia saya. Kerugiannya adalah karena tes yang terbatas setelah masa pelarangan pada Desember, saya tidak dapat melakukan tes pada musim dingin seperti pembalap lainnya.

Terlepas dari semua kekacauan ini, Mark Burdett Motorsport melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam memberikan pengarahan dan mengembangkan saya untuk siap pada balapan pertama lewat enam hari tes pramusim.

Segalanya terlihat cukup positif dengan kemajuan yang saya buat dalam waktu yang singkat. Pada dasarnya, saya harus melakukan kursus kilat untuk mobil Formula Renault 2.0 yang menurut banyak orang merupakan mobil yang sangat sulit untuk benar-benar nyaman di dalamnya.

Debut yang sulit di Formula Renault 2.0 Eurocup

Presley Martono, Mark Burdett Motorsport
Presley Martono memimpin rombongan di Monako

Musim dimulai dengan baik pada ronde pertama di Monza, saya memiliki laju yang sangat baik di balapan. Dan begitu juga di Silverstone, di mana saya finis kesepuluh pada balapan kedua dan meraih poin pertama saya di awal musim.

Saya sangat bersemangat bersama tim, dan seperti pembalap lainnya yang tidak berpengalaman, atau pembalap yang belum sepenuhnya dewasa, saya berpikir: 'Jika saya dapat meraih poin di ronde kedua, kita pun akan bertarung untuk podium pada akhir tahun!'. Saya tidak tahu bahwa situasi ternyata memburuk sejak saat itu!

Pau dan Monako cukup baik dan biasa-biasa saja karena saya dapat finis di posisi 15 besar. namun setelah jeda singkat tengah musim usai, seluruh bagian dari tim dan saya kesulitan untuk meraih hasil kualifikasi baik yang menghambat balapan kami. Itulah masalah utamanya sepanjang tahun: Kualifikasi.

Presley Martono memimpin rekan setim, Julia Pankiewicz, Mark Burdett Motorsport
Presley Martono memimpin rekan setim, Julia Pankiewicz

Saya bisa terus dan terus berbicara tentang setiap balapan dan semua masalah yang kami hadapi, tapi singkatnya, saya tidak mencetak satu poin pun di sepanjang sisa musim Eurocup 2017. Mark Burdett adalah satu-satunya dari sembilan tim Eurocup yang menurunkan dua pembalap, saya membahas ini karena di sepanjang musim saya harus berperan sebagai pembalap pertama.

Sulit bagi saya karena saya bukan yang paling berpengalaman, jadi saya sering tersesat dengan setelan mobil dan menuju ke arah yang salah. Kami menunjukkan secercah harapan karena kami selalu memiliki laju balapan yang luar biasa, tapi bukan saat kualifikasi.

Presley Martono
Presley Martono memenangi balapan CIK-FIA European KFJ: Inggris Raya, 2015

Jika Anda melihat ke belakang, Eurocup tahun ini adalah musim terburuk (dari segi hasil akhir) di karier saya. Hal yang sulit adalah saya tidak terbiasa untuk benar-benar berada di rombongan belakang. Saya terbiasa menjadi penantang titel dalam semua kejuaraan yang saya ikuti, seperti saat karting, ketika saya berkompetisi di kejuaraan Eropa.

Saya sangat kesulitan menemukan motivasi setelah dua pertiga musim selesai. Saya mulai merasa, mungkin inilah saya. Saya tahu saya bagus... semua orang di Eurocup bagus, terlepas apakah Anda di posisi terakhir atau pertama. Memang sekompetitif itu, tapi mungkin saya tidak cukup bagus.

Menjadi bahan tertawaan

Presley Martono, Mark Burdett Motorsport
Presley Martono

Sepanjang tahun ini, banyak orang memberi tahu saya bahwa saya juga menjadi bahan tertawaan di paddock. Jika Anda menyebut nama saya, kebanyakan orang akan mengasosiasikannya dengan "menabrak" atau "pembalap hobi". Secara mental, itu sulit, dan apa yang kebanyakan orang tidak pahami adalah kebanyakan pembalap junior berumur 16-18 tahun.

Anak-anak remaja di seluruh dunia fokus pada sekolah, berpesta, atau melakukan apapun sedangkan kami di sini, berkorban dalam perjuangan kami untuk menjadi pembalap Formula 1, sesuatu yang bahkan tidak akan menjamin masa depan dan hanya memiliki peluang 1/10.000.

Saya mulai berpikir jika akhirnya seperti ini (saya tidak memiliki apa yang diperlukan), mengapa harus repot membuang-buang waktu dari 2008? Saya hanya harus fokus untuk meraih nilai yang bagus di sekolah seperti remaja lainnya, mencoba masuk universitas top, dan menjadi sukses di dunia nyata.

Namun, ini bukan tentang itu. Motorsport adalah olahraga termahal di dunia. Kami mengorbankan ratusan ribu hingga jutaan euro untuk bisa berlomba... dan jika Anda tidak bisa mencapai impian Anda? Untuk apa?

Bagi saya, saya menjadi orang yang lebih baik, lebih dewasa, mengerti bahwa banyak hal memerlukan waktu. Saya bisa berkeliling dunia (sesuatu yang sering dianggap biasa dan kurang disyukuri oleh para pembalap), saya membangun kekuatan bekerja keras, ketekunan, dan yang paling penting, saya mengerti semua yang terjadi ada alasannya.

Tidak akan menyerah

Presley Martono
Presley Martono MRF Challenge ronde Dubai

Balapan telah membentuk karakter saya, membuat saya memiliki kemampuan mental yang lebih tinggi dibanding remaja yang bukan seorang atlet.

Saya sebenarnya memiliki apa yang diperlukan. Saya tahu saya memilikinya, saya telah melangkah terlalu jauh untuk tidak memiliki apa yang diperlukan, ini hanya membutuhkan waktu.

Seorang juara tidak tercipta dalam satu malam, perlu kombinasi ketekunan, dedikasi, kesabaran, dan tentu saja talenta. Sekarang, tidak ada gunanya menyerah.

Saya beruntung dikelilingi oleh lingkaran kecil keluarga dan teman-teman yang 100% percaya kepada saya. Dan lebih penting sekarang daripada sebelumnya, saya harus percaya pada diri saya sendiri. Saya tidak tahu apakah kalian semua religius atau tidak, tapi apa yang saya alami tahun ini, itu hanya cara Tuhan memberi tahu saya bahwa saya hampir berhasil.

Presley Martono memimpin di Race 4
Presley Martono memimpin Race 4 MRF Challenge di Dubai Autodrome

Saya menantikan off season yang dipenuhi kerja yang lebih keras dari sebelumnya. Kegigihan adalah kunci, jika Anda benar-benar menginginkan sesuatu, Anda perlu berusaha dan memberikan 110% apapun hasilnya nanti, sehingga saat Anda melihat ke belakang, Anda bisa mengatakan Anda benar-benar sudah memberikan segalanya. Saya pun mencanangkan target di musim dingin ini untuk menjadi juara umum MRF Challenge.

Terima kasih

Pemenang Race 4, Presley Martono, di Parc Ferme.
Presley Martono memeluk ibundanya di Parc Ferme setelah menjuarai Race 4 MRF Challenge di Dubai Autodrome

Terima kasih untuk Mark Burdett. Terima kasih, Mark, Andy, Robbie, Jack, George, Chris, dan juga rekan satu tim saya, Julia. Saya bisa katakan, kami sebagai tim menghadapi banyak pasang surut sepanjang musim ini. Tapi satu hal yang bisa saya katakan tentang kalian adalah, kalian semua profesional dan gigih, dan seperti saya, kalian semua ingin menang.

Terima kasih juga kepada semua pembalap Eurocup. Dalam hal balapan, kalian semua telah membuat saya mengeluarkan yang terbaik dari diri saya setiap saat, dan membuat saya berkembang dan menjadi lebih baik sebagai seorang pembalap.

Dan terima kasih kepada keluarga dan teman saya. Terima kasih kepada Ayah dan Ibu saya, tanpa kalian, mimpi dan kehidupan saya ini tidak mungkin terjadi. Dari kepercayaan 100% kepada saya dan dukungan yang diberikan, itu tidak dapat dibandingkan dengan apapun.

Seluruh keluarga saya: Oma, Opa, dan teman-teman saya, diantaranya: Aga, Sena, Adan, Kenisha, Kelly, Dolly, Barri, dan yang lainnya. Terima kasih telah selalu mendorong dan mempercayai saya.

Seperti yang saya katakan, saya akan kembali, lebih kuat dari sebelumnya.

Presley Martono

Catatan: Kolom ini ditulis sebelum Presley menjuarai balapan MRF Challenge pertamanya di Dubai sehingga bisa dikatakan ia telah menepati janjinya untuk tampil lebih kuat dari sebelumnya.

Pemenang Race 4: Presley Martono

Pemenang Race 4: Presley Martono

Foto oleh: Presley Martono Media

Pemenang Race 4: Presley Martono

Pemenang Race 4: Presley Martono

Foto oleh: Presley Martono Media

Pemenang Race 4, Presley Martono; Peringkat kedua, Felipe Drugovich; Peringkat ketiga, Rinus van Kalmthout

Pemenang Race 4, Presley Martono; Peringkat kedua, Felipe Drugovich; Peringkat ketiga, Rinus van Kalmthout

Pemenang Race 4, Presley Martono; Peringkat kedua, Felipe Drugovich; Peringkat ketiga, Rinus van Kalmthout

Pemenang Race 4, Presley Martono; Peringkat kedua, Felipe Drugovich; Peringkat ketiga, Rinus van Kalmthout

Pemenang Race 4, Presley Martono

Pemenang Race 4, Presley Martono

Presley Martono

Presley Martono

Foto oleh: Erik Junius

Presley Martono

Presley Martono

Foto oleh: Presley Martono Media

Presley Martono memimpin di Race 4

Presley Martono memimpin di Race 4

8

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Eurocup Spa: Kabut tebal, Race 1 berjalan prematur
Artikel berikutnya AFR Zhuhai: Perdana Minang menang perdana

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia