Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Dani Pedrosa Temukan Banyak Kelemahan Saat Balap Mobil

Dani Pedrosa tak berhenti mencari tantangan. Karena penasaran menguji kemampuan di balik kemudi, ia pun mencicipi Lamborghini Super Trofeo Eropa.

#29 Rexal FFF Racing, Lamborghini Super Trofeo Evo2: Daniel Pedrosa, Antonin Borga

Foto oleh: Lamborghini Super Trofeo

Pembalap Rexal FFF Racing Team tersebut merupakan salah satu dari tiga pensiunan rider MotoGP yang serius menyeberang ke balap mobil tahun ini. Sebelumnya, ada Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.

Keinginan Pedrosa tentu sudah mendapat restu dari KTM, yang mempekerjakannya sebagai pembalap tes. Dengan syarat, ketika ada kalender bentrok, pabrikan Austria itu harus diprioritaskan.

Kepada El Pais, pria yang tiga kali nyaris jadi juara MotoGP itu mengemukakan alasannya memberanikan diri pindah jalur.

“Ketika saya balapan di atas motor, saya tidak mau punya dua lomba di saat bersamaan. Sekarang, kalender tidak bertabrakan sehingga saya bisa melakukannya,” ujarnya.

“Tapi sejak lama, saya ingin tahu di mana level saya dalam balap mobil. Karena hampir, hampir, Anda menghilangkan masalah dengan keselamatan. Karena dengan motor, saya tahu kala itu relatif rapuh dan saya bisa jatuh berkali-kali dalam satu tahun.

“Saya harus tahu bagaimana mengelola grip, ban, jika ada beberapa tikungan di satu sisi yang banyak mengambil momentum dan kegilaan untuk keluar serta melakukannya. Sebaliknya Marc Marquez contohnya, yang menyingkir dari jalannya.

“Jadi saya selalu penasaran apa yang terjadi kalau saya tidak punya kekurangan ini atau ini di benak saya. Meski benar, itu tidak bisa terjadi kepada Anda sebanyak di motor. Itu bisa merusak mobil dan akhir pekan tamat. Karena itu, Anda berusaha tidak membuat kesalahan supaya tidak menabrak dinding.

Baca Juga:

“Kalau Anda tidak mencoba mendorong hingga batas, butuh waktu lama untuk belajar. Satu atau dua kesalahan akan sangat mahal, tapi otak Anda mengerti apa yang terjadi pada Anda dan dari sana Anda beradaptasi dan terus mengebut.”

Pedrosa dalam periode belajar yang cukup sulit. Wajar saja, dia bergelut di ajang balap motor elite sebagai rider selama 14 tahun. Pria yang kini tinggal di Swiss itu menjadi pembalap tes dan cadangan sejak 2015.

Pedrosa mengaku menemukan kelemahan di berbagai aspek, mulai dari ban hingga cara mengemudi.

“DI sini tidak ada pemanasan ban. Anda harus keluar dengan ban dingin. Ketika mereka telah digunakan, maka lebih mudah. Ketika mereka baru, sangat mudah berbelok,” ujarnya.

“Di sini, untungnya, dengan panas ini, hal itu tak jadi masalah. Bagi saya, perbedaan paling sulit dikelola adalah pedal. Cara Anda mengerem dan menarik gas. Saya mengerem sangat halur dan saya telat menginjak gas. Saya melihat orang-orang mengerem keras dan menginjak gas dua detik sebelum saya.

“Juga transfer berat. Kemudi, arah, tidak rumit. Dengan mobil lebih berat dan kadang dengan kemudi, saya rasa terlalu berlebihan.

“Saya ingin belok, tapi mobil punya banyak inersia. Saat Anda mengerem sambil belok, mobil banyak bergerak dan saya membuat kesalahan. Saya kehilangan kontrol terhadap apa yang ingin saya lakukan.”

Dani Pedrosa, Red Bull KTM Factory Racing

Dani Pedrosa, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya 5 Hal Menarik soal Ifan 'Mbahpedia' Ramadhana
Artikel berikutnya Obrolan Garasi #3: Demas Agil Pembalap Mobil Serba Bisa

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia