Kejuaraan Balap Dunia yang Diharapkan Bisa Kembali ke Indonesia
Pencinta olahraga balap Indonesia antusias menyambut kembalinya World Superbike (WSBK) dan MotoGP. Namun, tidak banyak yang tahu Indonesia pernah menggelar sejumlah ajang balap bergengsi.
Carlos Sainz, Luis Moya, Ford Escort WRC
Sutton Images
Angin segar menghampiri Indonesia saat dipercaya menggelar balapan penutup WSBK di Pertamina Mandalika International Street Circuit, 20-21 November mendatang. Ini akan menjadi kali pertama WSBK kembali ke Indonesia dalam 24 tahun terakhir!
Kegembiraan pencinta balap Indonesia akan semakin lengkap karena rencananya sirkuit di Lombok, Nusa Tenggara Barat, tersebut juga disiapkan untuk menggelar MotoGP pada Maret 2022 mendatang. Tentu ini sebuah terobosan luar biasa dari banyak pihak.
Indonesia sebetulnya sudah tidak asing dengan gelaran balap kelas dunia. Pada era awal hingga akhir 1990-an, berbagai seri kejuaraan dunia mampir ke Tanah Air. Kebetulan, dua di antaranya saat itu digelar di Sirkuit Internasional Sentul.
Pada era 1990-an, kondisi di Indonesia memang kondusif untuk perkembangan olahraga bermotor. Berbagai sarana untuk balap seperti sirkuit saat itu sangat banyak. Kendati memang tidak semua berstandar internasional.
Namun, sejak krisis moneter melanda dunia menjelang akhir 1990-an, sulit bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah kejuaraan balap dunia. Masalah ekonomi membuat semua pemangku kepentingan olahraga balap di Tanah Air kesulitan untuk melobi induk organisasi balap dunia, FIA (roda empat) dan FIM (roda dua).
Kendati begitu, saat ini paling tidak IMI, otoritas balap, dan para pelaku olahraga ini, bisa mulai merintis kembali jalan untuk mendatangkan berbagai ajang balap dunia.
Berikut Motorsport.com Indonesia merangkum beberapa kejuaraan dunia yang pernah digelar di Tanah Air dan sebagian besar sudah sangat dirindukan untuk kembali digelar. Dengan antusiasme saat ini, bukan tak mungkin pula ajang-ajang ini bisa terlaksana di masa depan.
Reli Indonesia, 1996 dan 1997
Medan boleh berbangga karena FIA pernah memasukkan Reli Indonesia dalam kalender Kejuaraan Reli Dunia (WRC) pada 1996 dan 1997.
Hampir seluruh pereli top saat itu seperti Colin McRae, Carlos Sainz, Tommi Makinen, Didier Auriol, hingga Juha Kankkunen, turun berlaga pada di lintasan gravel basah di perkebunan kelapa sawit di Serdang Bedagai dan sekitar Danau Toba.
Carlos Sainz menyapu bersih kemenangan di dua Reli Indonesia masing-masing di atas Ford Escort RS Cosworth pada 1996 (foto utama) dan Ford Escort WRC pada 1997, saat kali pertama mobil spesifikasi World Rally Car (WRC) diperkenalkan.
World Superbike, 1994-1997
Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team, Michael Ruben Rinaldi, Aruba.It Racing - Ducati, Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK, usai start Race 2 WSBK Catalunya 2021. Indonesia tercatat empat kali menggelar WSBK pada 1994-1997.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Sirkuit Internasional Sentul pada awalnya didesain untuk Formula 1 (F1). Saat itu, Sentul yang pertama mencoba untuk menjadi alternatif Jepang sebagai tuan rumah F1. Sentul akhirnya dibangun sepanjang 3,965 km atau 40% lebih pendek daripada rencana semula.
Digagas Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), dengan konstruksi dimulai pada 1990, Sentul dibuka pada Agustus 1993 oleh Presiden RI saat itu Soeharto. World Superbike yang baru resmi berstatus kejuaraan dunia pada 1988, menjadi ajang kelas dunia pertama yang digelar di Sentul pada 1994.
Jamie Whitham dan Carl Fogarty memenangi dua race pada 1994. Setahun berikutnya, Fogarty dan Aaron Slight masing-masing menguasai Race 1 dan 2. John Kocinski menyapu bersih dua race WSBK Indonesia pada 1996. Terakhir, 1997, Kocinski dan Fogarty berhasil naik podium utama.
Kejuaraan Dunia Balap Motor, 1996 dan 1997
Tahun 1996 dan 1997 bisa dibilang menjadi tahun keemasan insan otomotif Indonesia. Bagaimana tidak? Selain WRC dan WSBK, pada kedua tahun tersebut Kejuaraan Dunia Balap Motor juga mempercayakan Sentul sebagai tuan rumah salah satu putarannya.
Sentul menjadi balapan kedua pada Kejuaraan Dunia Balap Motor 1996. Mick Doohan (Honda) dan Tetsuya Harada (Yamaha) tampil sempurna di kelas masing-masing saat itu. Adapun podium utama kelas 125cc (Moto3) direbut Haruchika Aoki (Honda).
Dua pembalap Indonesia, Petrus Canisius dan Ahmad Jayadi yang menggeber Yamaha, mendapatkan wildcard kelas 125cc pada 1996. Petrus finis di P20 setelah start dari grid 31. Ahmad Jayadi finis di P21 seusai memulai balapan dari posisi ke-30.
Podium kelas 500cc GP Indonesia 1996 di Sirkuit Sentul: pemenang Mick Doohan (tengah), posisi kedua Loris Capirossi (kiri), dan peringkat ketiga Alex Barros.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Setahun berikutnya, Sentul menjadi balapan ke-14 dari 15 di Kejuaraan Dunia Balap Motor 1997. Tadayuki Okada (Honda) menjadi yang tercepat di kelas 500cc, Max Biaggi (Honda) di 250cc, dan Valentino Rossi (Aprilia) di 125cc.
Empat pembalap Indonesia juga turun dengan fasilitas wildcard di kelas 125cc ini, yakni Rudi Arianto (Yamaha), Irvan Octavianus (Yamaha), Ahmad Jayadi (Yamaha), dan Nasrul Arif (Honda). Namun, tidak satu pun dari mereka yang mampu finis.
Kejuaraan Dunia Motocross, 2017-2019
Kejuaraan Dunia Motocross, dengan kelas utamanya MXGP, akhirnya kembali ke Indonesia pada 2017 sejak terakhir digelar di Tanah Air pada 1997. Pangkal Pinang, Bangka Belitung, dipercaya menjadi tuan rumah lomba kedua musim tersebut.
Shaun Simpson (Yamaha) menjadi yang terbaik di kelas MXGP sedangkan di kategori MX2, Jeremy Seewer menjadi pemenang GP. Race 2 kelas MXGP saat itu dibatalkan karena cuaca buruk sehingga trek menjadi tidak layak.
Sejumlah kroser Indonesia seperti Asep Lukman, Ivan Harry,Hilman Maksum, Farhan Fahroedji, dan Aldi Lazaroni, juga turun di Pangkal Pinang saat itu.
Kroser Honda, Mitch Evans saat turun di MXGP Palembang 2019.
Foto oleh: Infront Moto Racing
Pada 2018, Indonesia malah dua kali menjadi tuan rumah. Selain Pangkal Pinang, Semarang juga menggelar seri MXGP saat itu. Jeffrey Herlings (KTM) menguasai kedua lomba di kelas MXGP. Di MX2, Calvin Vlaanderen (Honda) menjadi yang terbaik di Pangkal Pinang dan Jorge Prado (KTM) di Semarang.
Setahun kemudian, Tim Gajser (Honda) menguasai kelas tertinggi MXGP of Indonesia di Palembang dan MXGP of Asia di Semarang. Hal yang sama dilakukan Prado di kategori MX2.
Pada 2020 lalu, Indonesia tidak masuk kalender karena pandemi Covid-19. Tahun ini, ini sedianya Indonesia dijadwalkan menggelar dua balapan: MXGP Asia pada 28 November di Borobudur dan MXGP Bali pada 5 Desember.
Namun, kedua putaran yang dijadwalkan menjadi penutup MXGP 2021 itu pun akhirnya dibatalkan. Dalam revisi kalender yang dikeluarkan Infront Moto Racing selaku promotor, awal September lalu, seri di Indonesia dibatalkan karena adanya pembatasan perjalanan internasional akibat Covid-19. Kedua lomba tersebut ditunda sampai tahun depan.
A1 Grand Prix 2005/2006, 2006/2007
Balap mobil formula antarnegara, A1 Grand Prix juga sempat menyambangi Indonesia. Balapan satu merek sasis (Lola), mesin (Zytek), dan ban (Cooper) itu menjadikan Sentul sebagai salah satu lokasi lomba pada dua musim pertamanya.
Pada 2005/2006, Sprint Race dimenangi Tim Prancis (Nicholas Lapierre) sedangkan Feature Race dikuasai Tim Kanada (Sean McIntosh). Tim Indonesia yang saat itu diwakili Ananda Mikola masing-masing finis P11 dan P14 kedua lomba tersebut di Sentul.
Setahun berikutnya, Tim Selandia Baru (Jonny Reid) menyapu bersih Sprint dan Feature Race di Sentul. Sementara, Ananda Mikola finis P14 dan P11.
Dua musim berikutnya, 2007/2008 dan 2008/2009, Indonesia tidak lagi menjadi tuan rumah A1 Grand Prix. Ajang itu sendiri akhirnya berhenti saat akan memulai musim 2009/2010 karena masalah finansial.
Nico Hulkenberg yang mewakili Tim A1 Jerman saat turun di Sirkuit Zandvoort, Belanda pada A1 2006/2007.
Foto oleh: A1GP
Selain sederet kejuaraan level dunia di atas, Indonesia sudah tidak terhitung berapa kali mampu menggelar ajang kelas regional bergengsi.
Kejuaraan Reli Asia Pasifik (APRC), event yang biasa dipakai pereli muda untuk “berlatih skill” di medan gravel, sangat sering digelar di Indonesia antara 1989-1997, 2000, 2005-2009.
Itu belum termasuk sejumlah ajang “tidak resmi” karena tak diakui otoritas tertinggi olahraga balap dunia. Sebut saja lomba off-road ekstrem, Camel Trophy, yang tercatat beberapa kali digelar di Indonesia, yakni Sumatra (1981), Borneo/Kalimantan (1985, 1996), dan Sulawesi (1988).
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments