Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Saat Menggelar Formula 1 seperti Mengelola Konser Coldplay

Berkaca pada sukses F1 GP Amerika Serikat yang mampu mencatat rekor 400 ribu penonton, GP Meksiko pada akhir pekan ini diyakini tidak akan jauh berbeda.

Motorsport Business

Covers any motorsport business related content

Tanda-tanda itu sudah mulai terlihat dengan habisnya terjualnya tiket untuk Grand Prix Meksiko yang akan digelar di Autodromo Hermanos Rodriguez, akhir pekan (5-7/11/2021) ini.

Performa impresif local hero, Sergio “Checo” Perez, memang tidak dimungkiri menjadi faktor utama antusiasme publik terhadap gelaran putaran ke-18 Kejuaraan Dunia Formula 1 2021 tersebut.

Checo kini menjelma menjadi salah satu pembalap yang selalu difavoritkan menang di setiap balapan. Hal itu tidak lepas dari tim dan mobil kompetitif yang diperkuatnya musim ini, Red Bull Racing Honda.

Untuk edisi #ThinkingForward, Motorsport.com berkesempatan mewawancarai promotor GP Meksiko Federico Gonzalez Compean terkait bisnis menggelar sebuah Grand Prix.

Juga soal bagaimana serial di Netflix, Drive to Survive, mampu menarik pencinta F1 baru, plus banyaknya kemiripan antara mengelola sebuah Grand Prix dengan menggelar konser band Coldplay atau penyanyi legendaris Madonna.   

Baca Juga:

Setahun lalu, sirkuit untuk GP Meksiko seolah membisu. Sejumlah bangunan utama seperti pit dan F1 Paddock Club dialihfungsikan sebagai rumah sakit darurat untuk merawat lebih dari 9.000 pasien Covid-19.

Tetapi, tahun ini semua berubah. GP Meksiko kembali dengan gebrakan luar biasa. Tiket habis terjual karena penggemar F1 ingin menjadi saksi dari duel perebutan gelar juara dunia antara Lewis Hamilton (Mercedes-AMG Petronas F1) dan Max Verstappen (Red Bull).

Tingginya minat penonton menyaksikan langsung GP Meksiko bisa dilihat dari penjualan tiket. Dari pemegang tiket GP Meksiko 2020 yang dibatalkan, hanya lima persen yang meminta uang mereka dikembalikan. Sisanya mempertahankan atau justru memesan untuk gelaran tahun ini.

Max Verstappen, Red Bull Racing dan Federico Gonzalez, Promotor GP Meksiko tampak berbincang serius dalam sebuah momen.

Max Verstappen, Red Bull Racing dan Federico Gonzalez, Promotor GP Meksiko tampak berbincang serius dalam sebuah momen.

Foto oleh: Manuel Goria / Motorsport Images

Status Checo juga menarik bagi pencinta F1 di Meksiko. Tahun 2020 lalu, ada periode saat fan sang pembalap tidak mengetahui akan ke mana Checo pergi setelah kontraknya di Racing Point tidak diperpanjang.

“Pada akhirnya ia mendapatkan tempat di Red Bull. Jadi, orang mulai antusias kembali. Performa Checo pun makin membaik dan lebih baik di setiap balapan. Dari situ, penjualan (utamanya tiket) terus naik,” kata Gonzalez.

Lebih jauh Gonzalez juga memahami karakter para penggemar fanatik F1 di Meksiko, yang selalu ingin mendapatkan posisi menonton terbaik di sirkuit. Namun, ia tidak menampik adanya sejumlah besar penggemar baru balap mobil paling bergengsi di dunia tersebut.

“Terima kasih untuk munculnya serial F1 di Netflix yang sudah membuat perubahan sangat besar bagi publik. Faktor lain tentu saja Checo, yang sudah menjadi pahlawan bagi Meksiko di F1,” tutur Gonzalez.

Beberapa waktu lalu, Formula One Group selaku promotor dan pemegang hak komersial F1 serta FIA selaku regulator, mengumumkan bakal ada 23 Grand Prix dalam kalender musim 2022. Dari situ terlihat adanya antusiasme tinggi dari sejumlah tempat untuk menjadi tuan rumah F1.

Yang luar biasa, sukses GP Amerika Serikat di Circuit of The Americas (COTA), Austin, ikut memicu habisnya tiket untuk Grand Prix Miami yang baru akan digelar pada Mei 2022 mendatang.

Gonzalez menjelaskan, dampak ekonomi dari menggelar Grand Prix bagi sebuah negara dan kota memang luar biasa.

“Nilai ekonomi yang didapat sebuah negara saat menggelar balap F1 mencapai US$700 juta (sekira Rp 10,04 triliun). Selain mampu menyerap hingga 9.000 tenaga kerja di setiap balapan, kami juga menciptakan sebuah value branch untuk Meksiko,” ucap Gonzalez.

“Tiga puluh persen dari transaksi perdagangan untuk balapan, datang dari luar Mexico City. Jadi, saya kira ini akan sangat bagus untuk pariwisata dan tenaga kerja.”

Alejandro Soberon, President dan CEO CIE Group serta Presiden Formula 1 GP Meksiko saat mendampingi Federico Gonzalez, General Director Formula 1 GP Meksiko.

Alejandro Soberon, President dan CEO CIE Group serta Presiden Formula 1 GP Meksiko saat mendampingi Federico Gonzalez, General Director Formula 1 GP Meksiko.

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Gonzalez dan timnya terlibat dalam bisnis menggelar Grand Prix dengan berbagai latar belakang. Ia sendiri dikenal sebagai produser pertunjukan seperti mementaskan drama musikal Lion King, Cirque de Soleil, dan sejumlah konser bergengsi lainnya.

Perusahaan yang dipimpinnya, CIE, adalah promotor pertunjukan ketiga terbesar di dunia yang mampu menjual 8 juta tiket pertunjukan setiap tahunnya.

Sebagai promotor pertunjukan hiburan kelas kakap, Gonzalez tentu memiliki pandangan dan analisis tersendiri terkait masa depan bisnis menggelar Grand Prix untuk lima sampai 10 tahun ke depan.

Federico Gonzalez, Promotor GP Meksiko dan Chase Carey, saat masih menjabat CEO Formula 1.

Federico Gonzalez, Promotor GP Meksiko dan Chase Carey, saat masih menjabat CEO Formula 1.

Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images

Menurut Gonzalez, orang-orang seperti dirinya sudah memiliki darah promotor. Naluri mereka adalah bagaimana menjual tiket sebanyak mungkin, bekerja keras untuk menyukseskan show biz ini dan biarkan pihak lain menjadi pemeran pertunjukan tersebut.

“Bagi kami, pelaku industri konser, teater, maupun hiburan lain, industri F1 berikut para pembalapnya, sama seperti di hiburan. Mereka adalah aktor, aktris, atau penyanyi. Bedanya hanya pada panggungnya,” tutur Gonzalez.

“Di GP Meksiko, panggung para pembalap adalah trek 4,3 km sedangkan di hiburan adalah panggung berukuran 20 meter dikali 10 meter dengan para penari dan lainnya. Tetapi secara esensial menurut saya sama saja.”

Federico Gonzalez Compean menambahkan, seorang promotor juga menjadi bagian dari penonton. Harus mampu ikut merasakan semua yang dialami penonton.

“Saya tidak bisa memberikan masukan untuk Checo, atau kepada Mercedes atau Ferrari. Kami bukan bagian dari industri tersebut. Sama seperti saat kami tidak bisa menentukan lagu apa yang akan dinyanyikan Madonna atau Coldplay untuk konser,” ucap Gonzalez.

“Kami tidak bisa memutuskan siapa yang mengemudikan mobil, namun dapat menciptakan suasana yang lengkap dan pengalaman yang benar-benar baru. Kami adalah bagian dari pengalaman pelanggan, orang-orang. Itulah tujuan utama kami.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya George Russell Tahu Batasan-batasan di Mercedes
Artikel berikutnya Alpine Perlu Tampil Lebih Baik untuk Ungguli AlphaTauri

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia