Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Special feature

Seberapa Kencang F1 dibanding Mobil Balap Kategori Lain?

Formula 1 mendapat sebutan sebagai jet darat karena kecepatannya yang luar biasa. Autosport membandingkan dengan mobil yang dipakai dalam kategori lain.

What's the fastest

Pada 2016, Autosport memulai proyek pemeringkatan berdasarkan waktu lap, untuk membuktikan klaim bahwa mobil LMP1 dari Kejuaraan Dunia Balap Ketahanan (WEC) lebih kencang daripada F1.

Rasa ingin tahu atas dua obyek pun meluas. Perbandingan juga dilakukan untuk GP2, IndyCar serta Super Formula Jepang. Berikut hasil pengamatan berdasarkan data musim 2021.

Bagaimana metodenya?

Titik awalnya adalah F1, kategori tercepat di dunia. Otomatis indeksnya 100.000, dengan segalanya diukur berdasarkan itu.

Waktu kualifiakasi tercepat dari setiap sirkuit sepanjang 2021 dikumpulkan. Pentig memperhitungkan waktu Q1, Q2 dan Q3. Langkah serupa juga dilakukan untuk kategori balap lainnya.

Yang pertama, dan terbesar, disebut kluster data berasal dari sirkuit di Eropa. Semua data statistik kejuaraan single seater dan sportscar dikumpulkan dari sana.

Trek terkemuka Eropa, seperti Barcelona, Paul Ricard, Red Bull Ring, Zandvoort, Monza dan Spa Francorchamps. Pada tingkat lebih rendah ada Hungaroring, Imola dan Portimao.

F1 GP Belgia di Spa, boleh dibilang sebuah kegagalan. Namun, dengan hati-hati, data tidak dibandingkan dalam kategori itu untuk Formula 1 saja. Sangat penting membuat perbandingan silang antara semunya, untuk meyakinkan bahwa tabel akurat.

Kendati demikian, ada banyak data yang berguna dari Spa. Ketika seri Eropa sudah selesai, masih ada ribuan angka yang harus diolah untuk menyelesaikan pekerjaan.

Banyaknya seri yang menggunakan sirkuit sama menjadi titik awal pengumpulan data

Banyaknya seri yang menggunakan sirkuit sama menjadi titik awal pengumpulan data

Foto oleh: Erik Junius

Dampak Covid-19

Pada 2016, engsel data juga didapatkan setelah menjelajah ke luar Eropa. Kunjungan F1 dan WEC di COTA dan Jepang sangat kritis untuk mengukur seri di Amerika bagian utaran dan Jepang, dibanding Eropa.

Covid-19 membuat beberapa balapan dibatalkan. Situasi merepotkan ini harus disiasati. Misalnya, ada F1 GP Amerika Serikat di COTA musim lalu, tapi IndyCar atau IMSA SportsCar tak digelar di sana.

Yang bisa diambil dari COTA adalah W Series dan F4 AS, Formula Regional Amerika yang dilangsungkan beberapa pekan kemudian, serta NASCAR Seri Piala dari musim semi. Tentu saja, data tersebut tidak cukup untuk melakukan pemeringkatan di seri utama Amerika Utara.

Penyelamat datang dengan Lamborghini Super Trofeo World Finals. Seri Amerika Utara menyambangi Misano untuk balapan di Eropa.

Dengan demikian, ada perbandingan ideal, terutama waktu kualifikasi Amerika Utara hanya 0,014 detik lebih lambat daripada Eropa. Dengan menempatkan seri Lambo Eropa pada akhir rantai data dari benua, bisa didapatkan indeks seakurat mungkin, lalu menerapkan indeks yang hampir identic dengan versi Amerika Utara dan bekerja mundur dari sana.

Dengan Super Trofeo Amerika Utara yang merupakan seri pendukung IMSA, Autosport mulai bekerja dengan IMSA GTD dan GT Le Mans, serta divisi prototipe (beberapa latihan bebas disertakan karena beberapa kelas pembalap amatir yang lolos kualifikasi).

Baca Juga:

Jadi diperoleh rentang data setelah menjelajah ke IndyCar, kejuaraan pendukung Road to Indy, seri open-wheel AS lain dan NASCAR (lewat balapan jalanan).

Situasi sangat sulit di Jepang. Sejak pandemi Covid-19, tidak ada satu pun balapan dari mancanegara, seperti F1, WEC maupun Suzuka 10 Hours Intercontinental GT yang hadir di sana.

Seri Jepang yang paling dekat dengan konsep F1 adalah Super Formula, jadi data dari 2019 (sebelum Covid-19) dijadikan basis dan dibandingkan dengan statistik 2021.

Ini memberikan tautan untuk Jepang. Super Formula Lights meyakinkan jalan yang ditempuh sudah tepat. Baik SFL dan Euroformula Open menggunakan Dallara 320, mobil yang diproduksi perusahaan Italia untuk mempertahankan filosofi penggemar single-seater soal F3 yang tepat.

Ban Yokohama yang digunakan dalam SFL diharapkan mirip dengan performa Michelins dari EFO, dan ternyata indeks SFL yang kami perhitungkan dalam 0,2 EFO. Hal ini membuat makin yakin untuk bekerja melalui kategori single-seater Jepang lain dan seri SUPER GT.

Lamborghini Super Trofeo World Finals di Misano memberi wawasan berharga untuk membandingkan Seri AS terhadap F1

Lamborghini Super Trofeo World Finals di Misano memberi wawasan berharga untuk membandingkan Seri AS terhadap F1

Foto oleh: Lamborghini Super Trofeo

Pionir terisolasi

Covid-19 atau tidak, Amerika Selatan dan Australia serta Selandia Baru selalu mengekspos masalah. Respons terhadap pandemi sangat menyulitkan untuk proyek ini.

Solusi F1 2019-2021 tidak bisa diterapkan seperti saat mengatasi problem Jepang. Suzuka merupakan sirkuit yang mewakili untuk membandingkan kategori, tapi Albert Park di Melbourne tidak karena ditemukan bahwa data sirkuit jalanan dari Eropa dan Amerika Utara memberikan pencilan dan dapat mengubah statistik.

Jadi tidak mudah melakukan metode serupa dengan putaran pendukung F1 Supercars Australia dari balapan 2019, seperti yang kami lakukan dengan Super Formula.

Kali ini, penyelamat adalah Bathurst 12 Hour dari Intercontinental GT Challenge yang berlangsung sesaat sebelum kuncitara. Seri itu hampir identik dengan GT World Challenge Eropa (Spa 24 Hours diperhitungkan), waktu pole dari balapan Bathurst dan kemudian menggunakan waktu Mount Panorama sebagai basis untuk indeks Aussie Supercars 2019.

Bathurst 12 Hour dipilih karena mendekati itu di akhir musim daripada awal tertunda musim 2020. Kemudian, mengatur statistik Supercars 2021 dibandingkan dengan 2019 (hampir identik).

Data Supercars 2019 juga berguna untuk Toyota Racing Series Selandia Baru. Seperti Bathurst 12 Hour, TRS 2020 selesai sebelum kuncitara dan kami dapat menghitung indeks berkat data dari Pukekohe, ditampilkan kalender Supercars 2019.

Itu memberi indeks TRS 2020 sebagian kecil dari Kejuaraan Eropa Regional Formula 2021 oleh Alpine, seperti yang diharapkan. TRS 2021, dengan Selandia Baru, tidak dapat diakses dan seri yang diperebutkan grid kecil pembalap lokal, menjatuhkan sedikit belakang yang setara di Eropa.

Di Amerika Selatan, satu-satunya sendi yang tersedia adalah Stock Car V8 Brasil ke Interlagos, jadi di sini didapat perbandingan dengan F1. Bagaimana dengan setara Super TC2000 Argentina? Di sini, seri TCR Amerika Selatan baru bersahabat.

Bisa dibandingkan putaran TCR Brasil dengan Stock Cars V8, dan ditemukan seri TCR turun tipis di belakang indeks untuk TCR Eropa. Itu seperti yang diharapkan.

Karena itu, didapatkan indeks untuk Super TC2000 berdasarkan pada perbandingan dengan TCR Amerika Selatan di Sirkuit Argentina.

Yang terakhir, Inggris. Beberapa tahun lalu, sebagian besar kejuaraan besar Eropa mengunjungi pantai ini. Kombinasi Covid-19 dan Brexit memangkas kenikmatan motorsport internasional ke GP Inggris (ditambah dukungan F2 dan W Series), GTWCE di sirkuit GP Brands dan NASCAR Seri Eropa di Brands Indy.

Untungnya, GB3 dan British GT berkelana ke Spa, tapi klaster data jauh lebih kecil untuk digunakan dalam seri utama Inggris daripada yang dimiliki enam tahun lalu.

Veteran F1 Rubens Barrichello sangat penting dalam seri Stock Car Brasil, satu dari segelintir kompetisi Amerika Selatan yang bisa dibandingkan dengan F1

Veteran F1 Rubens Barrichello sangat penting dalam seri Stock Car Brasil, satu dari segelintir kompetisi Amerika Selatan yang bisa dibandingkan dengan F1

Foto oleh: Duda Bairros

Pertanyaan listrik

Enam tahun lalu, Formula E masih sangat baru dan harus dijalani hanya waktu pengujian dari Donington karena tidak ada sirkuit jalanan oleh seri balap lain. Sekarang, ada data dari putaran penuh Monako, kecuali apa yang kami anggap sebagai keputusan yang didorong oleh ego untuk membuat perubahan kecil pada chicane pelabuhan untuk mencegah perbandingan langsung dengan kategori bensin.

Pernyataan dari paddock FE tentang mobil yang diperlambat ‘0,5-1 detik’ membuat kami pangkas 0,750 detik dari waktu kualifikasi tercepat FE Monako 2021, lalu dibandingkan dengan performa F1, F2, Formula Regional dan Porsche Supercup untuk menghasilkan indeks.

Seri mobil touring Pure ETCR 2021 membuat pusing, setidaknya karena World Touring Car Cup mengunjungi beberapa sirkuit yang digunakan kategori pada tabel kami. Yang dilakukan dengan WTCR adalah membandingkan dengan beberapa seri dari Hungaroring, dan melawan Euro NASCAR di Most.

Putaran Sochi tak berguna untuk dibandingkan dengan F1, F2 dan F3 karena cuaca buruk. WTCR keluar tepat di belakang formula NGTC.

Dengan diurutkan, didapatkan teka-teki Pure ETCR, dan di sini kami harus sangat imajinatif. Kami hanya memiliki Hungaroring dan Pau-Arnos untuk tujuan perbandingan, menggunakan data dari fase Time Triel daya tinggi dari setiap putaran.

Awal Time Trial pada sektor tiga, karena itu memanjang sektor satu pada data waktu. Namun, memungkinkan untuk menghitung waktu putaran nosional pada lap ‘konvensional’ dengan mempelajari waktu sektor terbaik dari lap high-power dan lower-power.

Seri Pure ETCR mengunjungi Hungaroring jadi satu dari sedikit peluang untuk membandingkan seri terhadap F1

Seri Pure ETCR mengunjungi Hungaroring jadi satu dari sedikit peluang untuk membandingkan seri terhadap F1

Foto oleh: Pure ETCR

Apa yang ditemukan

Pada 2016, Super Formula menang tipis untuk posisi kedua dalam tabel kami dengan indeks 105,708, dari IndyCar (106,014) dan Formula Renault 3.5 (110,674). Kali ini, Super Formula lebih rendah 113 (sangat nyaman, dengan 109,612).

Penyebabnya beragam. Pada survei sebelumnya, tim-tim IndyCar menggunakan perangkat aero buruk. Pengenalan perangkat aero universal untuk 2018 membuat mobil lebih cantik, tapi memperlambat sentuhannya.

Penggantian GP2 dengan Dallara Formula 2 baru pada 2019 melanjutkan tren kompetisi single-seater makin berat. Lihat juga Formula Regional daripada F3 dan Formula Renault yang lama.

Peluncuran Le Mans Hypercars pada 2021, untuk menggantikan LMP1 di divisi teratas balap ketahanan di depan LMP2. Akibatnya, kategori LMH tak hanya berada di belakang Prototipe Daytona IMSA (yang dihentikan pada akhir 2022), tapi keduanya kalah dari SUPER GT Jepang.

Kembali pada 2016, SUPER GT di belakang Indy Lights dan GP3 yang lama. Sekarang, melompat ke posisi kelima. Kejuaraan nasional GT di depan semua kelas prototipe unggulan dunia. Jepang, melakukannya dengan sangat baik, dengan pengenalan Dallara SF19 Super Formula untuk 2019 menggantikan SF14.

Alasan terbesar timbulnya jurang pemisah besar antara F1 dan mobil lain adalah F1 itu sendiri. Pada 2016, kami menggunakan data 2015 ketika turbo-hybrid masih dalam pengembangan.

Lebih jauh lagi, perubahan regulasi pada 2017 untuk mendorong mobil lebih kencang. Kala itu, F1 melompat ke depan dengan 2,913 persen. Kemajuan dalam tabel terlihat dari FE, yang mana telah menutup gap dengan F1.

Sisanya bisa dilihat dari tabel utama berikut. Sekarang, waktu untuk istirahat sebelum mengerjakan proyek serupa 2028.

Bagaimana setiap kategori motorsport dibandingkan

Seri Persen Waktu Lap - Menit Perbedaan Penjelasan
Formula 1 100 1m30s -

Aturan diubah pada 2017 untuk mendapatkan lompatan ke depan, memperlebar gap dengan lainnya

Super Formula 109.612 1m38.650s 8.65 Spek sasis Dallara, tapi beberapa kebebasan dalam pengembangan ditambah kompetisi mesin
IndyCar 113.315 1m41.983s 11.983 Kembalinya penggunaan perangkat aero universal menyebabkan kehilangan pace, tapi menyediakan penghematan biaya penting
FIA Formula 2 115.563 1m44.006s 14.006

Mobil baru untuk 2018 dan mesin turbo, tapi itu masih lebih lamban daripada GP2 sebelumnya

Super GT 118.372 1m46.534s 16.534

Seri favorit penggemar Jepang memiliki duel ban dan mobil rumit dengan pace masif

IMSA Daytona Prototype international 119.139 1m47.225s 17.225 Kompetisi level top Amerika Utara menggunakan platform LMP2 dan dibangun berdasarkan itu
WEC Le Mans Hypercar 119.386 1m47.447s 17.447 Kelas unggulan baru WEC lebih lamban daripada LMP1-persis seperti yang dimaksudkan
ELMS LMP2 120.779 1m48.701s 18.701 Sangat kompetitif pada 2021 dan restriksi lebih sedikit pada seri sportscar level tertinggi Eropa
WEC LMP2 121.824 1m49.641s 19.641 Secara artifisial dipatok mundur ke belakang untuk memberi ruang untuk Hypercars baru bernapas di depan
Indy Lights 122.593 1m50.333s 20.333

Mobil spek Dallara yang ditenagai Mazda mungkin berada dalam jarak tepat di belakang IndyCar

IMSA LMP2 122.769 1m50.492s 20.492

Lebih lamban dari padanannya di Eropa, tapi kemudian lapangan kurang kompetitif

FIA Formula 3 123.18 1m50.862s 20.862 Pada dasarnya, ini yang dikenal sebagai GP3, jadi tidak mengejutkan kalau diposisikan di sini
Super Formula Lights 126.281 1m53.652s 23.652

Seri Jepang untuk konsep lama F3 punya grid ramping, tapi memiliki anak didik Toyota/Honda

Euroformula Open 126.456 1m53.810s 23.81

 Mobil sama seperti Super Formula Lights, tapi dijalankan dengan ban Michelin alih-alih Yokohama

ELMS LMP3 129.603 1m56.642s 26.642

Kelas ini datang dengan pesat. Medan kuat dan balapan kompetitif.

WEC GTE 130.388 1m57.349s 27.349

Pada dasarnya duel Porsche versus Ferrari pada 2021, tapi sekarang diupayakan tetap hidup

IMSA LMP3 130.611 1m57.549s 27.549

Dengan LMP2, lapangan di sini tidak punya kedalaman sama dengan di Eropa

Indy Pro 2000 130.763 1m57.686s 27.686

Tatuus bermesin Mazda baru diperkenalkan pada 2018. Performa bagus, tak jauh dari Lights

IMSA GT Le Mans 130.927 1m57.834s 27.834

Corvette memiliki sangat sedikit lawan pada 2021, jadi di mana Anda ingin membandingkan dengan WEC GTE

Le Mans Cup LMP3 131.006 1m57.905s 27.905

Kalah dari ‘induk’ ELMS karena amatir lolos, jadi kami akan melakukan pro dalam latihan bebas

S5000 131.122 1m58.009s 28.009 F5000 Australia-seri menginspirasi tidak cepat, tapi siapa peduli ketika itu adalah soundtrack V8?
Formula E 131.446 1m58.301s 28.301 Langkah besar dari mesin Gen 1 ke Gen 2. Menarik untuk merenungkan prospek Gen3
Formula Regional Eropa oleh Alpine 131.753 1m58.577s 28.577 Sangat kompetitif dan berada di tempat yang Anda harapkan, di tengah-tengah antara FIA F3 dan F4
Toyota Racing Series 131.893 1m58.703s 28.703 Seri Selandia Baru sedikit tergelincir dengan Covid-19, memaksa internasional keluar
Formula Regional Jepang 132.505 1m59.254s 29.254 Belum lepas landas dengan benar, tapi mobil Dome yang ditenagai Alfa secara impresif mendekati Eropa
Formula Regional Asia 133.226 1m59.903s 29.903 Sasis sama dengan Eropa, tapi menggunakan mesin Alfa bukannya Renault dan ban Cina Giti
GB3 133.338 2m00.004s 30.004 Seri premier single-seater Inggris dapat mengambil alih FRegional dengan mesin baru 2022
ELMS GTE 133.399 2m00.059s 30.059 Tidak punya tim pabrikan atau line-up semua pro dari kelas WEC unggulan GTE
DTM 134.319 2m00.0887s 30.887 Berangkat dengan BoP sendiri dan Michelin dalam upaya putus asa untuk menjadi seri GT3 tercepat. Itu berhasil!
International GT Open 134.731 2m01.257s 31.257 Lebih berorientasi pada amatir untuk seri GT3 ini, tapi tidak menggunakan Michelin.
Australian Supercars 135.055 2m01.549s 31.549 Seri V8 Australia asli memukau rekan-rekan Eropa yang lebih sederhana
IMSA GTD 135.283 2m01.754s 31.754 Michelin hadir di sini juga untuk versi IMSA GT3, tapi itu senjata untuk siapa pun yang lolos
Formula Regional Amerika 135.531 2m01.977s 31.977 FRegional Amerika Utara menggunakan mesin Honda dalam sasis Ligier. Masih berkembang
GT World Challenge Eropa 135.537 2m01.983s 31.983 Seri fenomenal dari pendiri GT3 SROm tapi Pirelli telah memperlambat itu
ADAC GT Masters 135.709 2m02.138s 32.138 Pemuas fan German hampir identik dengan GTWCE dan juga menggunakan Pirelli
W Series 136.283 2m02.654s 32.654 Kombinasi Tatuus-Alfa identik dengan FRegional Asia, tapi seri yang dijalankan secara terpusat itu tertinggal
British GT GT3 136.405 2m02.764s 32.764 Tak ada bedanya dengan GTWCE, tapi seri nasional punya semua line-up all-pro
Lamborghini Super Trofeo 136.987 2m03.288s 33.288

Tercepat dari seri mobil sport GT one-make dibuat dengan baik sebagai penopang GTWCE

USF2000 138.012 2m04.210s 34.21

Bagian terbawah Road to Indy secara mengesankan berada di depan yang setara dengan F4 Eropa

Porsche Supercup/German Carrera Cup 138.45 2m04.604s 34.604

i pendukung F1 dan Jerman, keduanya menggunakan 992 baru, dengan kumpulan pesaing yang serupa

Formula 4 Italia/Jerman 138.662 2m04.795s 34.795 Mobil Tatuus-Abarth yang sama, ban Pirelli yang sama, dan sebagian besar pembalap terdepan yang sama
Formula 4 Spanyol 139.494 2m05.544s 35.544 Mobil yang sama dengan Jerman/Italia, tetapi menggunakan Hankook dan pengemudinya tidak berkaliber sama
GT2 Eropa 139.843 2m05.858s 35.858 Konsep GT baru SRO memiliki musim pertamanya pada 2021, dan membuat awal yang cukup tenang
Porsche Carrera Cup GB 140.136 2m06.122s 36.122 Sama model generasi sebelumnya untuk tahun 2021, dan kualitasnya tidak setinggi Supercup
British Formula 4 141.992 2m07.792s 37.792 Cara kombo Mygale-Ford sama dengan Tatuus-Alfa. Tapi GB mengikuti panduan Eropa 2022
French Formula 4 142.168 2m07.951s 37.951

Mygale sama seperti Inggris, tapi menggunakan mesin Renault. Dijalankan secara terpusat, jadi ini pertunjukan yang layak

NASCAR Cup 142.932 2m08.638s 38.638 Seri multi-miliar-dollar tampak buruk di sini, tapi balapan jalanan tidak berada dalam habitat alaminya
Formula 4 Jepang 143.499 2m09.149s 39.149 Selalu memiliki grid besar, tetapi Dome-Toyota tidak memiliki kecepatan setara Euro
Super TC2000 Argentina 145.595 2m11.035s 41.035 Mesin dua liter ORECA baru dan pengurangan siasat aero memperlambat seri di 2019
NASCAR Xfinity Series 145.713 2m11.141s 41.141 Seri kedua NASCAR persis seperti yang diharapkan, dan di mana seharusnya
Stock Cars V8 Brasil 145.81 2m11.228s 41.228 Pengemudi yang sangat menghibur dan terkenal, bahkan meski mobilnya bukan yang tercepat
Ginetta GT4 Supercup 146.225 2m11.602s 41.602 Dukungan sportscar string kedua BTCC muncul menjelang acara utama
British Touring Car Championship 146.44 2m11.796s 41.796 Peraturan NGTC membedakan BTCC dari balapan top global, tetapi mereka bekerja dengan sangat baik
World Touring Car Cup 147.132 2m12.418s 42.418 Lebih banyak produksi dalam orientasi daripada NGTC, jadi Anda mengharapkannya berada di belakang BTCC
Seri NASCAR Truk 148.454 2m13.608s 43.608 Kontes NASCAR tingkat ketiga sedekat Xfinity, sama seperti Xfinity dengan Seri Piala, diposisikan dengan sangat baik
Seri GT4 Eropa 148.496 2m13.646s 43.646 Grid besar dan kesempatan pembalap muda menjadikan ini tempat entry-level GT
TCR Eropa 148.67 2m13.803s 43.803 Tidak jauh dari seri global FIA untuk seri unggulan TCR Eropa. Persaingan yang bagus di sini
Seri Euro NASCAR 149.2 2m14.280s 44.28 Versi NASCAR Eropa yang lebih terbatas dengan senang hati berjalan dengan caranya sendiri, tetapi tidak terlalu cepat
British GT GT4 149.384 2m14.445s 44.445 Jarak ekuivalen Eropa adalah apa yang diharapkan dari lapangan yang jauh lebih kecil
Formula 4 AS 149.767 2m14.790s 44.79 Medan yang sangat luas, tetapi kombinasi Crawford-Honda terpaut jauh dari seri F4 terkemuka lainnya
Alpine Europa Cup 150.822 2m15.739s 45.739 Seri pan-Eropa lama Renault sekarang ditargetkan untuk pengemudi karier awal
Pure ETCR 151.103 2m15.992s 45.992 Pertunjukan yang tidak terlalu lusuh untuk tahun pertama inisiatif balapan mobil listrik yang berani
Mini Challenge JCW 156.663 2m20.996s 50.996 Diambil alih dari Clios pada paket dukungan BTCC dan duduk di tempat yang kira-kira sama
Ginetta Junior 176.932 2m39.238s 69.238 Dukungan BTCC menghibur tidak secepat itu, tetapi menebusnya dengan balap anak-anak

Pandangan pembalap - Tom Blomqvist

Blomqvist balapan dengan Meyer Shank Acura DPi di IMSA

Blomqvist balapan dengan Meyer Shank Acura DPi di IMSA

Foto oleh: Jake Galstad / Motorsport Images

Pembalap Selandia Baru bergerak dalam ranking Dpi di IMSA tahun ini dengan Meyer Shank Racing Acura, memenangi Daytona 24 Hours, Januari silam, setelah mencoba berebut titel kelas LMP2 2021 pada WEC. Apa yang membuat Dpi unggul dari Le Mans Hypercars?

“Tidak mengejutkan. Kami pada dasarnya suka mobil LMP2 tapi spek tua dan lebih bertenaga – tidak sebesar Hypercar, tapi lebih dari downforce dan lebih ringan. Kami mendapat ban Michelin bagus, tapi semua peredam sangat rumit, jadi mobile punya suspensi bagus dengan elemen ketiga yang mengontrol ketinggian kemudi. Itu seperti mobil LMP2 terbaik, sungguh cepat dan sangat menyenangkan,” katanya.

LMP2 WEC tertinggal di belakang mobil yang setara dengan Seri Le Mans Eropa.

“Mereka banyak memodifikasi mobil (WEC) P2 tahun lalu (untuk memastikan lebih lamban daripada LMH). Mereka menghilangkan tenaga dan menambah bobot,” tuturnya.

Di WEC, mereka juga melaju lebih ringan dari sisi downforce. “Di Le Mans, Anda akan menjalankan paket itu, di Spa, Anda akan berlari sedikit lebih jujur,” ia menambahkan. Pastinya lebih banyak di tempat lain.

Pembalap berdarah Swedia dan Inggris itu juga berlaga di Formula E dengan NIO 333. Mobil listrik itu membuat kemajuan pesat sejak survei kecepatan terakhir pada 2016.

“Mobil Gen2 bekerja dari 200 ke 250 kW, sekira 70 bhp. Ada ban-ban lebih baik dan segalanya. Saya akan mengatakan kalau ini adalah mobil paling menantang karena sangat berbeda dengan apa yang dikembangkan saat balapan sebagai anak-anak dan setiap seri motorsport lain di sana,” ujarnya.

“Ketika Anda melakukan uji coba, tidak memberikan Anda kepuasan yang sama dengan mobil berkekuatan tinggi, tapi balapan dan sisi teknik memberi Anda banyak kepuasan. Anda tidak menikmati kemarahan, tapi Anda bisa bersenang-senang dalam balapan!”

Pandangan pembalap - Jake Hughes

Hughes naik ke F2 dengan Van Amersfoort Racing musim ini, tapi dia punya pengalaman luas di berbagai kelas single-seater di bawahnya

Hughes naik ke F2 dengan Van Amersfoort Racing musim ini, tapi dia punya pengalaman luas di berbagai kelas single-seater di bawahnya

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Veteran single-seater punya pengalaman luas dalam kategori junior dan diberi kesempatan penuh oleh Van Amersfoort Racing tampil semusim pada FIA Formula 2.

“Mobil F2 sangat berat. Rasanya sangat kaku sekarang dengan ban 18 inci – kerb adalah kejutan yang nyata. Tetapi memiliki lebih banyak aero, dan rem karbon sangat mengesankan. Perbedaan luar biasa dan rata-rata adalah ban,” Hughes menjelaskan.

“Jika ada yang kurang sensitif terhadap suhu, itu akan mengesankan dalam kecepatan sedang dan tinggi, tetapi ban berarti Anda tidak dapat gunakan sebanyak yang Anda pikir Anda bisa, meskipun lunak sangat baik untuk satu lap.”

Pilot Inggris balapan dengan mobil Dallara F317 di F3 Eropa, dengan mesin 320 Euroformula Open yang berevolusi. Ia memiliki jarak tempuh cukup banyak di FIA F3 spek baru.

“Mereka menghasilkan waktu lap dengan cara yang benar-benar berlawanan. Mobil F3 Eropa sangat mengesankan di tikungan dan sangat ringan,” katanya.

“Semua orang yang mengendarai mobil itu jatuh cinta padanya karena Anda bisa mengemudikannya begitu saja, dan pada Michelin [saat ini digunakan di EFO] cengkeraman puncaknya pasti lebih mengesankan.

“Dengan FIA F3, saya mencapai pole tetapi tidak merasa itu adalah putaran yang luar biasa. Ini mobil yang berat apa adanya, dan bannya membatasi. Jika Anda bisa terus mendorong pada cengkeraman terbaik, Anda akan merasa itu sangat bagus.”

Pada hari-hari sebelumnya, Hughes membalap di Formula Renault dan berkompetisi pada Formula Eropa dan Asia.

“Formula Regional berat, mesin turbo dengan lag, tak banyak downforce. Anda harus halus dan prapengosongan dalam koreksi Anda. Anda merasa seperti Anda harus menguranginya untuk mendapatkan waktu,” ucapnya.

Pandangan pembalap - Sacha Fenestraz

Fenestraz andalan dua kelas atas Jepang, Super Formula dan Super GT

Fenestraz andalan dua kelas atas Jepang, Super Formula dan Super GT

Foto oleh: Masahide Kamio

Pembalap Prancis yang ramah dan mantan teman serumah Lando Norris itu sangat menikmati kariernya di Jepang. Pandemi COVID-19 menimbulkan kesengsaraan, tapi dia sekarang kembali penuh waktu di Super Formula bersama Kondo Racing dan Super GT dengan tim kerja Toyota TOM'S.

Fenestraz menjelaskan bahwa meskipun Dallara SF19 adalah mobil dengan spesifikasi tertentu, ada kebebasan teknis:

Bodywork dan sasis sudah diperbaiki, tetapi Anda dapat memiliki peredam sendiri, elemen ketiga, karet penahan – itu terbuka. Dan di sisi mesin, Toyota dan saya yakin Honda menggunakan Super Formula, tidak hanya untuk menjaga pengemudi tetap mengemudi, tetapi kedua untuk menggunakannya sebagai pengembangan untuk mesin Super GT [mesin turbo empat silinder dua liter yang sama digunakan. ]. Bagi mereka, Super Formula bukanlah kejuaraan yang paling penting – ini semua tentang Super GT.”

Ban Yokohama yang digunakan di sini adalah aspek kunci dari kecepatan, tetapi bisa lebih cepat…

“Mobilnya sangat cepat, grip tinggi, dan ban Jepangnya luar biasa. Tetapi jika kami memiliki Bridgestones [seperti yang digunakan oleh TOM'S dalam perang ban Super GT] kami akan lebih cepat,” pilot 22 tahun itu menambahkan.

Fenestraz menggambarkan mesin GR Supra GT500, “Saya pikir itu salah satu mobil tersulit untuk dikendarai dalam karier saya sejauh ini. Anda harus banyak menggesernya, dan kecenderungan ini sangat rumit.

“Ada banyak pengembangan ban dan kami memiliki banyak pengujian dengan Bridgestone, di mana kami memiliki sekitar 10 set sehari dan semuanya sedikit berbeda. Untuk menekan biaya, Anda tidak memiliki elemen ketiga [dalam suspensi] tetapi Anda memiliki banyak downforce. Ini murni mengemudi dan sangat cepat.

“Saya suka dua mobil untuk hal yang berbeda. Perasaan downforce di Super Formula luar biasa, tetapi dari Super GT, Anda belajar banyak sepanjang tahun.”

Pandangan pembalap - Nick Yelloly

Yelloly balapan dengan BMW dalam beragam seri berbasis GT3

Yelloly balapan dengan BMW dalam beragam seri berbasis GT3

Foto oleh: Gruppe C GmbH

Ledakan balap GT3 di seluruh dunia sehingga sulit untuk menyelesaikan seluk-beluk kecil di berbagai seri. Namun, pembalap pabrikan BMW, Nick Yelloly, yang akan mengkampanyekan M4 GT3 baru di GT World Challenge Eropa musim ini. Ia telah bersaing di IMSA pita biru awal musim dengan skuad Rahal Letterman, berada di posisi yang tepat untuk menjelaskan. Ban adalah titik awal yang jelas.

“Untuk tahun ini, Pirelli (pemasok GTWCE) telah meningkatkan permainan mereka. Tahun lalu, itu cukup ramai. Itu adalah waktu putaran yang mirip dengan Michelin ([digunakan di IMSA dan DTM) pada satu putaran, tetapi terdegradasi,” katanya.

“Saya hanya melakukan tes Paul Ricard pada Pirelli baru, tetapi tampaknya puncak setara dengan Michelin untuk satu lap, jika tidak lebih baik, dan dari segi degradasi kami telah menemukan bahwa kami dapat mengelolanya lebih seperti seorang Michelin. Saya pikir mereka telah melakukannya untuk mengikuti DTM.

“Juga Anda harus memperhitungkan Balance of Performance. Ini berbeda dari SRO (yang menjalankan GTWCE) hingga IMSA hingga DTM. Semua kejuaraan memiliki daya keluaran yang berbeda tergantung pada siapa yang melakukannya dengan baik. Anda bisa mendapatkan 10 atau 20 milibar dorongan di sana-sini, atau sedikit penambahan bobot.”

Pengembangan mobil lebih diarahkan pada penyediaan mobil yang nyaman dikendarai secara konsisten.

“Hal utama adalah memperbaikinya untuk pengemudi pria. M6 [yang menggantikan M4 tahun ini] sulit dikendarai bahkan sebagai seorang profesional, tetapi seorang Am dapat mengemudikan M4 secara konsisten dan baik,” ia menjelaskan.

 

Yelloly juga sukses memenangi balapan di ADAC GT Masters Jerman, yang menggunakan Pirelli yang sama dengan GTWCE.

“Saya sangat menikmati seri itu – balapan yang sulit dan keras. Orang lupa bahwa begitu banyak pembalap yang bisa atau seharusnya berhasil mencapai F1 berada di GT. Levelnya tidak bisa dipercaya,” ucapnya.

Seri GT Masters menggunakan Pirelli, seperti GT World Challenge Europe Sprint Cup

Seri GT Masters menggunakan Pirelli, seperti GT World Challenge Europe Sprint Cup

Foto oleh: Alexander Trienitz

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Four Seasons-Canossa Events Luncurkan Paket Berkendara Eksklusif
Artikel berikutnya Buntut Salam Nazi, Pegokart Rusia Kehilangan Lisensi

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia