Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

David Schumacher: Di Formula 3, Banyak Pembalap Agresif

David Schumacher mengalami kesulitan di Formula 3. Pembalap Trident tersebut mengritik tingkah laku koleganya.

David Schumacher, Trident

Jalan Schumacher menuju Formula 1 masih sangat panjang. Target itu membuatnya bersemangat menampilkan yang terbaik di setiap kompetisi.

Tumbuh di keluarga pembalap membuat Schumacher terinspirasi mengikuti jejak pamannya, Michael, dan ayahnya, Ralf. Motivasinya makin besar ketika menyaksikan sepupunya Mick direkrut jadi anggota Akademi Pembalap Ferrari, yang melontarkan ke level premier.

Remaja 19 tahun itu mengikuti jejak yang dilalui mereka semua. Setelah malang melintang di dunia go-kart, ia melompat ke Formula 4 Uni Emirat Arab, bersama Rasgaira Motorsports Team, musim 2017-2018. Schumacher muda langsung jadi runner-up.

Musim 2018, ia masih tampil di F4, sembari mencicipi Euroformula Open dan Formula 3 Spanyol. Tahun berikutnya, putra Ralf dan Cora itu mengasah skill dengan mengikuti lomba di berbagai benua.

Dari Formula Regional Eropa yang finis di peringkat keempat, F3 Asian Winter Series (posisi 8), FIA F3 (32) dan Macau Grand Prix (21). Ia ikut MRF Challenge Formula 2000 sehingga mengakhiri pada peringkat kesembilan.

Ralf selaku manajer makin serius mengarahkan karier sang putra. Ia menerima tawaran dari Charouz Racing System dan Carlin Buzz Racing, asal bisa tampil konsisten di FIA F3 2020. Rupanya tim tersebut kurang bisa mengembangkan talenta Schumacher. Pilot tersebut duduk di peringkat ke-28.

Musim ini, Schumacher berlabuh di Trident, tim yang banyak mencetak banyak pembalap andal. Baru setengah musim, ia sudah sampai 14 besar berkat kemenangan di Race 2 F3 Austria.

Ekspektasi tinggi yang membebaninya karena jadi anggota keluarga Schumacher, seolah jauh berkurang, Ia lebih optimistis menatap target ke Formula 1, meski jalan yang dilalui sangat terjal.

Baca Juga:

“Tentu saja menyelesaikan sesuatu dalam diri saya. Tekanan berkurang, itu sangat membantu, dan saya akan merasa baik sekarang. Kemenangan pertama yang tidak pernah bisa dilupakan,” ujarnya kepada RTL.

“Saya ingin mengatakan, dalam skala 1 ke 10, mungkin 100! Impian (ke F1) selalu ada di sana dan selalu seperti itu. Dan saya akan memberikan semua agar berhasil. Saya harap itu berfungsi juga.”

Schumacher bersikeras membawa pulang trofi yang didapatkannya karena sangat berharga. Sukses tersebut diperoleh setelah tampil sembilan kali. “Trofi akan tiba di rumah saya, tim boleh bilan apa pun yang mereka mau. Saya akan membawanya bersama saya,” tuturnya.

Setelah naik podium tertinggi, ia mesti menggeber mobilnya lebih kencang untuk memangkas jarak dengan rekan setimnya, Jack Doohan (72 poin) dan Novalak (49). Masih sangat jauh menjangkau pemimpin klasemen Dennis Hauger (Prema Racing) yang mengoleksi 115 poin. Schumacher.

Pembalap belia itu mengungkapkan kurang suka gaya balap agresif yang diperlihatkan koleganya.

“Saya kira kategori Formula 3, biasanya mengemudi sangat agresif. Tapi karena ada banyak pembalap agresif dan saya harus mengatakan, minta maaf, orang bodoh yang suka ambil risiko berlebihan yang mana itu tidak berfungsi sama sekali. Itu tidak mudah,” ia mengungkapkan.

David Schumacher, Trident, Posisi 1

David Schumacher, Trident, Posisi 1

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lawrence Stroll Jual Saham, Prema Jadi Saudara Iron Lynx
Artikel berikutnya F2-F3 Evaluasi Kalender dan Format Balapan 2022

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia