GALERI: Legenda Nissan Skyline dan GT-R

#3 Hasemi Tomica Ebbro GT-R: Ronnie Quintarelli, Hironobu Yasuda

Foto oleh: Hisao Sakakibara

Dari sekian banyak model Nissan pernah berlaga di arena balap seluruh dunia, tak ada lebih melegenda selain dari Skyline dan GT-R.

Kisah dimulai dengan munculnya Prince Skyline 2000GT S54 pada 1 Mei 1964, dua hari sebelum penyelengaraan Japan Grand Prix. Dibandingkan Skyline S50 biasa, S54 memiliki hidung lebih panjang serta dipersenjatai mesin G7 6 silinder 2 liter.

Walau akhirnya harus mengakui kehebatan Porsche 904, keberhasilan Skyline menduduki P2 hingga P6 mencengangkan semua pihak. Siapa sangka, sosok sedan 4-pintu nan sederhana ini dapat memberikan perlawanan berarti pada sportscar sekelas 904.

Munculnya nama GT-R pada model PGC10 tahun 1969 melahirkan monster trek sesungguhnya. Hingga 1972, Skyline GT-R menorehkan tak kurang dari 50 kemenangan.

Seiring hilangnya nama GT-R pada 1973 akibat krisis bbm, aksi Skyline sempat terhenti hingga akhir 1970-an. Baru tampil berbarengan maraknya kategori Gr. 5 Super Silhouette Production Cars di Jepang.

Antara 1982 – 1983 Skyline Super Silhouette R30 dikemudikan Masahiro Hasemi membukukan tujuh kemenangan.

Nama Skyline sempat dijadikan andalan Nissan di arena Grup C. Menggunakan sasis March, Nissan memberikan nama Skyline, Silvia dan Fairlady kepada mesin-mesin Grup C mereka.

Puncak kejayaan Skyline terjadi saat kelahiran kembali GT-R pada generasi R32 diluncurkan 1992. Salah satu prestasi paling spektakuler GT-R R32 adalah menyapu bersih semua seri All-Japan Touring Car Championship antara 1990 – 1993. Juga memenangkan Spa 24 Jam 1991, kejuaraan Australian Touring Car Championship 1991 dan 1992, serta Bathurst 1000 tahun sama.

Tahun 1995 dan 1996 Skyline GT-R mencoba menaklukkan Le Mans 24 Jam. Menempati P10 keseluruhan dan P5 kelas GT1 pada balap 1995.

Skyline GT-R menjadi peserta tetap Super GT sejak era All-Japan Grand Touring Car Championship. Pertama dengan model R32, lalu sejak 1998 menggunakan R33 yang dilanjutkan R34. Di tahun terakhirnya berlaga di JGTC tahun 2003 Skyline GT-R G500 merebut gelar juara tanpa meraih satu kali pun kemenangan.

Tahun 2007 Nissan memisahkan nama GT-R dari Skyline dengan lahirnya R35. Setahun kemudian, GT-R pun menggantikan Fairlady Z di kelas GT500 Super GT. Aksi GT-R GT500 di musim pembuka sungguh spektakuler. Memenangkan delapan dari sembilan seri diselenggarakan, dengan tim Xanavi Nismo dikemudikan Satoshi Motoyama dan Benoit Treluyer menjadi juara.

Tahun 2009 muncul GT-R Nismo GT1, berhasil meraih gelar juara dunia pembalap FIA GT1 melalui Michael Krumm dan Lucas Luhr.

Punahnya GT1 pada akhir 2012 memberikan jalan pada lahirnya versi GT3. Hingga saat ini GT-R GT3 masih berlaga di arena GT3 seluruh dunia, dengan versi update telah melakukan debutnya beberapa waktu silam di seri VLN Jerman.

Super GT Nissan GT-R

Foto oleh: Press Image

Di arena Super GT, terjadi perubahan regulasi besar-besaran pada GT500 pada 2014. Versi baru GT-R GT500 pun langsung merebut gelar juara kelas GT500 2014. Diraih oleh duet Quintarelli dan Tsugio Matsuda.

Nama GT-R kembali dipakai untuk proyek kembalinya Nissan ke arena LMP1 pada 2015. Konsepnya ekstrem dengan mesin dan penggerak roda depan. GT-R LM Nismo hanya tampil sekali di Le Mans 2015, itu pun dengan performa jauh dibawah pesaingnya sesama LMP1. Akhir 2015, Nissan menghentikan proyek GT-R LM Nismo.

Aksi terkini inkarnasi GT-R tentulah kehadiran mesin VR38DETT dimiliki R35 dan gril beridentitas GT-R pada prototipe Nissan Onroak DPi. Aksi pada tahun perdananya sangat baik. Di tengah-tengah dominasi Cadillac, ESM Racing berhasil memenangkan dua seri IMSA United SportsCar Championship 2017 di Road America dan Petit Le Mans.

14