Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Pertemuan Cadillac “Le Monstre” 1950 dengan DPi-V.R 2017

Cadillac mempertemukan dua mobil berbeda generasi, dengan “Le Monstre” dikemudikan oleh Jordan Taylor, pemenang IMSA 2017.

1950 Cadillac Series 61, Le Mans "LeMonstre" and 2018 Cadillac DPi-V.R Prototype

1950 Cadillac Series 61, Le Mans "LeMonstre" and 2018 Cadillac DPi-V.R Prototype

General Motors

 

1950 Cadillac Series 61, Le Mans "LeMonstre" and 2018 Cadillac DPi-V.R Prototype
1950 Cadillac Series 61, Le Mans "LeMonstre" and 2018 Cadillac DPi-V.R Prototype

Foto oleh: General Motors

 

Bersama saudaranya Ricky, Jordan merebut lima kemenangan untuk Wayne Taylor Racing Cadillac. Mengalahkan pasukan Action Express Racing dengan dua Cadillac-nya. Untuk merebut mahkota pembalap di kelas Prototipe dalam musim perdana regulasi DPi/P2 IMSA.

Untuk merayakan kemenangan ini, sebuah sesi foto istimewa diatur bersama Revs Institute asal Naples, Florida. Dimana, Jordan mendapatkan kesampatan mengemudikan Cadillac 61 Series keluaran 1950 dimiliki Collier Collection.

Mobil ini diturunkan pada Le Mans 24 Jam 1950. Briggs Cunningham membeli dua Cadillac Coupe DeVille Series 61 standar bermesin 5,4 liter V8 berdaya 106 dk.

Ia membiarkan satu dalam kondisi standar. Namun memberikan bodi berprofil sangat rendah terbuat dari aluminium pad amobil satunya. Bodi dibuat oleh Grumman Aircraft untuk memaksimalkan performa di trek lurus. Hal penting pada jalur luru terpanjang Mulsanne yang memiliki panjang 5,95 km dari total Le Mans sepanjang 13,5 km. Mobil pun memiliki kecepatan puncak unggul 24 km/jam dari versi standar.

Media Prancis memberikan julukan pada mobil dikemudikan Cunningham dam Phil Walter ini dengan nama “Le Monstre”. Performanya menjanjikan dengan finis P11. Walau sempat kehilangan 15 menit pada lap 2 akibat Cunningham melintir keluar jalur dan mengalami gigi puncak macet nyaris sepanjang balap.

Usai menyelesaikan empat lap di Daytone bersama mobil setua 67 tahun, Taylor mengatakan, “Selain belajar bagaimana mengoperasikan mode perpindahan giginya, saya harus memutar kemudi lebih dari 90 derajat untuk membuatnya belok. Tambahkan bobot 1.678 kg dan ban kurus, rasanya luar biasa. Luar biasa saat melihat rekan-rekan asal Collier Collection tidak protes soal kecepatan kami lakukan.

“Saat mencoba mengerem pada putaran pertama memasuki chicane Bus Stop, saya tidak ingat apakah pernah mencoba rem teromol depan-belakang seperti ini sebelumnya.

“Saya menoleh ke kiri pada tikungan dengan kecepatan tinggi untuk melihat DPi-V.R di samping dan rasanya seperti ingin terlontar keluar dari mobil. Minimnya fitur keselamatan pada waktu itu dan kurangnya pelindung pengemudi merupakan sensasi tergila pernah saya rasakan. Anda takkan menyadari betapa curamnya kemiringan tikungan Daytona saat dalam DPI-V-R. pada kecepatan 275 km/jam. Saya tak berani membayangkan seperti apa rasanya melaju 209 km/jam di Mulsanne, setiap lapnya selama 24 jam.

1950 Cadillac Series 61, Le Mans

1950 Cadillac Series 61, Le Mans "LeMonstre" and 2018 Cadillac DPi-V.R Prototype

Foto oleh: General Motors

Jordan Taylor in the 1950 Cadillac Series 61, Le Mans

Jordan Taylor in the 1950 Cadillac Series 61, Le Mans "LeMonstre"

Foto oleh: General Motors

1950 Cadillac Series 61, Le Mans

1950 Cadillac Series 61, Le Mans "LeMonstre" and 2018 Cadillac DPi-V.R Prototype

Foto oleh: General Motors

1950 Cadillac Series 61, Le Mans

1950 Cadillac Series 61, Le Mans "LeMonstre" and 2018 Cadillac DPi-V.R Prototype

Foto oleh: General Motors

#10 Wayne Taylor Racing Cadillac DPi: Ricky Taylor, Jordan Taylor

#10 Wayne Taylor Racing Cadillac DPi: Ricky Taylor, Jordan Taylor

Foto oleh: Art Fleischmann

5

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alonso tuntaskan tes LMP2 pertama
Artikel berikutnya Ikuti Daytona 24 Hours, Alonso: Saya keluar dari zona nyaman

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia