Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Mazda DPi mulai lakukan tes bersama Joest

Joest Racing memulai tes perdana dengan Mazda RT24-P di Hockenheim pada Selasa, bersama Jonathan Bomarito dan Tristan Nunez.

Mazda Team Joest Mazda RT24-P

Mazda Team Joest Mazda RT24-P

Mazda Team Joest Mazda RT24-P
#55 Mazda Motorsports Mazda DPi: Jonathan Bomarito, Tristan Nunez, Spencer Pigot
#55 Mazda Motorsports Mazda DPi: Jonathan Bomarito, Tristan Nunez
#55 Mazda Motorsports Mazda DPi: Jonathan Bomarito, Tristan Nunez, Spencer Pigot
#55 Mazda Motorsports Mazda DPi: Jonathan Bomarito, Tristan Nunez, Spencer Pigot
Mazda Team Joest Mazda RT24-P
Mazda Team Joest Mazda RT24-P
#55 Mazda Motorsports Mazda DPi: Jonathan Bomarito, Tristan Nunez
Podium: race winners Ricky Taylor, Jordan Taylor, Wayne Taylor Racing, second place Scott Sharp, Rya
#55 Mazda Motorsports Mazda DPi: Jonathan Bomarito, Tristan Nunez
#10 Wayne Taylor Racing Cadillac DPi: Ricky Taylor, Jordan Taylor, #55 Mazda Motorsports Mazda DPi:
#55 Mazda Motorsports Mazda DPi: Jonathan Bomarito, Tristan Nunez, Spencer Pigot
Jonathan Bomarito, Mazda Motorsports
Jonathan Bomarito, Joel Miller, Tristan Nunez, Mazda Motorsports

Mazda mundur dari IMSA WeatherTech SportsCar Championship tahun ini setelah seri ketujuh, guna memberikan kesempatan lebih pada partner tim baru Joest (menggantikan SpeedSource) mengembangkan RT24-P.

Meski mobil DPi meraih tiga finis podium, performanya masih jauh dari rival-rivalnya. Terutama dibandingkan dengan Cadillac DPi-V.R, bahkan dengan Nissan Onroak DPi sekalipun.

Sehingga, guna memaksimalkan kesempatan konstruktor Multimatic untuk bekerja dengan Joest, yang memiliki 15 kali kemenangan Le Mans dan 10 gelar Sebring, Mazda menarik mundur tim. Dan tes Selasa kemarin, merupakan pertama dibawah komando Joest.

“Sesi hari ini adalah agar kru Joest dapat mengenal lebih jauh kondisi mobil dan membawanya ke kondisi fit setelah dipakai balap hampir setahun. Hal-hal mendasar, mencari tahu apa saja harus diperbarui,” Ucap Nunez kepada Motorsport.com

“Saya belum pernah berlaga di Hockenheim dan sangat sulit mencari video bagus tentang trek pendeknya. Sungguh trek teknis nan cantik. Tetapi prioritas utama adalah bekerja bersama tim baru. Sungguh merupakan kesempatan emas.”

Nunez mengatakan bahwa tim menyadari apa saja kekurangan mobil. Dan fokus antara saat ini hingga debut versi revisi di Rolex 24 Hours di Daytona adalah memperbaiki grip dan “ikatan” dengan pengemudi.

“Kami tidak memiliki grip aero pada tikungan berkecepatan tinggi, pada hampir seluruh aspek mobil – depan, tengah dan belakang,” ucapnya. “Tapi yang lebih buruk adalah, dari satu trek ke trek lain, kami merasa mobil seperti imun terhadap perbaikan.”

“Ini adalah mobil benar-benar baru jadi kami mencoba banyak hal. Mengubah setelan besar-besaran dan tetap tidak berpengaruh banyak. Jadi ini sudah dilakukan Multimatic. Saya yakin versi Evo akan jauh lebih sensitif.”

“Badai Irma mempengaruhi jadwal kami membawa mobil ke Jerman. Saya pikir Joest baru mendapatkan mobil sekitar tujuh hari lalu. Jadi saya terkejut melihat bagaimana tes berjalan sangat baik. Tak ada satu pun isu mekanis, jadi kami banyak berada di trek.”

“Saya memiliki keyakinan bahwa Joest mampu membalikkan keadaan. Lihat saja kesuksesan mereka alami, dari sejak zaman saya belum lahir! Melihat etos kerja dan kemampuan teknis mereka di garasi pada beberapa hari ini, mereka terlihat sangat gembira dapat kembali bersama pabrikan.”

Bomarito: “Kami perlu menyembuhkan understeer”

Bomarito, bergabung dengan Mazda setelah finis kedua di IMSA GTLM bersama Dodge SRT Viper, sepakat dengan rekan setimnya. Pada perbaikan aero, utamanya menyorot pada dorongan bagian depan yang banyak mengganggu performa RT24-P.

“Kami perlu memperbaiki paket downforce secara keseluruhan, utamanya bagian depan. Inilah yang harus kami kerjakan. Lihat splitter depan kami tambahkan di Daytona tahun silam, itu upaya meningkatkan cengkeraman pada tikungan berkecepatan tinggi. Tapi, masih muncul understeer pada kecepatan rendah yang harus disembuhkan,” tambah Bomarito.

“Saat ini, bahkan ketika melaju di tengah tikungan, mobil understeer dan itu merusak ban depan. Menjadi understeer-nya semakin parah. Mobil memang mudah untuk dikemudikan, namun kemampuannya terbatas dan tidak memiliki kecepatan cukup di jalur lurus.”

“Seperti Tristan bilang, kami perlu membuat mobil lebih baik secara mekanis. Jadi ketika kami melakukan perubahan pada rollbar, suspensi dan lainnya, membuat mobil cocok untuk trek tersebut dan masih dapat disetel ini itu.”

Bomarito mengamati bahwa pada trek jalan raya seperti Long Beach dan Belle Isle, Detroit, tempat posisi podium Mazda tahun ini, tidak terlalu banyak understeer akibat kondisi trek pendek dan banyak tikungan berkecepatan rendah.

“Jelas lebih cocok untuk mobil kami,” ucapnya. “Meskipun kami sempat finis P3 di Watkins Glen yang notabene adalah trek kecepatan tinggi. Tapi sejujurnya, banyak terjadi atrisi di trek tersebut. Bukan karena kami unggul performa sehingga bisa mengalahkan kompetitor.”

“Dalam beberapa hal, seperti kebalikan dari Lola [prototype Mazda sebelumnya] yang sangat baik dalam trek berkecepatan tinggi.”

Bomarito menambahkan bahwa ia memiliki keyakinan bahwa mesin MZ 2.0T 2,0 liter 4 silinder millik RT-24P mampu menandingi unit 6,2 liter V8 Cadillac.

“Saya pikir begitu,” bilang Bomarito. “Kami memiliki tahun bagus untuk performa mesin dan daya tahan. Kami mendapatkan banyak pembaruan pada libur musim dan saya pikir akan melakukannya kembali. Saya begitu senang pada aspek itu. Kami hanya butuh meraih lebih banyak kecepatan saat menikung.”

Keduanya ingin terus bersama Mazda Team Joest

Walau Mazda belum mengumumkan komposisi pembalap untuk 2018, Nunez dan Bomarto menyatakan harapan mereka untuk tetap menjadi bagian dari program.

Nunez, yang selalu ingin membalap dengan prototipe sportscar sejak mengawali karirnya mengatakan: “Selalu menjadi mimpi saya untuk dapat membalap bagi pabrikan. Utamanya Mazda yang telah memberikan kesempatan berlaga sejak saya berusia 17 tahun. Mazda sudah seperti keluarga, jadi tidak ada hal lebih membahagiakan selain meneruskan perjalanan ini. Terutama untuk tim seperti Joest.”

“Saat ini semuanya masih terbuka dan saya yakin John Doonan [direktur balap Mazda North America] memiliki daftar panjang pembalap yang harus diajak bicara. Tapi, saya berharap jawabannya akan muncul dalam waktu dekat. Saya akan pergi untuk berlatih di Boca Raton [rumah di Florida] dan mengosongkan jadwal untuk jadwal tes apa pun mereka tawarkan.”

Bomarito, mantan bintang open-wheel junior, disebut-sebut sebagai salah satu pembalap berbakat yang gagal meraih kesempatan di Indycar. Mengalihkan fokusnya ke balap sportscar, ia berharap dapat bersama Mazda untuk musim keempat.

“Saya yakin akan ada keputusan dalam waktu dekat,” ucapnya. “Tapi belum ada jaminan apa pun untuk tahun depan hingga saat ini. Tapi saya pikir Mazda adalah opsi sangat bagus dan saya sayang ingin bersama mereka.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia