Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Wawancara: Berjuang ke F1, Presley incar kursi balap F3 Asia

Pembalap Indonesia, Presley Martono, berbicara kepada Motorsport.com soal rencana balapnya di tahun 2018 setelah menjadi vice-champion MRF Challenge 2017-18.

Presley Martono

MRF Racing

Presley Martono

Dalam tiga musim penuhnya di ajang single-seater, Presley berhasil menjadi juara umum Formula 4 South East Asia 2016-17, dan kini ditambah dengan raihan runner-up di MRF Challenge.

Penampilan Presley di tiga musim penuh single-seater sejak 2016

Musim Kompetisi

Jumlah

balapan

Rekor balap

Peringkat

2016-17 Formula 4 South East Asia 36

9 kemenangan

22 podium

4 pole position

3 fastest lap

P1

2017 Formula Renault Eurocup 2.0 23 1 poin P21
2017-18 MRF Challenge 12

2 kemenangan

10 podium

4 pole position

3 fastest lap

P2

Di MRF, Presley harus bersaing dengan beberapa pembalap yang punya pengalaman di kancah Eropa dan Amerika Serikat seperti di GP3, F4 Jerman, dan USF2000. Sepanjang musim 2017-18, Presley mencetak 2 kemenangan, 10 podium, 4 pole position, dan 3 fastest lap, termasuk pemecahan rekor waktu tercepat sirkuit Chennai, India.

Setelah musim yang menurut Presley telah melampaui target, perhatian kini tertuju pada langkah berikutnya. Pembalap Indonesia itu mengaku sedang mempertimbangkan dua opsi, kembali ke kompetisi super-kompetitif Formula Renault Eurocup, atau terjun ke musim perdana Formula 3 Asia.

Apapun pilihan Presley untuk tahun ini, pembalap Indonesia itu tentunya berharap bisa semakin lebih dekat dengan impiannya membalap di Formula 1.

MOTORSPORT.COM: Apa rencana tahun ini?

Sejauh ini kami belum menandatangani apapun. Kami punya dua opsi yang serius kami pertimbangkan. Kemungkinan besar antara Eurocup atau F3 Asia. Di Eurocup, kita tidak diperbolehkan melakukan uji coba. Sementara target saya di tahun depan [2019] adalah F3 internasional... atau mungkin juga GP3.

Menurut saya kompetisi yang bagus untuk saya ikuti adalah F3 Asia, karena itu sudah mendapat sertifikasi dari FIA. Saya pikir saya belum siap untuk FIA F3 Eropa. Untuk saat ini saya lebih baik melakukan banyak program uji coba.

Mudah-mudahan antara Eurocup atau FIA F3 Asia. Tapi sebenarnya saya lebih ingin ikut di FIA F3 Asia.

MOTORSPORT.COM: Seberapa sulit kompetisi di Eropa?

Sebenarnya... dari F4 ke Eurocup, itu lompatan yang cukup besar. Saya ikut di Eurocup yang menurut saya adalah kompetisi tersulit di dunia. Kompetisi junior tersulit. Dan transisinya juga susah, karena di F4 mungkin ada 2-3 pembalap yang benar-benar bagus, sementara di sana ada 30 pembalap yang bagus.

Kuncinya adalah konsistensi. Saya bisa saja finis kedua, tapi bisa juga finis di urutan ke-30. Ini semua juga bergantung pada detail-detail kecil, tapi pada akhirnya kami tidak mendapat hasil seperti yang diharapkan. Tapi itu juga menjadi pengalaman. Saya menjalani satu musim di sana dan kemudian datang ke sini [MRF].

Di MRF, kita punya enam pembalap yang bisa bersaing di Eurocup. Saya tidak bisa terlalu girang dengan hasil musim ini, tapi saya senang dengan hal-hal yang saya pelajari dan saya sadar itu akan menjadi nilai tambah dalam pilihan saya selanjutnya, apapun itu.

Presley Martono, Mark Burdett Motorsport, dan Julia Pankiewicz, Mark Burdett Motorsport
Presley Martono dan rekan setimnya, Julia Pankiewicz, di Eurocup 2017

 

MOTORSPORT.COM: Opini tentang Formula 3 Asia?

Itu bagus. Selain balapan, Asia termasuk India, Tiongkok, dan Indonesia, mereka adalah negara dengan ekonomi berkembang. Cepat atau lambat... malah menurut saya kita memang terus berkembang. Eropa masih tetap sama dalam 30 tahun terakhir ini. Tapi jika Anda pergi ke tempat seperti Shanghai, pemandangannya sudah jauh berbeda. Sekarang momentumnya ada di [negara-negara] Asia.

Jadi dengan adanya FIA F3 di Asia, itu akan membuka gerbang baru. Karena kita sudah punya F4, dan sekarang dengan F3 regional, kita kemudian bisa melangkah ke F3 internasional.

Menurut saya itu adalah ide yang brilian, karena kita juga bisa mulai membiasakan diri dengan [perangkat pelindung kokpit] Halo.

Seperti yang telah saya katakan, hampir semua pembalap mencoba pergi ke Eropa. Itu memang rute normalnya. Tapi sekarang FIA mulai mengakui Asia sebagai pasar yang berkembang dan membuka ajang F3 regional di sana. Saya pikir itu adalah langkah yang pintar, dan bagus untuk masa depan.

MOTORSPORT.COM: Ada kekhawatiran soal minimnya pembalap? Yakin F3 Asia bisa kompetitif?

Mudah-mudahan saja. Saya belum tanda tangan apa-apa, jadi ini belum pasti saya akan membalap di sana. Tapi jika iya, saya berharap mereka bisa menarik sejumlah pembalap. Anda benar bahwa ada perbedaan antara [tingkat persaingan] di Eropa dan Asia. Dan seperti yang saya katakan, di sana [Eurocup] ada 20-30 pembalap yang bagus. Sementara di Asia mungkin ada tiga atau lima pembalap yang bisa bersaing di Eropa.

Di MRF, kita punya lima pembalap yang bagus, tapi setelah itu jaraknya masih besar. Tapi saya sadar dari segi biaya, F3 Asia menjadi pilihan terbaik yang bisa saya lakukan. Secara keseluruhan, saya harus tetap benar-benar fokus. Karena dalam urusan jam terbang uji coba, saya masih ketinggalan, itu juga menjadi salah satu alasan mengapa saya belum bisa tampil bagus di Eurocup.

Jadi berkompetisi di FIA F3 Asia, melakukan banyak program uji coba, dan terus memperbaiki diri, saya pikir itu adalah pilihan cara yang tepat.

MOTORSPORT.COM: Kapan finalisasi untuk rencana balap tahun ini?

Bulan ini... mungkin dalam beberapa minggu ke depan. Saya pikir cepat atau lambat ini akan difinalisasi. Pada musim dingin [2017] saya melakukan uji coba di Eurocup dan berjalan cukup baik. Saya sudah satu tahun penuh berkompetisi di Eurocup, dan saya cukup menikmatinya, meski kita tahu Eurocup bukan kompetisi yang disertifikasi FIA.

Karena menurut saya, masa depan adalah bersama FIA karena mereka memiliki kekuasaan dalam segala hal yang berhubungan dengan motorsport.

MOTORSPORT.COM: ...dan poin Superlicence?

Ya benar, [karena] poin Superlicence, yang saya pikir itu cukup penting buat sekarang. Saya berharap bisa kompetitif di sana. Jadi saya cukup menantikannya.

Asia F3
Mobil F3 Asia

Wawancara eksklusif oleh Rachit Thukral

Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono merayakan runner-up MRF 2017-2018 bersama Nazim Azman, pembalap Malaysia.
Presley Martono merayakan runner-up MRF 2017-2018 bersama Nazim Azman, pembalap Malaysia.
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Podium Race 2: Presley Martono, Rinus van Kalmthout, Danial Frost
Podium Race 2: Presley Martono, Rinus van Kalmthout, Danial Frost
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Foto grup pembalap MRF 2017-2018
Foto grup pembalap MRF 2017-2018
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono
Presley Martono, Pembalap Indonesia
16

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Wawancara: Presley puas lampaui target di MRF Challenge

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia