Marcus Ericsson Tak Mencari Kemenangan Mudah
Pembalap Chip Ganassi Racing, Marcus Ericsson, memenangi balapan sulit Indianapolis 500, Minggu (29/5/2022) waktu setempat atau Senin pagi WIB, dengan strategi mumpuni yang diracik Mike O’Gara.
Foto oleh: Michael L. Levitt / Motorsport Images
Tahun lalu, di Detroit, Ericsson mencetak kemenangan perdana IndyCar setelah balapan sempat dihentikan pada bagian akhir. Sukses kedua diraih di Nashville dengan susah payah setelah membayangi mobil lain. Bendera merah berkibar beberapa kali sepanjang lomba.
Sementara di Indianapolis 500, ia harus melewati dua Arrow McLaren SP-Chevrolets sebelum membuka keunggulan tiga detik. Rekan setimnya, Jimmie Johnson, lalu mengalami crash pada lap 194.
Selepas restart, Ericsson bertemu dengan Pato O’Ward yang mengincar kemenangan kelima Indy 500. Duel tersebut dimenangi oleh eks pilot Sauber F1 itu.
O’Gara sebagai ahli strategi mengklaim bahwa keberhasilan dicapai berkat kerja tim yang solid.
“Ini adalah definisi kerja tim, yang dilakukan dalam dua pekan di sini. Kami bekerja bersama untuk menyiapkan mobil. Kami bekerja bersama dalam kualifikasi. Kami bekerja sama dalam balapan,” ucapnya.
“Yang terpenting adalah mobil Chip menang. Kami melakukan itu. Untuk alasan apa pun mobil nomor #8 adalah mobil grup. Saya kira mereka tidak suka menang dengan mudah.
“Kemenangan di Nashville tahun lalu adalah tantangan. Kemenangan kami di Detroit setelah bendera merah. Hari ini, kami punya keunggulan yang cukup besar dan para dewa balap memutuskan untuk membuatnya sedikit lebih menantang! Marcus fokus di depan dan menyelesaikan itu hari ini.”
Ericsson sudah memasuki tahun ketiga memperkuat Ganassi sehingga sudah memahami ritmenya. Komunikasi pun lebih mudah.
“Ketika kami bicara di radio, saya tidak harus menjelaskan kenapa kami harus berada di luar atau kenapa masuk pit atau menghemat bahan bakar atau mengebut. Dia mengerti itu,” O’Gara menambahkan.
“Saya kira antara dia dan Brad Goldberg, race engineer-nya, dan saya, kami sudah klik. Dia mengerti apa yang harus dilakukan pada tahap berbeda dari balapan. Jelas sedikit teraduk hari ini Dia hanya bertahan dengan itu.
“Kami mengalami pit stop luar biasa, menempatkannya di depan. Sisanya adalah kerja di sana.”
Sementara bos tim memuji penampilan luar biasa lima pembalapnya. Selain Ericsson, pole sitter Scott Dixon yang memimpin 95 lap, juara bertahan Alex Palou (47 lap), Tony Kanaan finis di posisi ketiga dan unggul enam lap dan Jimmie Johnson unggul beberapa lap sebelum
“Saya hanya merefleksikan beberapa pekan terakhir dan beberapa bulan terakhir memiliki empat atau lima pembalap, bekerja dengan satu tim. Setiap orang mendukung sebagai tim, setiap pembalap mendukung rekan setim sepanjang waktu,” Ganassi menjelaskan.
“Ketika seseorang dalam tim melakukan sesuatu yang penting, yang lain juga ikut gembira. Anda tahu maksud saya? Sungguh menyenangkan berurusan dengan itu.
“Anda lihat hari ini kami punya waktu berbeda di mana mobil berbeda memimpin. Kami tiba di sini awal bulan menginginkan balapan. Faktanya, apa yang kami lakukan. Tidak ada yang lebih gembira daripada para pembalap dalam tim pemenang. Marcus tentu saja.
“Dia berusaha sendiri memahami sumber daya tim dan mengerti bagaimana menggunakan itu. Anda hanya melihat kariernya mulai melesat pada awal musim lalu, ketika dia mengerti apa yang kami miliki Ini puncak dari upaya tersebut.”
Patricio O’Ward menjadi runner-up, sementara Kanaan menghuni peringkat ketiga.
Pemenang balapan Marcus Ericsson, dan Chip Ganassi Racing Honda mencium trek.
Foto oleh: Michael L. Levitt / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments