Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Toyota khawatir kalah top speed di Le Mans

Menurut Mike Conway, Toyota berpotensi mengalami defisit kecepatan jalur lurus besar dibandingkan tim privat LMP1 di Le Mans 24 Jam tahun ini.

#7 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050 Hybrid: Mike Conway, Kamui Kobayashi, Stéphane Sarrazin

Foto oleh: Marc Fleury

Untuk menarik lebih banyak kompetitor melawan Toyota di divisi utama, FIA dan Automobile Club de l’Ouest berupaya menyamakan tingkat permainan antara mobil hybrid dan non-hybrid, sebagai salah satu ubahan di FIA WEC superseason 2018/19.

Sebagai hasilnya, Toyota TS050 Hybrid hanya diberi 35,2kg bahan bakar untuk digunakan pada setiap giliran (turun dari 44,1kg), dibandingkan dengan bbm 52,9kg bbm milik mobil tim privat.

Non-hybrid juga diberi jatah penggunaan energi dua kali lipat (210,9mj) untuk setiap putarannya di Le Mans, dimana Toyota hanya 124,9mj per lap.

Menurut Conway, perubahan ini membuat kemenangan Toyota tahun ini di Le Mans jika terjadi, tidak bisa dianggap sebagai “tanpa perlawanan”. Dan ia memprediksi merek Jepang akan kalah dari sisi top speed.

“Aturan ini cenderung menguntungkan tim privat, dalam arti sangat terbuka bagi mereka,” ucap Conway kepada Motorsport.com

“Target catatan waktu mereka di Le Mans sangat cepat, dengan top speed bisa melebihi 360 km/jam, sementara kami paling hanya 340 km/jam.

“Jika mereka memiliki keunggulan tersebut, maka akan lumayan sulit. Saya tidak pikir kami bisa menang mudah.

“Kami tentu unggul dari sisi sistem penggerak empat roda, dorongan di tikungan. Tetapi mereka hadir dengan downforce lebih besar, hambatan besar karena memiliki bbm lebih banyak untuk dipakai setiap lap-nya.”

Ketika ditanya tim privat apa paling ditakuti, Conway menjawab, “Saya pikir Rebellion, karena Oreca, mereka bisa sangat bagus. Mari kita lihat di tes Prologue di Paul Ricard seperti apa kemampuan mereka.”

Kesempatan terbaik tim privat sejak 2005

Direktur teknik Oreca David Floury menekankan bahwa 2018 merupakan momen emas bagi tim privat untuk meraih kemenangan di Le Mans, seiring tumbangnya pabrikan LMP1.

“Peluang tim privat berjaya di Le Mans sangat tinggi, sudah lama tidak terjadi,” ucapnya kepada Motorsport.com.

“Pescarolo memiliki kesempatan serupa tahun 2005, 10 tahun sebelumnya Courage bisa saja menang.

“Selalu ada siklus seperti ini di Le Mans. Pada suatu titik ada jendela kecil terbuka untuk tim privat. Peluang seperti ini baru muncul kembali setidaknya tahun 2030.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Daftar penerima undangan otomatis Le Mans 24 Jam 2018
Artikel berikutnya ARC Bratislava stop program LMP2

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia