Frijns: Balapan bersama Sean Gelael Menyenangkan
Robin Frijns mengakui kerja samanya bersama Sean Gelael berjalan lancar dan menyenangkan. Pekan ini, mereka berbagi kokpit Oreca 7-Gibson dalam 24 Hours of Le Mans.
Foto oleh: Eric Le Galliot
Frijns, Sean dan mantan pembalap Formula E, Rene Rast, memperkuat tim WRT dalam Kejuaraan Dunia Balap Ketahanan (WEC) musim ini. Ketiganya bahu-membahu di kelas LMP2.
Pencapaian mereka tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka menjadi runner-up dalam 1000 Miles of Sebring dan memenangi 6 Hours of Spa-Francorchamps.
Alhasil, Rast-Frijns-Sean bercokol di puncak klasemen pembalap LMP2 (Le Mans Prototype 2) dengan 52 poin. Selisih dari runner-up, tim United Autosports USA, hanya enam poin saja.
Posisi mereka bisa terancam karena tantangan sangat berat menanti di Sirkuit de la Sarthe. Pada FP1, penampilan trio yang berasal dari negara berbeda tersebut menjanjikan dengan finis P4.
Namun, hasil latihan keempat wakil WRT menghuni urutan ke-20 dan membuat catatan waktu terbaik 3 menit 34,187 detik.
Kendati demikian, kekompakan dan kolaborasi mereka berjalan dengan apik. Hal ini diakui oleh Frijns kepada Motorsport.com Indonesia, selepas gelaran Jakarta E-Prix.
Pembalap Belanda itu mengungkapkan sensasinya bekerja sama dengan Sean Gelael. “Di Spa, kami sangat kompetitif seperti yang kami harapkan. Balapan bersama Sean menyenangkan, team work berjalan dengan sangat baik,” ujarnya.
“Di Le Mans, kami sangat kompetitif tahun lalu. Saya gembira performa tim sangat baik.”
Musim lalu, kedua pilot tersebut membela tim berbeda dalam Le Mans. Frijns yang mengemudi untuk Team WRT, bersama Ferdinand von Habsburg, Charles Milesi, bersaing ketat dengan tim Jota Sport, yang diperkuat Tom Blomqvist, Sean serta Stoffel Vandoorne.
Pada akhirnya, Team WRT dan Jota Sport mengakhiri balapan dua teratas kelas LMP2, mengambil keuntungan dari problem sensor trotel yang dialami Louis Deletraz-Robert Kubica-Ye Yifei dari skuad WRT kedua pada lap terakhir.
Menanggapi kans pada 24 Hours of Le Mans, Frijns optimistis timnya bisa mengatasi hambatan. “Kami menang tahun lalu, jadi sudah tahu apa yang akan ditemui dan yang diharapkan muncul,” ia menandaskan.
Sementara itu, dalam Instagram Live-nya, pembalap Indonesia mengakui sulitnya membangun keselarasan di awal karena ia kerap berganti rekan setim. Namun, kepribadaian Frijns dan Rast yang baik serta profesionalitas mereka membuat kolaborasi lebih baik.
“Kami berjuang sebagai tim. Jika kondisi hujan, Robin yang paling bagus mengemudi dalam kondisi itu. Sementara, Rene lebih cenderung berhati-hati,” katanya.
Rast yang bertekad membantu Sean jadi orang Indonesia pertama yang memenangi 24 Hours of Le Mans menimpali, “Karena pandangan saya tidak terlalu bagus lagi, jadi saya serahkan kepada kalian berdua.”
#31 WRT Orea 07 Gibson LMP2 of Sean Gelael, Rene Rast
Foto oleh: JEP / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments