Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Frijns: Balapan bersama Sean Gelael Menyenangkan

Robin Frijns mengakui kerja samanya bersama Sean Gelael berjalan lancar dan menyenangkan. Pekan ini, mereka berbagi kokpit Oreca 7-Gibson dalam 24 Hours of Le Mans.

#31 WRT Oreca 07 - Gibson LMP2 of Sean Gelael, Robin Frijns, René Rast

Foto oleh: Eric Le Galliot

Frijns, Sean dan mantan pembalap Formula E, Rene Rast, memperkuat tim WRT dalam Kejuaraan Dunia Balap Ketahanan (WEC) musim ini. Ketiganya bahu-membahu di kelas LMP2.

Pencapaian mereka tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka menjadi runner-up dalam 1000 Miles of Sebring dan memenangi 6 Hours of Spa-Francorchamps.

Alhasil, Rast-Frijns-Sean bercokol di puncak klasemen pembalap LMP2 (Le Mans Prototype 2) dengan 52 poin. Selisih dari runner-up, tim United Autosports USA, hanya enam poin saja.

Posisi mereka bisa terancam karena tantangan sangat berat menanti di Sirkuit de la Sarthe. Pada FP1, penampilan trio yang berasal dari negara berbeda tersebut menjanjikan dengan finis P4.

Namun, hasil latihan keempat wakil WRT menghuni urutan ke-20 dan membuat catatan waktu terbaik 3 menit 34,187 detik.

Kendati demikian, kekompakan dan kolaborasi mereka berjalan dengan apik. Hal ini diakui oleh Frijns kepada Motorsport.com Indonesia, selepas gelaran Jakarta E-Prix.

Pembalap Belanda itu mengungkapkan sensasinya bekerja sama dengan Sean Gelael. “Di Spa, kami sangat kompetitif seperti yang kami harapkan. Balapan bersama Sean menyenangkan, team work berjalan dengan sangat baik,” ujarnya.

“Di Le Mans, kami sangat kompetitif tahun lalu. Saya gembira performa tim sangat baik.”

Baca Juga:

Musim lalu, kedua pilot tersebut membela tim berbeda dalam Le Mans. Frijns yang mengemudi untuk Team WRT, bersama Ferdinand von Habsburg, Charles Milesi, bersaing ketat dengan tim Jota Sport, yang diperkuat Tom Blomqvist, Sean serta Stoffel Vandoorne.

Pada akhirnya, Team WRT dan Jota Sport mengakhiri balapan dua teratas kelas LMP2, mengambil keuntungan dari problem sensor trotel yang dialami Louis Deletraz-Robert Kubica-Ye Yifei dari skuad WRT kedua pada lap terakhir.

Menanggapi kans pada 24 Hours of Le Mans, Frijns optimistis timnya bisa mengatasi hambatan. “Kami menang tahun lalu, jadi sudah tahu apa yang akan ditemui dan yang diharapkan muncul,” ia menandaskan.

Sementara itu, dalam Instagram Live-nya, pembalap Indonesia mengakui sulitnya membangun keselarasan di awal karena ia kerap berganti rekan setim. Namun, kepribadaian Frijns dan Rast yang baik serta profesionalitas mereka membuat kolaborasi lebih baik.

“Kami berjuang sebagai tim. Jika kondisi hujan, Robin yang paling bagus mengemudi dalam kondisi itu. Sementara, Rene lebih cenderung berhati-hati,” katanya.

Rast yang bertekad membantu Sean jadi orang Indonesia pertama yang memenangi 24 Hours of Le Mans menimpali, “Karena pandangan saya tidak terlalu bagus lagi, jadi saya serahkan kepada kalian berdua.”

#31 WRT Orea 07 Gibson LMP2 of Sean Gelael, Rene Rast

#31 WRT Orea 07 Gibson LMP2 of Sean Gelael, Rene Rast

Foto oleh: JEP / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Hasil Hari Pertama Sean Gelael dan #31 WRT Menjanjikan
Artikel berikutnya Pembalap TDS Racing Dilarang Ikuti Le Mans 24 Hours

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia