Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Lotterer: WEC harus buka mata setelah Le Mans

Andre Lotterer ingin FIA World Endurance Championship membuka mata dengan memperpendek jarak antara Toyota dan tim nonhibrida LMP1, setelah pabrikan Jepang tersebut akhirnya menjuarai Le Mans 24 Hours, 17 Juni lalu.

#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna, #8 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Sébastien Buemi, Kazuki Nakajima, Fernando Alonso

Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images

Lotterer, pembalap im Rebellion LMP1 mengemudikan mobil nomor #1 yang finis keempat di Le Mans. Mobil tersebut tertinggal 13 lap di belakang Toyota #8, sedangkan Rebellion #3 terpaut 12 lap saat bendera kotak-kotak berkibar.

Rekan setim Lotterer, Neel Jani, merasa bosan dengan gelaran balap ketahanan legendaris musim ini, akibat ketidakmampuan tim-tim privateer LMP1 memberikan perlawanan berarti bagi Toyota.

Berbicara kepada Motorsport.com, Lotterer menegaskan kembali pandangan Jani dengan memanggil perumus aturan WEC, FIA dan Automobile Club de l’Quest, untuk mengambil sikap atas ketimpangan antara Toyota dan lawan-lawannya.

“Kami sebenarnya berharap Toyota ketiban sial supaya bisa menang,” ungkap Lotterer. “Ternyata tidak terjadi apa-apa. Jelas kami tidak bisa menang melawan Toyota.

“Kami tidak punya kesempatan. Terima saja, ini merupakan gelaran Le Mans 24 Hours paling membosankan. Saya harus mengakui susah untuk tampil maksimal setiap lap. Bagaimana bisa kami termotivasi?

“Semoga saja ACO dan FIA segera sadar. Ini pilihan mereka. Sayang bila perhelatan ini tidak berjalan semestinya. Mereka harus sadar sendiri.

“Jika tidak perubahan, musim ini akan menjadi tambah membosankan.”

Pembalap ByKolles, Oliver Webb, yang gagal tampil di balapan Le Mans 2018 akibat kecelakaan Dominik Kraihmer saat membawa ENSO CLM P1/01 Nissan, mengamini opini Lotterer.

“Sungguh, Toyota telah memegang musim ini,” ujar Webb kepada Motorsport.com. “Silvestone mungkin bisa menguntungkan Rebellion dengan paket downforcenya, serta duo Ginetta. Tapi tetap saja Toyota unggul.

“Entah dengan membawa lebih banyak [bahan bakar], atau dengan aliran bahan bakar lebih deras, saya tidak tahu. Namun kami harus tampil selangkah lebih maju jika tidak ingin adanya pengkotak-kotakan antara mesin hibrida dan nonhibrida di LMP1.

#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna, #8 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Sébastien Buemi, Kazuki Nakajima, Fernando Alonso
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna and #3 Rebellion Racing Rebellion R-13: Mathias Beche, Gustavo Menezes, Thomas Laurent
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna crashes into #10 Dragonspeed BR Engineering BR1: Henrik Hedman, Ben Hanley, Renger Van der Zande at the start
10

Perubahan EoT serasa candaan

Lotterer juga mengkritik keputusan mengurangi debit aliran bahan bakar pada mobil nonhibrida jelang tes Le Mans, dibanding dengan ronde pembuka saat Toyota juga tampil dominan.

“Kami berharap lebih dari EoT [aturan penyeimbang mesin hibrida dan nonhibrida],” ujar sang kampiun Le Mans tiga kali. “Mereka bercanda dengan semakin memangkas performa tim-tim privateer.

“Kami berada satu level dengan Toyota? Omong kosong. Saya tidak paham mengapa Toyota ketakutan kami bisa mengungguli mereka.”

Wakil Presiden Rebellion, Calim Bouhadra, bertemu dengan pihak penyelenggara WEC supaya kategori LMP1 tetap menarik setelah ronde Spa. Ia kembali mengingatkan WEC setelah Le Mans.

“Saya rasa ada pelajaran tersirat dari ACO dan WEC mengenai ekspektasi mereka terhadap tim privateer seperti kami,” ujarnya. “Saya rasa ada keputusan besar yang harus dibuat.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Damon dan Bale bintangi film Ford vs Ferrari
Artikel berikutnya Ikuti Le Mans Esports Series berhadiah total Rp 1,4 miliar

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia