McLaren ingin kembali ke Le Mans
Zak Brown menyebut bahwa McLaren akan membangun dan menurunkan mobil di kelas utama LMP1 kejuaraan sportscar global, termasuk Le Mans 24 Hours, jika regulasi lebih berbiaya efektif.
#59 McLaren F1 GTR: J.J. Lehto, Yannick Dalmas, Masanori Sekiya in pits
LAT Images
Brown menyatakan bahwa saat ini McLaren tengah mengevaluasi segala kemungkinan di balap sportscar. Termasuk program prototipe di FIA World Endurance Championship atau IMSA mulai 2019.
Tapi, ia berpikir kalau peraturan kelas utama LMP1 saat ini menjadi tidak masuk akal. Mengingat tim papan atas menghabiskan biaya nyaris setara F1. Brown yakin bahwa arahan baru diperlukan untuk mengembalikan kesuksesan WEC dan Le Mans seperti pada masa kejayaannya.
“Saya percaya WEC memiliki kesempatan untuk menekan tombol restart,” ucap Brown. “Saya berharap WEC dapat kembali ke era Porsche 956 atau 962. Ketika pabrikan dan tim privat bertarung bersama-sama, dengan adanya peluang bagi semua untuk menang.”
“Dengan regulasi sekarang, hal ini sangat mustahil. Tapi coba lihat kesuksesan kategori LMP2, ketika biaya dikendalikan demi keuntungan bersama. Jadi saya ingin pola pikir seperti ini diberlakukan untuk LMP1.”
“Kurang lebih agar seperti DPi di IMSA. Pabrikan diberi ruang untuk berbicara. Jika WEC dapat meniru semangat dan efektivitas biaya sama, untuk paket regulasi meliputi elemen hybrid, kami tentu tertarik. Saya sendiri merupakan fans hybrid.”
Target biaya 20 juta dollar
Dengan biaya LMP1 meroket pada musim-musim belakangan, Brown merasa bahwa investasi dikucurkan pabrikan tidak sebanding dengan apa didapat.”
“Saat ini LMP2 memiliki top speed lebih tinggi dari LMP1 beberapa tahun silam,” ucapnya. “Ini sangat impresif jika Anda butuh dana 5 juta dollar untuk satu musim penuh WEC.”
“Jika dibandingkan peningkatan biaya LMP1, apa didapat mungkin tidak senilai 20 kali lipat. Tetapi, kami akan tertarik jika anggaran dibutuhkan sebesar 20 juta dollar.”
“Tentukan kriteria ekonomis terlebih dahulu. Dan ingat pelajaran dari kejayaan balap sportscar masa silam. Anda tidak perlu meniru persis platform IMSA DPi. Tetapi, bisa mengambil semangatnya. Alternatif lain, bisa saja menjadikan DPI sebagai platform global. Kami juga tertarik pada hal tersebut.”
Brown menambahkan bahwa balap sportscar tetap harus memiliki relevansi teknis dengan pasar mobil jalan raya. Tetapi jangan sampai menyebabkan biaya meroket.
“Divisi litbang harus mendapatkan keuntungan keterlibatan pabrikan di balap, tetapi bukan menjadi alasan utama. Jika tidak bisa menghabiskan dana dengan efisien, tidak akan ada artinya. Pada akhirnya, balap merupakan kegiatan marketing.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments