Robin Frijns Terguncang Bisa Menangi Le Mans 24 Hours
Pembalap WRT untuk Le Mans 24 Hours, Robin Frijns, tak menduga bisa menang dramatis di kategori LMP2. Pasalnya, ia dan rekan setimnya mengalami banyak masalah di lomba ketahanan bergengsi itu.
Foto oleh: Eric Le Galliot
Frijns bersama Ferdinand Habsburg dan Charles Milesi mengemudi #31 WRT Oreca 07-Gibson. Keunggulan 45 detik atas WRT #41 yang dikendarai Robert Kubica, Yifei Ye dan Louis Deletraz, Sabtu (21/8/2021), terkikis pada Minggu.
Mereka bahkan sempat tertinggal dari Kubica dan kawan-kawan. Kejutan manis hadir ketika giliran Yifei mengemudikan mobil. Di lap terakhir, mobil #41 berhenti karena sensor throttle rusak.
Frijns tentu saja kaget akhirnya bisa memimpin. Apalagi kecepatan mobilnya sempat berkurang drastis pada beberapa jam terakhir.
“Saya kira tim melakukan pekerjaan luar biasa dengan menempatkan dua mobil di depan pada malam hari dan keluar tanpa cedera. Kedua mobil berfungsi luar biasa. Kami memiliki kecepatan yang sangat bagus, sedikit lebih cepat dari JOTA” ujar pilot Belanda itu.
“Kemudian, terakhir kali saya melompat (ke mobil), kami menderita masalah besar tiba-tiba. Dongkrak udara mati sehingga kami tidak bisa mengganti ban.
“Saya punya ban baru di depan, lebih tua di belakang dan bolak-balik. Pada dasarnya, semua salah dalam dua jam terakhir. Saya tidak punya kecepatan lagi karena saya pikir ada kerusakan di mobil juga.”
Frijns pun berusaha keras untuk membawa mobilnya hingga garis finis. Ia sempat kesulitan menghalau gangguan dari #28 JOTA yang dikemudikan Tom Blomqvist.
“JOTA mengejar dengan cepat. Saya kira empat atau lima detik per lap. Saya mengamankan P2 karena saya bertarung dengan mobil,” ucapnya.
“Tapi kemudian, menuju ke lap terakhir, saya dengar mobil ‘saudara’ mengalami kerusakan dan berhenti. Sementara, Anda sedang berduel dengan mobil untuk mengamankan P2 tapi tiba-tiba Anda menjadi bertarung untuk P1. Jadi beban di pundak Anda berbeda, saya harus katakan!”
Sesaat setelah berhasil menahan Blomqvist di belakang, tiba-tiba Frijns menghadapi situasi di mana beberapa pembalap Hypercars merayakan kemenangan dan mobil GT juga melambat. Ia harus terampil menghindari flagman dan menghindari kecelakaan.
“Saya kira, garis finis sudah dekat dalam segala hal. Jelas, dua Toyota di depan saya dan mereka melambat sebelum garis finis untuk berfoto. Ada tiga, empat mobil di belakang mereka juga melambat, sementara saya masih berjuang untuk menang,” tuturnya.
“Saya mencoba mencari jalan di sekitar mereka. Saya lihat pria pengibar bendera kotak-kotak sedikit terlambat, tapi bagusnya semua berlangsung dengan baik…”
#31 Team WRT Oreca 07 - Gibson LMP2, Robin Frijns, Ferdinand Habsburg, Charles Milesi
Photo by: JEP / Motorsport Images
Di sisi lain, garasi WRT, Deletraz terpaku sambil menangis karena kemenangan di depan mata direnggut dalam tiga menit sisa.
“Saya tak bisa berkata-kata. Saya menangis. Kenapa kami, kenapa di lap terakhir setelah 23 jam 58 menit,” katanya di media sosial.
“Kami unggul jauh, kami hampir menang dan mobil berhenti. Saya tak percaya. Memenangi Le Mans merupakan impian saya sejak kecil. Ini menyakitkan tapi saya akan kembali dengan lebih tangguh.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments