Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Cairoli Bisa Berlatih Dua Pekan Lagi

Antonio “Tony” Cairoli sedang menghitung hari kapan bisa kembali untuk berlatih motocross setelah melakukan operasi lutut kiri pada awal Desember lalu.

Tony Cairoli, Red Bull KTM Factory Racing

Tony Cairoli, Red Bull KTM Factory Racing

Ray Archer

Tony Cairoli saat ini sedang dalam proses pemulihan setelah melakukan operasi pada lutut kiri yang dialami di Belgia pada awal Desember 2020 lalu.

Namun begitu, kroser Red Bull KTM Factory Racing tersebut tidak akan lama lagi bisa berlatih dengan rekan setimnya, Jorge Prado, dan kroser baru skuad pabrikan KTM di MX2, Mattia Guadagnini.

Kroser 35 tahun asal Sisilia, Italia, itu diperkirakan sudah bisa kembali ke trek sekitar dua pekan lagi. Cairoli bersama Prado dan Guadagnini rencananya siap berlatih di Malagrotta MX Track di Roma, Italia, pada pertengahan Februari.

Cairoli sebetulnya sudah tidak fit pada sepanjang MXGP 2020 lalu. Rasa sakit maupun nyeri pada lutut membuatnya sering kesulitan di kualifikasi. Terbukti, juara dunia motocross sembilan kali itu tidak mampu merebut pole position musim lalu.

Dua kroser tim pabrikan Red Bull KTM Factory Racing, Tony Cairoli (kiri) dan Jorge Prado, beradu cepat dalam sebuah lomba di MXGP 2020 lalu.

Dua kroser tim pabrikan Red Bull KTM Factory Racing, Tony Cairoli (kiri) dan Jorge Prado, beradu cepat dalam sebuah lomba di MXGP 2020 lalu.

Foto oleh: Juan Pablo Acevedo

Karena start dari posisi kurang menguntungkan, Cairoli pun kesulitan untuk start dengan optimal. Hebatnya, dari 36 race (18 balapan), Cairoli masih mampu dua kali menang dan 14 finis podium (termasuk kemenangan) untuk finis di posisi ketiga klasemen akhir.         

“Tulang rawan (cartilage) pada lutut kiri saya sudah rusak dan operasi tidak akan banyak membantu. Namun beberapa bagian dari meniscus (tulang rawan berbentuk C kecil bantalan dalam persendian lutut) yang rusak sudah dibersihkan,” ucap Cairoli.

“Pemulihan ini sedikit lebih lama dari perkiraan dan saya belum bisa mengendarai motor. Saya berharap bisa memulainya dua pekan ke depan. Sambil menunggu, saya akan melatih kekuatan otot-otot kaki. Awal musim sudah dimundurkan jadi saya masih ada waktu.”   

Baca Juga:

 

MXGP 2021 yang rencananya akan dimulai di Muscat, Oman, 3 April mendatang, bakal menjadi musim ke-12 Tony Cairoli di Kejuaraan Dunia Motocross. Desember lalu, Cairoli sudah meminta CEO KTM Stefan Pierer agar diberi kesempatan untuk merebut gelar ke-10.

Sama seperti Valentino Rossi di MotoGP dan Sebastien Ogier di Kejuaraan Dunia Reli (WRC), Cairoli belum berhasil merebut gelar kampiun dunia ke-10. Beruntung, KTM masih memberinya kesempatan semusim lagi untuk mencoba merebut trofi ke-10.

“MXGP 2020 seharusnya menjadi musim perpisahan bagi Cairoli. Di usia 35 tahun, akan sulit bagi seorang kroser untuk finis podium di lomba sekeras MXGP. Namun Tony belum mau pensiun,” kata Pit Beirer, Direktur Motorsport KTM, bulan lalu.

“Setelah operasi kecil pada lutut kiri, kami berharap Tony Cairoli bisa memberikan segalanya lagi karena 2021 akan menjadi musim terakhirnya.”   

Sembilan Gelar Tony Cairoli di Kejuaraan Dunia Motocross
MX2
(125 cc 2-tak – 250 cc 4-tak)
2005: Yamaha
2007: Yamaha
MX1 (250 cc 2-tak – 450 cc 4-tak)
2009: KTM
2010: KTM
2011: KTM
2012: KTM
2013: KTM
MXGP (250 cc 2-tak – 450 cc 4-tak)
2014: KTM
2017: KTM

 

 

   

    

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Menanti Kebangkitan Jeffrey Herlings
Artikel berikutnya Glenn Coldenhoff Ungkap Alasan Gabung ke Yamaha

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia