Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Cairoli Putuskan Masa Depannya Musim Ini

MXGP 2021 bisa menjadi musim terakhir Antonio “Tony” Cairoli di Kejuaraan Dunia Motocross. Ia akan memutuskan lanjut atau tidak tergantung dari beberapa faktor.

Tony Cairoli, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Ray Archer

Tony Cairoli sudah memenangi sembilan gelar juara dunia motocross sepanjang kariernya yang dimulai pada 2002. Masa keemasan kroser asal Italia itu terjadi antara 2005 sampai 2017, saat memenangi gelar pertamanya di MX2 hingga trofi terakhirnya di MXGP 2017.

Dalam usia yang sudah 35 tahun, kroser asal Sisilia itu masih mampu bersaing dalam level tinggi. Hanya rangkaian cedera yang membuat performanya menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Pada MXGP 2020 lalu, kroser Tim Red Bull KTM De Carli Factory Racing tersebut mampu memenangi tiga (Riga, Emilia Romagna, dan Trentino) dari 18 Grand Prix serta tujuh kali naik podium dari 36 races yang digelar.

Cairoli pun mengakhiri MXGP 2020 di peringkat ketiga – di belakang Tim Gajser (Honda) dan Jeremy Seewer (Yamaha) – klasemen akhir. Cairoli menorehan prestasi tersebut pada musim ke-17 kariernya, dengan kondisi lutut kiri yang belum pulih dari cedera.

Setelah menjalani operasi pada Desember 2020, Cairoli ingin melihat sejauh mana hasil pemulihan dan sekompetitif apa ia di MXGP musim 2021 ini. Dari situ, ia akan memutuskan apakah motor bernomor 222 akan tetap terlihat pada 2022 atau tidak.

Tony Cairoli, Red Bull KTM Factory Racing, Tim Gajser, Team HRC

Tony Cairoli, Red Bull KTM Factory Racing, Tim Gajser, Team HRC

Foto oleh: Ray Archer

“Saya ingin mencari tahu dulu apakah masih mampu berkembang. Meskipun saya yakin dari sisi level performa mungkin akan sulit,” ucap Cairoli.

“Banyak hal yang akan tergantung dari kondisi lutut saya. Itulah mengapa saya tidak tahu di mana posisi saya saat ini. Itu karena saya masih belum bisa benar-benar maksimal dengan cedera ini.”

Lebih jauh Tony Cairoli menjelaskan, tahun lalu sulit baginya untuk bersaing karena kondisi lututnya. Kendati begitu, ia optimistis kondisi lututnya jauh lebih baik tahun ini.

“Dengan kondisi sekarang, seharusnya saya sudah mampu bersaing untuk merebut gelar juara dunia,” tutur Cairoli.

“Itu (gelar juara dunia) memang menjadi target utama saya. Bagaimana musim depan akan tergantung dari apa yang saya rasakan musim ini.”

Tony Cairoli memperpanjang kontraknya bersama Red Bull KTM dan Tim De Carli – skuad yang dibelanya sejak 2004 – pada musim panas lalu. KTM belakangan sudah menyiapkan Mattia Guadagnini (MX2) sebagai calon pengganti Cairoli.

Baca Juga:

Tony Cairoli merebut gelar juara dunia kelas MX2 (motor 125 cc 2 tak sampai 250 cc 4-tak) pada 2005 dan 2007 bersama Yamaha. Masih bersama Yamaha, ia menjadi juara dunia MX1 (250 cc 2-tak – 450 cc 4-tak) pada 2009.

Cairoli kemudian melanjutkan dominasi di MX2 bersama KTM dengan memenangi gelar juara dunia beruntun pada 2010, 2011, 2012, dan 2013.

Cairoli juga menjadi kroser pertama yang merebut gelar saat kelas utama, MX1, berubah menjadi MXGP pada 2014. Ia kemudian kembali juara MXGP pada 2017.

Sepanjang kariernya di MX2 pada 2004-2008, Tony Cairoli mampu memenangi 24 GP dan 91 races. Sedangkan di MX1/MXGP antara 2007 sampai musim 2020 lalu, Cairoli tercatat 68 kali memenangi GP dan 179 races.  

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Gajser Memburu Torehan Unik di MXGP 2021
Artikel berikutnya Jorge Prado Siap Libas Para Kroser Top Dunia

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia