Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Glenn Coldenhoff Ungkap Alasan Gabung ke Yamaha

Meskipun bisa memberikan kemenangan MXGP pertama untuk GasGas pada 2020 lalu, Glenn Coldenhoff memilih pindah ke Yamaha musim ini.

Glenn Coldenhoff, Yamaha, interview

Glenn Coldenhoff mampu merebut kemenangan lomba di MXGP bersama KTM dan GasGas dalam dua tahun terakhir. Namun, kroser asal Belanda, 29 tahun, itu membuat keputusan mengejutkan dengan menerima tawaran Yamaha untuk MXGP 2021.

Banyak yang menduga, keputusan Coldenhoff bergabung ke skuad pabrikan Monster Energy Yamaha Factory MXGP Team karena alasan finansial. Namun, pengalaman membuat Coldenhoff tahu benar mana motor yang kompetitif.

Coldenhoff pernah memperkuat tim pabrikan Yamaha yang didukung Wilvo saat ia merebut kemenangan pertamanya di kelas MX2 Kejuaraan Dunia Motocross 2013.

Kendati begitu, Glenn Coldenhoff mengaku keputusannya ke tim pabrikan Yamaha tidak diambilnya dengan mudah. Apalagi, sebelum ke Yamaha ia memperkuat tim pabrikan GasGas dan tim pabrikan KTM.

“Saya lima tahun bersama KTM dan meraih hasil bagus sepanjang karier. Namun, Yamaha sudah memikat saya sejak awal karier,” ucap Coldenhoff.

“Mereka juga memberikan tawaran bagus. Saya melihat markas dan bengkel mereka serta melihat struktur tim. Dari situ saya tahu mereka salah satu tim terbaik di MXGP.”

Baca Juga:

Alasan lain yang membuat Coldenhoff mantap bergabung dengan Yamaha adalah adanya sosok Michele Rinaldi. Mantan kroser asal Italia itu juga dilibatkan di tim. Setelah pensiun, Rinaldi sukses menjadi manajer tim untuk tim-tim pabrikan Suzuki dan Yamaha.

Sebagai manajer tim, Rinaldi pula yang menjadi sosok penting kroser-kroser seperti Bobby Moore, Alessandro Puzar, Andrea Bartolini, Stefan Everts, David Philippaerts, dan Romain Febvre merebut gelar juara dunia motocross.

Setelah Rinaldi menjalankan tim pabrikan Yamaha selama 28 tahun lewat tim Wilvo, pada 2020 Louis Vosters mengambil alih tim.

Bagi Coldenhoff, pindah ke Yamaha bukan tanpa risiko. Maklum, ia terakhir memakai motor Jepang pada 2014 dan 2015 lalu saat membela Suzuki.

“Saya tahu motor KTM dan GasGas sangat baik, bagaimana karakter mereka. Tentu saja Yamaha berbeda dan memiliki karakter dan reaksi yang berbeda pula. Saya hanya butuh waktu untuk adaptasi,” ucap Coldenhoff.

Yamaha Motor Europe tertarik merekrut Glenn Coldenhoff selain karena kompetitif juga pengalamannya turun dengan berbagai jenis motor, utamanya yang berkapasitas 450 cc.

Di MXGP, Glenn Coldenhoff penah turun dengan Suzuki RMZ450 (2015), KTM 450 SX-F (2016-2019), dan GasGas MC 450F (2020).

Lomba pertama MXGP 2020 akan diundur menjadi 3 April di Muscat, Oman. Namun begitu, Glenn Coldenhoff tahu benar ia harus cepat beradaptasi di atas Yamaha YZR450FM.

“Saya belum pernah menguji motor ini saat memutuskan pindah. Namun karena pernah bekerja sama dengan tim ini, saya merasa mereka akan mampu menyiapkan motor sesuai dengan keinginan saya,” kata Glenn Coldenhoff.

“Saya tahu seperti apa dan bagaimana cara kerja orang-orang Michele Rinaldi dan Yamaha Jepang. Tidak ada yang perlu saya ragukan soal mereka.”

Belum lama ini, rekan senegara Glenn Coldenhoff yang juga juara dunia motorcross empat kali (1 MXGP-2018; 3 MX2-2012, 2013, 2016), Jeffrey Herlings menyayangkan keputusan pindah Coldenhoff. Namun ia tetap menghormati dan berharap rekannya itu sukses.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Cairoli Bisa Berlatih Dua Pekan Lagi
Artikel berikutnya GasGas Kembangkan Teknologi Sendiri untuk MXGP 2021

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia