IMI Dorong APM Lebih Aktif Kembangkan Motocross
Ikatan Motor Indonesia (IMI) mendorong Agen Pemegang Merk (APM) berperan aktif mengembangkan motocross di Indonesia.
Foto oleh: Astra Honda Motor
Menurut Direktur Off Road Sepeda Motor IMI, Eddy Saputra, APM mulai membuat tim namun belum total.
IMI hanya menjalankan perannya sebagai regulator sehingga tidak bisa campur tangan terlalu jauh.
“IMI hanya regulator, menjembatani saja. Misalnya, menghimbau kepada Honda untuk bikin tim, Yamaha membuat tim. Kawasaki sudah ada Diva Ismayana, Husqvarna punya Nakami Vidi Makarim,” Eddy memberi contoh.
“Cuma dukungan sebagian besar seperti apa, saya belum tahu. Saya rasa masih belum cukup.”
Lebih lanjut, ia menyoroti wakil tuan rumah kalah jauh ketimbang kroser mancanegara yang tampil di MXGP Indonesia. Selain kondisi fisik, skill, motor pun masih belum sebanding.
“Jangan sampai balapan kelas dunia, tapi motor standar, yang ada pembalap kita cedera semua,” katanya.
“Kalau mau ikut kompetisi internasional, minimal motornya sama dulu spesifikasinya. Kalau spesifikasinya sama, kita bisa lihat kurangnya di mana. Kalau dibilang pembalap unggul, motor tidak siap.
“Kalau mengikuti kroser mancanegara terbang 30-40 meter, yang ada pembalap kita patah bahunya karena motornya tidak punya tenaga untuk terbang.”
Ketika menyinggung alasan sulitnya impor motor dan suku cadangnya, Eddy membantah. Sebagai distributor suspensi merk Ohlins dan pernah mengelola beberapa tim balap, ia mengerti seluk-beluk impor barang.
“Tidak sulit, asal ada uang semua bisa. Sebenarnya yang susah bentuknya oli, ban, karena harus ada label SNI dan lisensi tertentu,” ujarnya.
“Tapi di sini sudah ada merek Pirelli, oli apa yang tidak ada di sini, bahan bakar juga semua ada di sini. Sebenarnya, tidak masalah. Saya juga sudah lama bergelut dalam balapan.
“Makanya saya sayangkan ke tim-tim, ada yang beralasan susah dapat spare part, apa iya? Dunia sudah bebas, di internet mencari apa saja bisa.
“Masa pembalap segitu, suspensi standar, mesin standar, ketika lawan pembalap dunia, bedanya 20 detik per lap. Belum teknik dan fisiknya, makin standar makin capek. Kalau trek gampang membuatnya.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments