Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Persaingan MXGP 2021 Terbaik dalam Beberapa Dekade Terakhir

Duel perebutan gelar juara dunia MXGP 2021 yang berjalan dramatis berhasil menarik perhatian legenda motocross dunia Stefan Everts.

Jeffrey Herlings, Red Bull KTM Factory Racing, onderweg naar de kopstart, naast hem Jeremy Seewer, Monster Energy Yamaha Factory Racing.

Foto oleh: Niek Fotografie

Persaingan perebutan gelar di kelas paling bergengsi dalam Kejuaraan Dunia Motocross, MXGP, memang berbeda tahun ini. Hal itu paling tidak terlihat dari selisih poin tiga kroser yang paling berpeluang merebut gelar.

Menjelang dua lomba terakhir, tiga kroser hanya dipisahkan tiga poin! Kampiun MXGP 2015 Romain Febvre (Monster Energy Kawasaki Racing Team) memimpin klasemen dengan 614 poin.

Kroser Prancis itu diikuti juara dunia MXGP tiga kali (2016, 2019, 2020) Tim Gajser (Team HRC) dengan 613 poin. Posisi ketiga ditempati jawara MXGP 2018 Jeffrey Herlings (Red Bull KTM Factory Racing) dengan 611 poin.

Stefan Everts

Stefan Everts

Foto oleh: KTM Images

Sepengetahuan legenda motocross dunia, Stefan Everts, inilah persaingan paling ketat dan menegangkan menjelang akhir musim dalam sejarah adu balap motor garuk tanah dunia tersebut.

Pemegang rekor juara dunia 10 kali (dari berbagai kelas) tersebut mengaku kagum dengan pergantian pemimpin klasemen yang tidak hanya cepat tetapi dramatis.

“Ini musim terbaik dalam beberapa dekade terakhir,” tutur mantan kroser asal Belgia yang kini memandu putranya, Liam Everts (17), yang turun di Kejuaraan Motocross Eropa (EMX) tersebut.

“Pertarungan di antara tiga kandidat juara dunia kali ini sungguh luar biasa. Saya tidak ingat lagi kapan situasi persaingan seperti ini terjadi sebelumnya,” ucap Everts (48) yang aktif di Kejuaraan Dunia Motocross antara 1988 sampai 2006 tersebut.

Lebih jauh, pemegang rekor kemenangan GP (101) di kejuaraan dunia itu menyebut, ia sendiri pernah bersaing hingga race terakhir sebuah musim melawan Sebastien Tortelli dan Greg Albertyn pada era tahun 1990-an.

Jeffrey Herlings, Red Bull KTM Factory Racing, mengejar Romain Febvre, Monster Energy Kawasaki Racing Team, pada lomba MXGP Prancis.

Jeffrey Herlings, Red Bull KTM Factory Racing, mengejar Romain Febvre, Monster Energy Kawasaki Racing Team, pada lomba MXGP Prancis.

Foto oleh: Niek Fotografie

“Persaingan seperti ini sangat bagus untuk motocross dunia. Ketika ada kroser yang terlalu dominan sepanjang putaran dalam semusim misalnya, orang akan bosan dan kehilangan daya tarik terhadap motocross,” kata Everts.

Sebelum bernama MXGP mulai 2014, kelas tertinggi di Kejuaraan Dunia Motocross adalah 500cc (1957-2002) dan MX1 (2004-2013). Everts sendiri menjadi jawara 500cc 2001 dan 2002, serta MX1 2004-2006.

Everts juga kampiun kelas MX2 (bernama 250cc pada 1962-2002) pada 1995-1997 dan 2003. Ia juga menjuarai kelas 125cc pada 1990.   

Dengan pengalamannya itu, analisis Everts terkait pertarungan gelar MXGP musim ini jelas bisa menjadi acuan. Selain itu, apa yang diutarakannya juga benar. Musim ini, tidak seorang kroser pun yang benar-benar dominan.

Dari 16 GP yang sudah digelar, Febvre baru memenangi satu dan Gajser empat. Keduanya kalah jauh dibanding Herlings yang sudah mengantongi tujuh kemenangan GP. Namun, baik Febvre dan Gajser jauh lebih konsisten daripada Herlings.

Baca Juga:

Belum lama ini, Honda dikabarkan meminta kroser mereka di kelas MX2, Ruben Fernandez, untuk mendampingi Gajser pada MXGP Lombardia, akhir pekan ini (6-7/11/2021).

Beberapa pengamat menilai, Fernandez diminta Honda Racing Corporation (HRC) untuk mendukung Gajser yang sejak awal musim ini harus bertarung sendiri setelah Mitch Evans tak kunjung pulih dari cedera. Namun, Everts memiliki pandangan lain.

“Peluang Ruben untuk memengaruhi pertarungan perebutan gelar sangatlah kecil. Tetapi, Honda jelas sudah memperhitungkan setiap persen dan detail. Pada akhirnya, saya yakin Tim akan tetap berduel sendirian untuk HRC,” tutur Everts.

Tim Gajser, Team HRC

Tim Gajser, Team HRC

Foto oleh: Team HRC / Shot by Bavo

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Jeremy Seewer Tak Suka Terseret Drama Rivalitas Calon Juara MXGP
Artikel berikutnya Jeffrey Herlings Fokus Bangkit di Trek Pasir Mantova

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia