Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Siasat IMI untuk Cetak Kroser Kelas Dunia

Ikatan Motor Indonesia (IMI) berupaya menjadikan kroser Indonesia bisa bersaing di level dunia. Mereka sudah menyiapkan strategi khusus.

Delvintor Alfarizi, Astra Honda Racing Team

Delvintor Alfarizi, Astra Honda Racing Team

Astra Honda Motor

Direktur Olahraga Off Road Sepeda Motor IMI, Eddy Saputra, menemukan beberapa penyebab pembalap motocross tak bisa jadi raja di kampung sendiri.

Padahal, Indonesia menjadi tuan rumah kejuaraan dunia motocross (MXGP). Tentu saja, akan terasa sempurna jika ada wakil Tanah Air yang hinggap di podium.

Hanya saja, harapan itu mungkin baru bisa dicapai dalam waktu beberapa tahun lagi. Sebab, IMI sedang menyusun program, salah satunya menggalakkan kejuaraan nasional motocross, alih-alih grasstrack.

Menurut Eddy, grasstrack seharusnya digunakan untuk para pembalap belia yang merintis jalan ke motocross. Ia ingin mencabut label kejuaraan nasional di ajang itu.

“Dulu ada 2 kejurnas motocross, ada yang namanya Power Track dan kejurnas yang dibikin pengurus provinsi (Pengprov) IMI. Pada perjalanannya, kejurnas yang dibuat Power Track lebih besar karena di dalamnya ada grass track. Akhirnya, pembinaan motocross mati,” tuturnya.

“Sungguh disayangkan karena grass track tidak ada penjenjangan sama sekali untuk sampai ke internasional, berbeda dengan motocross. Jadi mulai tahun ini, saya ubah.

“Kejurnas hanya dipegang pengprov saja, tapi saya tetap mengawasi. Kami buat aturan balapnya, mereka yang melaksanakan.”

Untuk mengakomodasi, IMI juga mengubah beberapa regulasi terkait balapan termasuk karakter sirkuit.

Baca Juga:

“Kalau grass track dulu aturannya mengikuti motocross, sirkuitnya juga mengikuti sirkuit motocross. Sekarang tidak boleh, sirkuitnya harus lebih gampang,” Eddy menerangkan.

“Karena grass track, cikal bakalnya pembalap yang muda-muda atau pemula, sebelum mereka masuk ke special engine ini. Tahun ini, sirkuit lebih mudah, tidak boleh ada jumping tinggi sehingga motor tidak perlu banyak dimodifikasi.

“Tahun ini, saya membesarkan motocross karena ada prestasi sampai ke dunia. Kalau ada kompetisi lain, tidak boleh pakai label kejurnas. Dulu dua-duanya kejurnas, tidak diketahui mana juara nasional sebenarnya.”

Sebagai penyelenggara MXGP Indonesia di Samota, Sumbawa, kroser Indonesia dapat jatah lima wildcard. Delvintor Alfarizi, Diva Ismayana, Nakami Vidi Makarim dan Ananda Rigi Aditya maksimal bersaing di papan tengah hingga bawah MX2.

Delvintor menduduki P10 dalam Race 1 dan memperbaiki jadi P9 Race 2, Ananda di P13 dan P10, Nakami P12 dalam kedua putaran, serta Diva P11 dan P13.

Sedangkan, satu-satunya wakil Indonesia MXGP, Farhan Hendra melorot dari urutan ke-19 (Race 1) dan 18 (Race 2). Ia terpaut tiga lap dengan Tim Gajser.

Lebih lanjut, Eddy menjelaskan IMI sedang membahas tentang penjenjangan termasuk lima seri kejurnas.

“Juara nasional bakal dapat wild card ke MXGP. Namun sebenarnya, ada banyak kejuaraan di Asia, seperti MX Nation. Jadi tidak fokus di nasional saja,” ujarnya.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya 5 Hal Menarik soal Eddy Saputra, 'Bapaknya' Pembalap Motor Indonesia
Artikel berikutnya Venue Favorit Lama Jadi Alternatif untuk MXGP Finlandia

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia