10 Pemenang Race Termuda Kelas Moto2/250cc Sebelum Pedro Acosta
Pedro Acosta menjadi pembalap termuda yang mampu memenangi kelas intermediate Kejuaraan Dunia Balap Motor saat menguasai Moto2 Italia, Minggu (29/5/2022) lalu.
Bagi pembalap asal Spanyol dari Tim Red Bull KTM Ajo tersebut, itulah kemenangan pertamanya di kelas Moto2 setelah promosi dari Moto3 pada musim ini.
Acosta harus menunggu sampai balapan kedelapan untuk merebut kemenangan pertama di kelas Moto2. Namun, juara dunia Moto3 2021 itu merebutnya dengan mencetak satu rekor lagi.
Acosta menjadi yang tercepat pada balapan di Sirkuit Autodromo Internazionale del Mugello dengan rekor pembalap termuda yang mampu memenangi kelas Moto2.
Dengan usia 18 tahun dan 4 hari pada Minggu lalu, Acosta menyingkirkan rekor yang bertahan lebih dari satu dekade milik Marc Marquez.
Lalu, siapa saja 10 pembalap sebelum Pedro Acosta yang menjadi rider termuda pemenang balapan kelas menengah? Motorsport.com Indonesia mencoba merangkumnya.
Marc Marquez, 18 tahun dan 87 hari – Moto2 GP Prancis 2011
Podium Moto2 Prancis 2011: peringkat kedua Yuki Takahashi, pemenang Marc Marquez, peringkat ketiga Stefan Bradl.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Setelah merebut gelar juara dunia kelas 125cc (kini Moto3) pada 2010, Marquez promosi ke Moto2 pada musim berikutnya bersama Team CatalunyaCaixa Repsol.
Pembalap Spanyol itu mengawali Moto2 2011 dengan hasil buruk. Setelah tidak mampu menyelesaikan balapan di dua putaran awal, Qatar dan Spanyol, ia hanya finis P21 di Portugal.
Namun, ia kemudian berhasil merebut kemenangan pertamanya di kelas Moto2 pada lomba keempat, GP Prancis, di Sirkuit Bugatti, Le Mans. Total, Marquez merebut tujuh kemenangan pada musim tersebut dan finis P2 klasemen akhir di bawah Stefan Bradl. The Baby Alien kemudian merebut gelar juara dunia Moto2 pada 2012.
Dani Pedrosa, 18 tahun dan 202 hari – 250cc GP Afrika Selatan 2004
Dani Pedrosa
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Seusai menyabet gelar juara dunia kelas 125cc pada musim sebelumnya, Dani Pedrosa promosi ke GP250 pada 2004 masih bersama tim yang sama, Telefonica Movistar Honda.
Hebatnya, Pedrosa langsung merebut kemenangan perdananya di kelas 250cc pada balapan pertama, GP Afrika Selatan. Total, pembalap asal Spanyol itu tujuh kali naik podium utama pada musim 2004 dan menjadi juara dunia.
Pedrosa berhasil mempertahankan gelar juara dunia kelas 250cc pada 2005 untuk kemudian naik ke MotoGP pada 2006 bersama Honda.
Alan Carter, 18 tahun dan 227 hari – 250cc GP Prancis 1983
Melakukan debut di Kejuaraan Dunia Balap Motor dengan turun penuh di kelas 250cc pada 1983, Alan Carter berhasil merebut kemenangan pertamanya di GP Prancis, putaran kedua musim tersebut, di atas Yamaha YZR250 milik Team Mitsui Yamaha.
Ironisnya, itulah satu-satunya kemenangan yang diraih pembalap asal Inggris tersebut sepanjang kariernya di Kejuaraan Dunia Balap Motor yang sebagian besar dihabiskan di kelas 250cc. Gantung helm pada 1990, Carter tidak pernah merebut gelar juara dunia.
Jorge Lorenzo, 18 tahun dan 326 hari – 250cc GP Spanyol 2006
Jorge Lorenzo, Fortuna Aprilia, menjelang turun di kelas 250cc GP Catalunya 2006.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Tidak seperti dua kompatriotnya, Marc Marquez dan Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo baru merebut kemenangan pertamanya di kelas 250cc pada musim keduanya. Itu terjadi pada balapan pertama musim 2006, GP Spanyol.
Tidak tanggung-tanggung, Lorenzo berhasil memenangi separuh dari total 16 Grand Prix kelas 250cc pada musim 2006 untuk merebut gelar juara dunia. Pada musim berikutnya, Lorenzo merebut sembilan (dari total 17 balapan) untuk kembali menjadi kampiun kelas 250cc.
Dengan total 17 kemenangan di kelas 250cc yang semua direbut di atas Aprilia RSW 250, Jorge Lorenzo menjadi pembalap tersukses Spanyol di kelas intermediate mengalahkan Pedrosa dan Sito Pons (keduanya merebut 15 kemenangan di kelas 250cc).
Marco Melandri, 18 tahun dan 349 hari – 250cc GP Jerman 2001
Marco Melandri
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Melakukan debut kelas 250cc pada 2000, Marco Melandri harus menunggu sampai balapan ke-25 untuk merebut kemenangan pertamanya. Itu terjadi di GP Jerman 2001, putaran kesembilan musim tersebut.
Podium utama GP Jerman menjadi satu-satunya kemenangan Melandri pada kelas 250cc musim tersebut. Namun, performa konsisten membuat pembalap Italia itu merebut peringkat ketiga klasemen akhir musim 2001 di bawah Daijiro Kato dan Tetsuya Harada.
Musim berikutnya, masih bersama Tim MS Aprilia Racing, Melandri menggila dengan memenangi sembilan dari total 16 balapan yang mengantarnya merebut gelar juara dunia.
Fabio Quartararo, 19 tahun dan 58 hari – Moto2 GP Catalunya 2018
Fabio Quartararo, Speed Up Racing, menjelang lomba Moto2 Rep. Ceko 2018 di Sirkuit Brno.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Seperti Lorenzo dan Melandri, Fabio Quartararo juga harus menunggu hingga musim keduanya untuk merebut kemenangan pertama di kelas intermediate.
Podium utama pertama Moto2 baru berhasil direbut Quartararo pada balapan ke-25, GP Catalunya 2018, yang menjadi putaran ketujuh musim tersebut. Menariknya, itu juga menjadi kemenangan pertama Quartararo sepanjang turun di kejuaraan dunia.
Performa pembalap asal Prancis itu di kelas-kelas bawah memang tidak secemerlang di MotoGP. Dari total empat musim turun di Moto3 (2015, 2016) dan Moto2 (2017, 2018), Quartararo hanya mampu merebut satu kemenangan!
Bandingkan dengan sembilan kemenangan di kelas MotoGP sampai musim keempat (tahun ini) plus satu gelar juara dunia (2021) yang sudah direbutnya.
Johnny Cecotto, 19 tahun dan 64 hari – 250cc GP Prancis 1975
Musim 1975 menjadi debut Johnny Cecotto di Kejuaraan Dunia Balap Motor. Tidak tanggung-tanggung, pembalap asal Venezuela tersebut turun di dua kelas sekaligus bersama Tim Venemotos-Yamaha, 250cc dan 350cc.
Cecotto langsung merebut kemenangan pada balapan pertama musim 1975, GP Prancis. Tidak hanya di kelas 250cc di atas Yamaha TZ250, Cecotto juga menguasai podium utama kelas 350cc dengan Yamaha TZ350 di GP Prancis yang kala itu digelar di Sirkuit Paul Ricard.
Cecotto merebut dua kemenangan di kelas 250cc pada 1975 untuk finis P4 di klasemen akhir. Setelah itu, Cecotto tidak lagi turun di kelas 250cc dan fokus ke kelas 350cc dan 500cc.
Tetapi, ia merebut gelar juara dunia di kelas 350cc pada musim 1975 dan menjadi satu-satunya trofi sepanjang kariernya di Kejuaraan Dunia Balap Motor.
Maverick Vinales, 19 tahun dan 91 hari – Moto2 GP Amerika 2014
Maverick Vinales, sejak akhir musim lalu memperkuat Aprilia Racing Team di kelas MotoGP.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Seusai merebut gelar juara dunia Moto3 2013, Vinales promosi ke Moto2 pada 2014. Tidak butuh lama, setelah finis P4 pada balapan pertama di Lusail, Qatar, Vinales menjadi yang terbaik pada putaran kedua di Circuit of The Americas (COTA), Austin, Amerika Serikat.
Total, empat kemenangan direbut pembalap asal Spanyol tersebut pada Moto2 2014 untuk berada di peringkat ketiga klasemen akhir. Musim berikutnya, Maverick Vinales ditarik tim pabrikan Suzuki untuk turun di MotoGP dan kini memperkuat Aprilia Racing.
Shoya Tomizawa, 19 tahun dan 122 hari – Moto2 GP Qatar 2010
Shoya Tomizawa
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Shoya Tomizawa mulai turun di kelas intermediate pada 2008, saat masih bernama 250cc, namun baru turun penuh sejak 2009.
Tomizawa membuat sejarah dengan menjadi pemenang pertama balapan Moto2, kelas baru pengganti 250cc, saat menjadi yang terbaik di GP Qatar 2010.
Namun, itu juga menjadi satu-satunya kemenangan bagi pembalap Jepang tersebut sepanjang kariernya di Kejuaraan Dunia Balap Motor. Pada putaran ke-11 Moto2 2010, ia mengalami kecelakaan pada lap 12 GP San Marino, saat berada di posisi keempat lomba.
Cedera cranial (syaraf otak) serta trauma pada tulang punggung serta perut membuat Tomizawa meninggal dunia pada 5 September 2010, siang saat balapan GP San Marino masih berlangsung.
Wafat dalam usia 19 tahun, Tomizawa saat itu menjadi pembalap kedua yang tewas di trek setelah senior dan kompatriotnya, Daijro Kato, mengalami nasib yang sama di kelas MotoGP Jepang di Sirkuit Suzuka pada 2003.
Valentino Rossi, 19 tahun dan 131 hari – 250cc GP Belanda 1998
Valentino Rossi saat memenangi lomba kelas 250cc GP Imola 1998.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Tahun 1998 menjadi musim perdana Valentino Rossi di kelas intermediate. Kendati saat itu berstatus juara dunia kelas 125cc 1997, Rossi tidak langsung mampu adaptif dalam menyesuaika n diri dari Aprilia RS125 ke Aprilia RS250.
Terbukti, pembalap asla Italia itu harus menunggu sampai balapan ketujuh kelas 250cc 1998, GP Belanda, untuk merebut kemenangan pertamanya. Setelah sukses di Sirkuit Assen tersebut, Rossi mampu memenangi empat putaran terakhir secara beruntun.
Namun, kemenangan di Assen serta Imola, Catalunya, Australia, dan Argentina, tidak cukup bagi Rossi untuk merebut gelar juara dunia kelas 250cc 1998. Ia finis tepat di bawah Loris Capirossi.
Setahun berikutnya, 1999, Valentino Rossi berhasil menyabet sembilan kemenangan dari 16 balapan kelas 250cc. The Doctor pun merebut gelar juara dunia kelas 250cc 1999 untuk kemudian promosi ke kelas 500cc (kini MotoGP) pada 2000.
Valentino Rossi pensiun dari Kejuaraan Dunia Balap Motor pada akhir musim 2021 lalu dengan total sembilan gelar juara dunia. Selain masing-masing satu di kelas 125cc, 250cc, dan 500cc (2001), Rossi tercatat enam kali menguasai kelas MotoGP (2002-2005, 2008, 2009).
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.