Bastianini: Portimao Sangat Menguras Energi
Situasi sempat tidak nyaman bagi Enea Bastianini dalam balapan di Sirkuit Algarve. Namun determinasi pada akhirnya membawa sang rider menjadi juara dunia Moto2 2020.
Enea Bastianini, Italtrans Racing Team
Gold and Goose / Motorsport Images
Bastianini memiliki modal bagus menghadapi race penentuan kelas intermediate di Portimao, Portugal, yakni keunggulan 14 poin dan posisi start di grid keempat.
Seharusnya, kedua hal tersebut membuat pembalap Italtrans Racing itu lebih tenang di dalam trek. Faktanya, tidak semudah yang dibayangkan bagi Bastianini.
La Bestia memulai balapan dengan baik. Ia sempat melesat ke urutan dua pada lap pertama. Namun dalam putaran keempat, Bastianini merosot ke posisi empat.
Pembalap Italia ini lalu terus turun hingga urutan ketujuh dan tak mampu lagi mengimbangi kecepatan tiga pembalap terdepan: Remy Gardner, Luca Marini, dan Sam Lowes.
Namun Bastianini bisa bernapas lega setelah finis kelima dan mengetahui bahwa Gardner yang sukses memenangi balapan. Dengan begitu, titel menjadi milik La Bestia.
"Saya masih harus membiasakan diri dan menyadari semuanya. Ini mimpi yang menjadi kenyataan," ujar Bastianini seperti dikutip Motorsport.com.
Meski masih tak menyangka dirinya sukses menorehkan nama dalam sejarah Moto2, Bastianini mengatakan bahwa race di Portimao benar-benar menguras energinya.
"Sungguh balapan yang sulit. Mengelola semuanya ketika Anda bersaing menjadi juara sangat tidak mudah," ujar rider yang akan naik kelas ke MotoGP musim depan itu.
Pembalap Italtrans Racing Team, Enea Bastianini, harus bekerja keras untuk mempertahankan posisinya dalam balapan di Sirkuit Algarve, Portimao, Portugal.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
"Saat saya menyadari kondisi ban masih bagus, saya terus membayangi Marco (Bezzecchi). Dan ketika tahu Sam (Lowes) ada di posisi ketiga, saya puas finis kelima."
Bukan hanya berusaha mengejar, La Bestia juga harus menahan penetrasi yang coba dilakukan tiga rider di belakangnya: Jorge Martin, Joe Roberts, dan Augusto Fernandez.
Namun Bastianini berhasil mengeksekusi strateginya dengan tepat. Ia tahu kapan waktunya menekan guna terus menjaga gap waktu dari rival-rivalnya tersebut.
"Saya mengatur semuanya dengan baik, coba menekan di awal (balapan). Kemudian saat Luca (Marini) dan Sam menjauh, saya fokus menjaga posisi," kata rider 22 tahun itu.
Enea Bastianini pada akhirnya sukses menjadi juara dunia Moto2 2020 meskipun hanya mampu finis kelima pada race final di Portimao, Portugal.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
"Ketika Fernandez dan Martin kembali mendekat pada lap-lap akhir, saya mulai menekan lagi dengan maksimal. Pada akhirnya, itu membuahkan hasil," ia menambahkan.
Bastianini mengakhiri Moto2 Portugal dengan catatan waktu 39 menit 44,122 detik, terpaut lebih dari delapan detik dari Gardner. Namun tambahan 11 poin sudah cukup.
Hasil akhirnya, ia meraih 205 poin. Bastianini unggul sembilan angka dari Marini yang akan menjadi rekan setimnya di Avintia Racing musim depan.
Tentu saja mengakhiri karier di Moto2 dengan titel juara dunia menjadi penutup sempurna sebelum La Bestia melanjutkan petualangannya di kelas premier musim depan.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments