Bendsneyder Terima Pertamina Mandalika SAG karena Kakek Nenek dari Indonesia
Mulai musim depan, ia akan jadi pembalap utama Pertamina Mandalika SAG yang berkompetisi di Moto2. Bo Bendsneyder antusias bekerja sama dengan tim tersebut karena dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia.
Foto oleh: Mandalika Racing Team Indonesia (MRTI)
Karier Bendsneyder seolah tamat setelah menjalani lima musim mengecewakan di Moto3 dan Moto2. Ia sempat memutuskan untuk pindah jalur di Supersport World Championship dan terikat kontrak dengan EAB Racing.
Namun, tiba-tiba muncul kesempatan kedua bertahan di Moto2 sebelum Natal dari SAG (Stop And Go).
Tentang bagaimana kesepakatan dengan SAG terjadi, Bendsneyder menjelaskan kalau kakek dan neneknya memegang peran besar.
“Ada beberapa pihak berhubungan dengan tim ini. SAG sudah berkompetisi selama beberapa tahun, belakangan mereka punya sponsor dari Malaysia dan itu sebabnya Kasma Daniel membalap di sana. Mereka bahkan telah merekrut Tom Luthi untuk musim depan, tapi rencana berubah dengan adanya sponsor utama,” ia mengungkapkan kepada Motorsport.com.
“Ketika pihak Indonesia bergabung. Tim menginginkan saya sebelumnya, tapi itu tak mungkin karena Kasma masih membalap di sana. Tentu tak ada tempat, tapi ketika sponsor lain bergabung, mereka kembali menginginkan saya. Itu membantu karena kakek dan nenek saya lahir di Indonesia, ada hubungannya dengan itu. Pintu terbuka ke sana. Itu sangat indah.
“Saya sedikit terkejut. Fokus saya kepada World Supersport Championship dengan EAB, peluang ini muncul di hadapan Anda. Ini bukan hanya sebuah kesempatan, ini kesempatan. Selain itu, ada hubungan dengan kakek dan nenek yang bicara bahasa Indonesia dengan lancar. Seolah-olah, ini memang seharusnya terjadi.”
Bendsneyder teken kontrak satu tahun dengan opsi musim berikutnya. Rekan setim Thomas Luthi itu mendapat paket motor versi 2021 dari Kalex.
“Kami akan naik motor 2021, di mana sama dengan motor 2020. Tidak ada yang perlu diubah (karena pengembangan terhenti) tapi kami mendapat mesin terbaru. Itu sangat indah. Tim punya satu target dan finis setinggi mungkin,” katanya.
“Dengan Luthi, mereka punya pembalap yang sangat bagus dan saya gembira dapat membalap bersamanya. Saya dapat belajar banyak. Saya pernah mengalahkannya. Itu mungkin. Dia naik Moto2 cukup lama. Kemudian saya dapat melihat data, saya tidak punya itu selama beberapa tahun.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments