Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

Direkrut Pertamina Mandalika SAG, Bendseyder Minta Maaf pada EAB Racing

Demi Pertamina Mandalika SAG, Bo Bendsneyder membatalkan kontraknya dengan EAB Racing yang membawanya ke ajang Supersport World Championship 2021. Pembalap Belanda tersebut meminta maaf kepada pemilik tim, Ferry Schoenmakers.

Bo Bendsneyder, RW Racing GP

Bo Bendsneyder, RW Racing GP

Gold and Goose / Motorsport Images

Awal Desember, ketika kami bicara kepada pembalap 21 tahun tersebut. Kali ini bukan dari Erasmusburg, Rotterdam, melainkan dari rumah masing-masing. Juara Red Bull Rookies tersebut menikmati liburan setelah musim yang sibuk, dengan 15 balapan dalam 18 pekan.

Seiring dengan jebloknya pencapaian di Moto2 2020, ia dan RW Racing sepakat tak memperpanjang kerja sama. Rider muda itu ditampung salah satu rekannya, Schoenmakers, meski harus ganti haluan.

Bendsneyder sudah menyiapkan beberapa hal untuk bertarung di Supersport World Championship 2021, termasuk berlatih.

“Saya minta maaf kepada Ferry (Schoenmakers dari EAB Racing). Saya fokus kepada diri sendiri kepada World Supersport Championship. Kami sudah sangat sibuk dengan persiapan. Kemudian Anda muak dengan berita ini, tapi dia juga mengerti saya tidak bisa melewatkan kesempatan ini. Sungguh menyenangkan kami tetap berteman,” ujarnya kepada Motorsport.com.

Pandemi Covid menempatkannya pada kesulitan. Ia harus membalap dengan paket dasar di Moto2 Qatar dan mengukir hasil cukup baik dengan finis pada urutan ke-11. Lalu jadwal dibekukan karena pandemi virus corona meluas di berbagai belahan dunia, sehingga mesti bekerja di restoran.

“Di Qatar, kami menjalani akhir pekan yang menyenangkan, bagus di kualifikasi dan balapan. Kemudian, Anda secara rahasia mendengar tentang virus corona di sana sini dan pada prinsipnya, kami orang Belanda tidak peduli tentang Covid-19 saat itu. Tapi orang Italia, pada contohnya, peduli,” katanya.

“Kami tahu itu akan jauh lebih sulit, tapi kami tidak tahu bakal berhenti selama tiga sampai empat bulan. Selama periode ketika tidak melakukan apa-apa, saya membantu paman. Dia punya restoran. Saya tidak melakukan apapun dengan balapan.”

Ketika musim Moto2 dilanjutkan kembali, performa motornya kurang memuaskan. Eks rider Red Bull KTM Ajo itu sering tercecer di kelompok belakang. Bendsneyder menganalisis problem yang menghambat prestasinya musim ini.

“Di Jerez, butuh waktu untuk membiasakan diri setelah absen dalam waktu yang lama. Kami juga punya ban depan berbeda, di mana tidak membuat perasaan saya lebih baik. Sebenarnya ada banyak balapan di mana saya mengalami banyak masalah,” tuturnya.

“Ban depan baru membuat saya merasa berbeda. Itu membuat feeling dengan bagian depan lebih sedikit. Ini hal terburuk yang Anda miliki sebagai pembalap. Kalau Anda sedikit percaya diri di belakang, Anda masih bisa mengatur itu. Tapi Anda harus percaya dengan bagian depat, meski tidak seperti itu.

“Ada banyak orang dalam tim yang ingin mencoba berbagai hal, dari casis hingga peredam guncangan. Saya kira kami membuat kesalahan serius dengan mencoba banyak hal.

“Awalnya, itu menjadi lebih sulit karena kami membalap dua kali di sirkuit sama. Biasanya Anda berpindah sirkuit dan ini merupakan tombol mulai lagi. Secara mental itu sulit, tapi saya kira telah memperlihatkan pantang menyerah.”

Baca Juga:

Selama lomba terakhir, semua tampak berjalan pada jalur yang tepat, tapi petinggi RW Racing kurang puas. Setelah bertemu, mereka sepakat putus kontrak.

“Kami memutuskan bersama untuk tidak melanjutkan. Saya menunjukkan sejak awal, bahwa saya ingin naik Moto2 untuk melangkah maju. Saya tidak lagi punya perasaan di sana dan mengekspresikan itu juga. Setelah berdiskusi, kami memilih melewati jalan masing-masing. Saya berterima kasih kepada mereka atas dua tahun yang baik,” ia mengungkapkan.

“Itu dua tahun yang berat dan saya dapat menutupnya dengan baik. Itu membuat saya lebih kuat sebagai manusia, 100 persen saya yakin. Ada banyak keresahan yang melanda rekan setim, kepala kru atau mekanik. Sebagai tim Belanda dan pembalap Belanda, Anda selalu jadi sorotan. Saya menunjukkan pantang menyerah dan saya akan mengeluarkan segalanya. Itu kenapa saya gembira bisa mengakhiri seperti ini.”

Merujuk pada performa musim lalu, Bendsneydr sempat kesulitan mencari pelabuhan baru.

“Di paruh pertama, itu tidak berhasil karena saya hanya sedikit unjuk kemampuan. Kemudian, sulit untuk mengetuk, ketika itu tidak ada tim,” ucapnya

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bendsneyder Terima Pertamina Mandalika SAG karena Kakek Nenek dari Indonesia
Artikel berikutnya Potensi Remy Gardner Mulai Diakui Paddock MotoGP

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia