Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

Manuel Gonzalez Sebut Dua Lawan Moto2 yang Dianggap Berbahaya

Manuel Gonzalez terus memberi beban kepada diri sendiri setelah menjuarai World Supersport 300. Kesempatan tampil di Moto2 untuk pertama kali musim ini diharapkan bisa melambungkannya ke MotoGP.

Manuel Gonzalez, Yamaha ParkinGO Team

Gold and Goose / Motorsport Images

Kehadiran pembalap remaja itu di Moto2 sontak menyedot perhatian. Ia datang dengan status juara dunia balap motor termuda sepanjang sejarah, mematahkan rekor Loris Capirossi.

Gonzalez menggondol gelar juara WSSP 300 2019 bersama Yamaha ParkinGo di usia 17 tahun dan 25 hari.

“Saya sadar telah memecahkan rekor ketika menjuarai kompetisi. Tentu saja, saya sangat gembira. Apalagi mungkin tidak ada yang melakukannya lagi karena mereka akan mengubah usia minimum. Saya menggunakan tekanan agar tidak santai dan terus bertarung,” ujarnya kepada Motorsport.com Spanyol.

Talenta pembalap berjuluk Manu Gas itu rupanya menarik perhatian tim VR46, milik legenda MotoGP Valentino Rossi. Ia pun ditawari memperkuat VR46 Master Camp Team di Moto2.

Baca Juga:

Tanpa pikir panjang, Gonzalez segera menyetujui proposal itu. Bagaimana pun, impiannya bertarung di MotoGP suatu hari nanti.

Moto2 tidak asing baginya karena pernah menggantikan rider MV Agusta Racing, Lorenzo Baldassari, di Aragon. Namun, pengalaman sekali tentu tidak cukup.

Gonzalez mengklaim berbicara dengan Pablo Nieto setiap hari untuk berkonsultasi. Ia merasa tekanan lebih besar.

“Tekanan hadir sekarang. Ini akan jadi musim perdana saya di Kejuaraan Dunia dengan tim yang punya dukungan MotoGP dengan struktur Valentino Rossi. Saya tahu bahwa saya berada di tangan yang tepat dan saya kontak dengan Pablo Nieto setiap hari,” ujarnya.

“Saya sangat tenang tentang bagian itu, karena saya tahu akan punya tim sangat bagus di belakang saya. Memiliki itu, Anda tahu harus melakukannya dengan baik karena materialnya ada di sana, jadi saya harus mulai sedikit demi sedikit dan berkembang dari balapan ke balapan.

“Kami semua baru dan kerja harus sama, itu tidak seperti, contohnya, tim-tim lain di mana sudah menyelesaikan pekerjaan sejak awal. Kami harus mengambil manfaat dan bekerja dengan baik satu sama lain dan meningkatkan motor bersama serta secara umum.”

Pembalap remaja tersebut sudah menakar kekuatan lawan. Ia sudah punya dua nama sebagai musuh yang dianggap berbahaya.

“Rival utama akan bertarung untuk gelar juara adalah Augusto Fernandez. Belakangan, fisiknya sangat bagus dan mentalitasnya selalu fokus pada apa yang dilakukan dan bekerja sendiri. Saya kira tahun ini, dia akan berada dalam kondisi setara untuk memenangi gelar,” ucapnya.

“Saya sebagai seorang rookie, lawan berat lainnya adalah Pedro Acosta. Dia sebagai juara Moto3, dan seorang debutan seperti saya di Moto2. Saya kira dia akan jadi rival yang harus dikalahkan di antara para rookie, di mana musim ini ada banyak. Selain itu, kami kenal satu sama lain dari Kejuaraan Spanyol.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Marcel Schrotter Akui Tak Bisa Latihan Motor di Jerman
Artikel berikutnya Bos Honda Team Asia Waswas Omicron

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia