Pedro Acosta: Butuh Pengorbanan untuk Memulihkan Satu Posisi di Moto2
Pedro Acosta gagal memenuhi harapan penggemarnya berdiri di podium dalam debut di Moto2 Qatar, Minggu (6/3/2022). Meski finis P12, pembalap Red Bull KTM Ajo itu puas karena target pribadinya tercapai.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Rookie Moto2 tersebut digadang-gadang bisa mengulang kejutan seperti Moto3. Musim lalu, saat tampil perdana di Sirkuit Lusail, ia langsung melesat ke posisi kedua.
Sontak mata publik terarah kepadanya. Pasalnya, sebelum Moto3 2021 bergulir, tidak banyak yang mengenal profil Acosta. Banyak yang mengira juara Red Bull Rookies Cup hanya sekadar meramaikan kompetisi karena tak punya pengalaman apa pun.
Sikap skeptis pun berubah jadi kagum karena remaja 17 tahun tersebut memborong tiga kemenangan beruntun setelah duel pembuka. Sejak saat itu, ia dijuluki ‘bocah ajaib’ dan kemampuannya memukau pecinta balap motor.
Setelah menggondol titel Moto3, ia lantas naik kelas. Tentu saja, fan menaruh harapan besar melihatnya ke podium pada petualangan pertama Moto2.
Acosta ternyata kesulitan bertarung dengan motor besar, walau ia sudah berlatih dan menambah bobot hingga 5kg. Start dari posisi ke-10, pembalap nomor 51 berakhir pada P12.
“Sepanjang musim dingin, saya berlatih dengan motor besar, tapi latihan tidak sama seperti melakoni balapan. Saya berangkat dengan fakta bahwa dengan kualifikasi dan balapan, saya telah belajar banyak dibanding dua sesi tersebut tahun lalu. Saya bertahan dengan itu dan dengan pengalaman yang diambil,” ucapnya, dikutip dari Marca.com.
“Ketika ada orang di depan kami yang kurang cepat dari kami, ini bisa terjadi dan itu telah terjadi. Saat balapan dimulai, saya yang terakhir, namun sangat penting dapat pengalaman.
“Pada akhirnya, ada banyak pembalap di depan dan itu tidak buruk sama sekali karena pace hanya untuk podium.
“Orang-orang sudah pergi jauh, saya ada di sana. Sementara, pembalap lambat sudah tergelincir…hal ini bisa terjadi. Di Moto3, lebih mudah memulihkan posisi dan di sini, saya harus membayar lebih.”
Aki Ajo tidak memaksakan pembalap anyarnya untuk menang. Ia meminta tim untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Sedangkan, Acosta perlu menyerap banyak pengalaman.
“Ini bukan hanya sekadar melewati banyak pembalap dengan cepat. Pada Moto3, pada trek lurus, saya bisa memangkas enam posisi, di sini satu saja sulit. Kami mengumpulkan informasi dan pengalaman penting,” ia mengungkapkan.
Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Acosta menyadari bahwa manajemen ban sudah bagus sehingga pace juga membaik.
“Saya kira manajemen cukup bagus, pace juga demikian, tapi kami masih punya banyak hal yang perlu dipelajari karena kami menderita di awal balapan,” katanya.
“Pace bagus. Kualifikasi membuat kami merasa hidup, sama seperti saat keluar di depan. Setidaknya, Anda di sana. Anda tidak menemukan pembalap lamban lagi, sehingga tak kehilangan waktu.”
Pada akhirnya, ia gembira bisa menuntaskan balapan dan membawa pulang empat poin.
“Bagaimana itu bukan hasil yang diimpikan? Kami menyelesaikan balapan, dapat poin. Itu target hari Minggu,” tutur Acosta.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments