Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Plus-Minus 3 Pembalap Calon Kuat Juara Dunia Moto2

Pada paruh kedua Kejuaraan Dunia Moto2 2022, tiga pembalap bakal bersaing lebih sengit di sembilan balapan tersisa.

Start action, Celestino Vietti, VR46 Racing Team leads

Foto oleh: MotoGP

Paruh kedua Moto2 2022 akan dimulai di Silverstone saat digelarnya GP Inggris pada 4-7 Agustus mendatang. Tiga pembalap teratas dan tim berbeda, yakni Celestino Vietti (Mooney VR46 Racing Team), Augusto Fernandez (Red Bull KTM Ajo), dan Ai Ogura (Idemitsu Honda Team Asia) hanya dipisahkan satu poin.

Lantas, bagaimana persaingan di sembilan balapan tersisa Moto2 musim ini? Yang pasti, duel bakal makin sengit dan sulit diprediksi. Seperti apa kekuatan dan kelemahan tiga kandidat kuat juara dunia Moto2 2022 itu? Berikut ulasan singkatnya.

Celestino Vietti 

Celestino Vietti, Team VR46

Celestino Vietti, Team VR46

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pembalap asal Italia yang juga jebolan VR46 Riders Academy miliki legenda hidup Valentino Rossi tersebut berhasil merebut 70 poin dari kemungkinan maksimal 75 poin dari tiga balapan awal, usai menang di Qatar, podium kedua di Indonesia, dan kembali P1 di Argentina.

Seperti kebanyakan pembalap jebolan VR46, Vietti juga dikenal sangat perhitungan dan presisi, juga piawai menilai situasi balapan. Namun, ia juga belum begitu konsisten meskipun tahun ini sudah musim keduanya di Moto2.

Setelah tidak mampu finis (DNF) di Austin, Texas, Amerika Serikat, performa Vietti cenderung naik-turun. Setelah putaran keempat tersebut, Vietti masih dua kali retired namun mampu menang di Catalunya.

Vietti memang masih memimpin klasemen dengan tiga kemenangan. Namun, sampai 11 balapan, ia hanya unggul finis podium lain yang lebih baik (P2 di Indonesia dan Portugal) dibanding Augusto Fernandez yang sekali P3 selain tiga kemenangan.

Augusto Fernandez      

Augusto Fernandez, Red Bull KTM Ajo

Augusto Fernandez, Red Bull KTM Ajo

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Seperti Vietti, Fernandez juga sudah mengoleksi 146 poin, tiga kemenangan juga sudah dikantongi pembalap asal Spanyol tersebut.

Kemenangan di GP Prancis menjadi kebangkitan pembalap yang dibina Jose Manuel Lorenzo (ayah juara dunia MotoGP tiga kali: 2010, 2012, 2015 Jorge Lorenzo) itu setelah hasil buruk pada awal musim: dua DNF dan tidak mampu naik podium di enam race awal.

Torehan buruk tersebut membuatnya tertinggal hingga 56 poin dari Vietti setelah GP Spanyol, balapan keenam.

Baca Juga:

Satu finis P3 di GP Catalunya posisi kelima menjadi hasil torehan Fernandez selain tiga kemenangan yang dimulai di Le Mans tersebut.  

Pembalap dengan bakat alami dan memiliki determinasi tinggi, menjadi keunggulan Fernandez selama ini. Hal itu dibuktikan dengan kemenangan di Dutch TT (GP Belanda). Start dari grid kesembilan, Fernandez berhasil memenangi duel sengit dengan Ai Ogura.

Selain juga dikenal memiliki mentalitas kuat dan kecepatan, konsistensi Augusto Fernandez juga belum teruji benar. Enam balapan awal musim ini menjadi bukti itu.

Ai Ogura

Ai Ogura, Honda Team Asia

Ai Ogura, Honda Team Asia

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pembalap asal Jepang ini memiliki satu keunggulan yang tidak dipunyai dua pesaing yang berada di atasnya, yakni konsistensi.

Dari 11 balapan di paruh pertama musim, Ai Ogura tidak pernah terlempar dari delapan besar jika mampu finis. Jika Vietti dan Fernandez masing-masing sudah tiga dan dua DNF, Ogura baru sekali retired musim ini. Itupun karena kecelakaan massal akibat kondisi lintasan Sirkuit Algarve, Portugal, yang tidak ideal karena cuaca buruk.

Jumlah finis podium Ai Ogura sama dengan Vietti, lima. Itu termasuk satu kemenangan di GP Spanyol. Selai satu kemenangan, Ogura juga mampu masing-masing dua kali finis P2 (Amerika dan Belanda) dan P3 (Argentina dan Italia).

Jika konsistensi dan agresivitas menjadi keunggulan Ai Ogura, kelemahan pembalap berusia 21 tahun itu bisa dibilang hampir sulit ditebak. Kualifikasi bisa jadi salah satu kekurangan Ogura meskipun ia sudah merebut satu pole position di Moto2.   

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alami Bulimia dan Depresi, Canet Sempat Ingin Mundur dari Moto2
Artikel berikutnya Awal Mula Bos Aspar Gino Borsoi Dijuluki “Cobra”

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia