Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Analisis
Moto2 Lusail

Bagaimana Pirelli Menandai Awal Moto2 2024 di Qatar

Balapan Moto2 pertama bersama Pirelli berubah menjadi lotere ban. Salah satu pendiri Kalex, Alex Baumgartel, mencoba menjelaskan alasannya.

Alonso Lopez, SpeedUp Racing

"Pada akhirnya, kami membuat pilihan ban yang salah untuk balapan," kata manajer tim IntactGP, Jurgen Lingg, Minggu (10/3/2024), setelah dimulainya musim Moto2 2024 di Losail, Qatar. Namun, tim asal Jerman itu tidak sendirian. Setelah lebih dari satu dekade menggunakan ban Dunlop, peralihan ke Pirelli benar-benar mengubah situasi di kelas menengah.

Di Losail, format akhir pekan membuat segalanya menjadi lebih rumit. Latihan bebas pertama  Jumat, yang merupakan sesi siang hari, tidak memberikan banyak data berguna. Sesi latihan sore hari berlangsung basah. Kualifikasi dijadwalkan pada Sabtu sore, dan kemudian langsung masuk ke balapan pertama tahun ini dengan sedikit informasi.

Sebanyak 16 pembalap memilih ban belakang SC1 Pirelli yang lebih keras dan 13 sisanya memilih SC0 yang lebih lunak. Ternyata, ban soft adalah pilihan yang lebih baik.

Faktanya, ketiga pembalap yang naik podium memakai ban SC0. Sebaliknya, catatan waktu para pengguna SC1 turun drastis dalam beberapa kasus. Aron Canet, misalnya, mencatat waktu tercepat di lap ketiga, dengan waktu 1:57,661. Namun pada lap kesepuluh, pembalap Spanyol itu melambat jadi 2:00 perlap.

Catatan waktunya meningkat menjadi 2:02 di paruh kedua balapan. Hal yang sama buruknya terjadi pada Tony Arbolino. Sejak lap kedelapan dan seterusnya, pembalap Italia itu sudah melewati batas waktu dua menit.

Baca Juga:

Namun, para pemimpin klasemen berhasil mempertahankan waktu 1:59. Terlepas dari itu semua, balapan berlangsung lambat, karena waktu keseluruhan pemenang, Alonso Lopez, lebih lambat sekitar 13 detik dibandingkan dengan balapan musim gugur lalu dengan ban Dunlop. Hal ini menunjukkan bahwa tim masih harus banyak belajar tentang ban Pirelli.

"Sudah jelas bahwa kami harus mengharapkan banyak keausan pada kedua ban," kata salah satu pendiri Kalex, Alex Baumgartel, tentang balapan akhir pekan pertama dalam sebuah wawancara dengan 'Motorsport-Total.com'. Karena jadwal dan kondisi cuaca pada Jumat, tim-tim hampir tidak memiliki "referensi" untuk ban.

"Namun, itu adalah kejutan bahwa mereka membuat langkah besar, bahkan dengan SC0, tetapi lebih dari itu dengan SC1," jelas pria Jerman itu. "Itu adalah pelajaran pertama. Tentu saja, itu juga pertama kalinya kami berkendara dari grid (saat berhenti) dan bukan dari pit. Jadi masih banyak yang harus dianalisis dan ditingkatkan di semua aspek."

Alex Baumgartel

Alex Baumgartel

Menurut Baumgartel, pertama-tama tim harus menemukan dasar untuk senyawa baru ini.

“Ini lebih tentang keseimbangan, prosedur pemanasan, dan bagaimana membuat ban bekerja. Hal tersebut harus ditemukan dalam set-up, dan kemudian dalam pengaturan komponen mekanis lainnya,” ucapnya.

"Kecepatan balapan jauh lebih lambat dari tahun lalu. Belum ada yang berada di level yang tepat untuk membuat ban bekerja dengan baik. Sekarang, ini adalah tentang menyempurnakan basis, dan kemudian kami harus menarik kesimpulan. Kami telah melihat bahwa kami masih belum menggunakan ban dengan cara yang benar.

 

World Superbike bukan tolok ukur Moto2

Perlu diingat bahwa Pirelli memasok Moto2 dengan ban yang telah digunakan di World Superbike (WSBK) selama bertahun-tahun, dan siapa pun bisa membelinya untuk digunakan secara bebas di sirkuit.

Beberapa orang di paddock berpikir bahwa tim-tim harus melihat ke WSBK untuk mengetahui cara kerja ban tersebut. Namun anggapan ini tidak benar, karena meskipun Moto2 memiliki tenaga lebih kecil dari Superbike, namun lebih ringan dan lebih kaku. Oleh karena itu, motor Moto2 memiliki perilaku yang sangat berbeda.

"Saya rasa Anda harus mendapatkan pengalamannya sendiri," demikian teori Baumgartel. "Tentu saja, kami tahu pada rentang temperatur dan tekanan apa ban bekerja dengan baik (di WorldSBK). Namun, hal ini tidak dapat ditransfer ke kategori kami saat ini."

Moto2 telah melakukan dua tes persiapan dalam hal pengujian sejauh tahun ini. Portimao sangat dingin dan basah. Di Jerez, kami bisa berkendara dalam kondisi yang baik. Di sana, kami melihat bahwa ban bisa memberikan performa konsisten sepanjang balapan.

Kalex tunggu informasi

Karena keputusan untuk menjadikan Pirelli sebagai pemasok ban tunggal untuk Moto2 2024 baru diambil pada September, dan tes pertama baru dilakukan pada akhir November, maka tidak ada pengetahuan atau waktu untuk menyesuaikan desain sasis dasar dengan kompon baru.

"Sasisnya kurang lebih sama dengan tahun 2023," ungkap Baumgartel. "Kami telah membawa swingarm baru, yang juga berjalan dengan baik. Tapi, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah sasis akan memberikan dampak apa pun."

Hal ini dikarenakan tim harus menemukan set-up dasar terlebih dahulu, dan data harus dikumpulkan di beberapa sirkuit untuk mendapatkan gambaran jelas dengan informasi yang berarti.

Dalam kelompok tim Kalex, hanya RW-Racing yang menggunakan material 2023. Barry Baltus menempati posisi kedua di podium pada balapan pertama musim ini. Kemenangan diraih oleh tim Speed Up dengan sasis Boscoscuro, berkat Alonso Lopez.

Ada tiga pembalap Boscoscuro dan hanya satu pembalap Kalex yang berada di posisi empat besar.

"Ini adalah paket yang kuat dalam hal motor dan pembalap," Baumgartel, memuji kompetitornya dari Italia. "Tim MT Helmets-MSi adalah tambahan yang baru."

"Saya sangat menyukai Ai Ogura dan Sergio Garcia. Ini akan menjadi kompetisi yang kuat. Kami harus memastikan bahwa kami akan segera mematahkan kisah sukses ini. Tentu saja, kami harus tetap waspada dan tetap efisien, seperti tahun-tahun sebelumnya, dan mencoba untuk meningkatkan paket. Hal ini sekarang lebih penting dari sebelumnya.”

Itu karena Boscoscuro juga memenangi empat balapan terakhir musim 2023, dan kini memulai era Pirelli dengan kemenangan.

Namun, menurut Baumgartel, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Pirelli akan lebih baik dengan satu sasis atau sasis lainnya.

"Selama tes musim dingin di Valencia pada November dan baru-baru ini di Jerez, kami sudah kuat dalam kondisi yang baik. Di Qatar, kami mengalami kemunduran karena kondisi. Tapi, masih terlalu dini untuk menilai," pungkasnya.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Race Moto2 Qatar: Alonso Lopez Tempatkan Dirinya Jadi Favorit Juara
Artikel berikutnya FP Moto2 Portugal: Gonzalez Tajam, Wakil Gresini di Dua Besar

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia