Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Potensi Remy Gardner Mulai Diakui Paddock MotoGP

Setelah berada di bawah bayang-bayang sang ayah, Remy Gardner kini telah mendapat pengakuan akan potensinya dalam dunia balap motor Grand Prix.

Remy Gardner, SAG Racing Team

Moto2 2020 memang sudah berakhir dan melahirkan juara dunia, yakni Enea Bastianini, tetapi masih terselip cerita tentang para pembalap di kelas intermediate ini.

Salah satunya tentang Remy Gardner. Kemenangan perdana pada Moto2 Portugal lalu, tak pelak membuat namanya mulai diperbincangkan.

Hal tersebut diamini oleh ayah Remy, juara dunia GP 500cc 1987, Wayne Gardner. Menurutnya, sejak meraih podium tertinggi di Portimao, banyak pihak yang tertarik dengan putranya tersebut.

Wayne juga mengatakan, tidak banyak pihak yang tahu bagaimana Gardner menghadapi sejumlah kesulitan.

Terutama menyangkut fisik Gardner. Dengan tinggi badan 178 cm, jelas menyulitkan pembalap muda Australia itu kala menggeber motor Moto2.

“Kami memasukkan dia ke Stop and Go (SAG) Team tahun lalu, dan ada banyak (penampilan) menjanjikan yang dibuat di sana, namun itu tidak pernah membuahkan hasil,” ucap Wayne kepada Speedcafe.

“Misalnya, Remy seharusnya punya motor baru untuk 2020. Tapi dia tidak punya, (alhasil) dia mengendarai motor 2019.

“Jadi, kami mengalami itu selama dua tahun terakhir. Itu hanya drama yang tidak dapat dilihat publik. Yang mereka lihat hanyalah dia berkendara di trek.

“Namun, tim memahami ini sekarang dan Remy menunjukkan potensinya dan memenangi balapan terakhir (Moto2), yang seharusnya tidak dia lakukan dengan motor itu, tapi dia berhasil melakukannya.

“Tentu saja, sekarang, semua orang menginginkan dia, semua orang mengoceh tentang dia. Semua hiu mulai mengelilinginya, semua manajer, dan Anda harus memiliki 25 (orang di dalam) rombongan Anda. Semuanya dimulai.

“Semua orang sekarang melihat potensinya.”

Baca Juga:

Musim depan, Gardner bakal melakoni babak baru dalam karier balapnya bersama Red Bull KTM Ajo. Pembalap muda Australia bakal berduet dengan Raul Fernandez.

Wayne mengungkapkan, bahwa sebenarnya putranya pernah ditawari promosi ke kelas premier oleh KTM. Akan tetapi, lantaran merasa belum siap, tawaran itu ditolak Gardner.

“Remy mungkin sudah berada di MotoGP. Dia mendapat tawaran untuk mengendarai KTM, yang sekarang ditempati Iker (Lecuona di Tech3),” tutur Wayne.

“Remy seharusnya mengambil kursi itu, dan Herve (Poncharal, bos Tech3) menginginkan Remy karena dia tahu talentanya sejak dia mengendarai Moto2 bersamanya, ketika motor Herve adalah motor 2014 dan Remy membalap di kejuaraan 2018.

“Itu (akan) selalu (menjadi) pertaruangan dan tidak ada yang tahu hal semacam itu. Dia tidak didukung peralatan atau personel yang terbaik.

“Lalu, hasilnya tidak ada dan Remy mengira dia belum cukup siap untuk itu (ke MotoGP), dia tidak tahu, dan itu sebuah pertaruhan.

“Dia tidak ingin ke MotoGP dan kemudian tidak tampil bagus, dan kemudian mundur ke luar.

“Anda mendapat satu kesempatan untuk ke MotoGP, dan jika Anda tampil bagus, Anda berada di sana untuk waktu yang lama. Tetapi jika tidak, jika Anda tidak mendapatkan hasil, Anda tidak akan kembali. Anda harus kembali ke Moto2, atau bahkan mungkin Moto3.

“Ini bukan perjalanan yang mudah dan ini adalah pilihan waktu, dan memilih tim yang tepat.”

Remy Gardner, SAG Racing Team

Remy Gardner, SAG Racing Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Direkrut Pertamina Mandalika SAG, Bendseyder Minta Maaf pada EAB Racing
Artikel berikutnya Impresi Pertama Arbolino terhadap Motor Moto2

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia