Raul Fernandez Butuh Motivasi Lebih Besar
Rookie Moto2, Raul Fernandez, sangat membutuhkan motivasi untuk menyelesaikan petualangan terakhirnya, sebelum pindah ke MotoGP musim depan.
Pembalap belia Red Bull KTM Ajo itu tampil impresif pada tahun perdananya di Moto2. Proses adaptasi dengan motor balap yang lebih berat dan mutakhir boleh dibilang sangat cepat.
Kurang dari semusim, Raul Fernandez menjadi penantang juara Moto2 2021. Ia jadi pemenang di Portugal, Prancis dan Belanda serta naik podium enam kali. Mendarat di peringkat kedua sementara, poinnya terpaut 25 dari Remy Gardner, pemuncak klasemen.
Meski minim pengalaman, talenta luar biasa pemuda 20 tahun tersebut diminati beberapa tim yang butuh pembalap untuk MotoGP 2022. Bahkan Petronas SRT sudah melakukan pendekatan lewat agen Fernandez.
Mengetahui pembalap berbakat itu diincar lawan, KTM segera mengintervensi dengan menyodorkan kontrak ke level premier. Pengumuman tersebut terkesan tiba-tiba dan membuat Tech3 yang bakal dititipi rider Spanyol itu juga kebingungan.
Dengan setengah hati, Fernandez menerima promosi tersebut. Rencananya untuk bertahan di Moto2 berantakan. Ia tak mau jemawa dan merasa masih butuh motivasi.
“Ini hanya musim ketiga saya. Lebih bagus dari satu balapan ke balapan. Saya masih harus berkonsentrasi penuh pada Moto2,” ujarnya dalam program Sport & Talk. “Saya masih muda dan sekarang, saya perlu motivasi lebih besar lagi.”
Kakak pembalap Moto3, Adrian Fernandez, tersebut memiliki rekan setim yang sudah cukup lama malang melintang di Moto2. Ya, Gardner sudah berkecimpung di kelas kedua selama lima tahun atau sejak 2016.
Kedua pembalap tersebut menjadi lawan sekaligus rekan yang kompak. Perkembangan mereka membuat Aki Ajo gembira karena menghasilkan prestasi luar biasa.
“Kami melakukan duel dalam balapan di trek. Kami bergaul dengan baik di luar lintasan. Kami juga belajar satu sama lain. Saya tidak tahu berapa poin yang sudah kami cetak sebagai satu tim tahun ini. Kami harap bisa melanjutkan hal ini tahun depan,” ia menuturkan.
Sementara itu, Gardner butuh lima tahun dan pindah tim agar bisa sampai ke posisi teratas. Dari pembalap kelas menengah, peruntungannya berubah ketika ditampung Red Bull KTM Ajo.
“Itu setiap impian anak laki-laki. Saya punya tahun-tahun sulit, tapi itu juga membuat saya lebih kuat secara mental maupun fisik. Saya sangat antusias. Saya bahkan tidak tahu berapa tenaga kuda mesin itu,” ucap putra kampiun kelas 500cc musim 1987, Wayne Gardner.
“Itu impian ayah saya juga. Saya bisa akhirnya berkompetisi di Liga Champions. Saya harap dapat mengikuti jejaknya suatu hari nanti dan jadi juara dunia.”
Pencapaian Gardner dan Fernandez tersebut mengundang decak kagum Direktur Motorsport KTM, Pit Beirer.
“Apa yang mereka lakukan di Moto2 sungguh luar biasa. Anda lebih baik daripada lainnya. Pujian untuk kerja para pembalap muda itu, membuat kami bangga.
“Kami telah menjalin ikatan kuat dengan para pembalap muda. Kami sebut ‘Akademi MotoGP’ internal. Kami mempelajari ini dari olahraga offroad dan menerapkan pada road. Tentu saja, tidak menyenangkan ketika para pembalap terpukul oleh persaingan.”
Raul Fernandez, Red Bull KTM Ajo
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.