RW Racing Masih Bertahan dengan Sasis NTS dan Barry Baltus
RW Racing akan kembali menjadi satu-satunya tim yang memakai sasis NTS untuk Moto2 2022. Mereka juga mempertahankan Barry Baltus untuk tahun depan.
Tahun depan, dari 15 tim yang turun di Kejuaraan Dunia Moto2, hanya NTS RW Racing GP yang akan turun dengan sasis/sepeda motor buatan NTS Co LTD. Tim asal Belanda tersebut juga masih bakal mempertahankan Barry Baltus untuk Moto2 2022.
“Untuk pembalap kedua belum kami putuskan. Kami mungkin baru akan menguumkannya setelah GP Amerika di Texas (3 Oktober),” ucap Jarno Janssen, Manajer Tim NTS RW Racing, seperti dikutip Speedweek.
“Saat ini, kami sedang berbicara dengan sejumlah kandidat tetapi belum ada yang resmi kami kontrak (untuk pembalap kedua),” tutur Janssen sebelum bertolak ke Amerika Serikat.
Adapun untuk sasis, RW Racing juga memperpanjang kontrak dengan NTS untuk tahun depan. Pabrikan asal Fukushima, Jepang, tersebut bekerja sama dengan RW Racing sejak Moto2 2018.
Para pembalap seperti Joe Roberts, Jesko Raffin, Steven Odendaal, dan Bo Bendsneyder pernah turun dengan sasis ini. Pada Moto2 2021, NTS RW Racing diperkuat rookie 17 tahun Barry Baltus dan pembalap berpengalaman asal Malaysia, Hafizh Syahrin.
Dominique Aegerter juga sempat menjadi pembalap pengganti di empat balapan Moto2 musim lalu dengan hasil terbaik finis P12 di GP Austria.
Sebelum 2018, NTS sudah pernah turun di Moto2 pada musim 2014 dan 2015 bersama Japan Italy Racing (JiR) Team yang dipimpin Gianluca Montiron dengan pembalap Tetsuta Nagashima dan Tomoyoshi Koyama.
Barry Baltus, NTS RW Racing GP
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
NTS baru benar-benar turun penuh di Moto2 pada 2018 setelah setahun sebelumnya fokus di FIM CEV Moto2 (Kejuaraan Moto2 Eropa) 2017 dan berhasil membantu Steven Odendaal finis P3 klasemen akhir.
Saat itu, teknisi asal Jepang Osumu Goto (yang pernah bekerja untuk Honda di Formula 1 lalu ke Sauber Petronas Engineering) menjadi penanggung jawab operasional tim bersama perusahaan miliknya asal Swiss, GEO Technology.
Di klasemen konstruktor Moto2 2018, NTS hanya mampu merebut delapan poin dan berada di peringkat keenam. Lalu, pada tiga balapan awal Moto2 2019, NTS paling tidak mampu menempatkan satu pembalap di 15 besar (zona poin) setiap balapan.
Pada akhir Moto2 2019, NTS berada di peringkat kelima klasemen konstruktor dengan 11 poin. Saat itu, KTM masih turun di Moto2 sebagai pembuat sasis.
Pada 2020, NTS berada di posisi paling buncir dari empat konstruktor di Moto2. Kendati mampu menuai 22 poin, mereka masih tetap di bawah Kalex, Speed Up (tahun ini berganti nama Boscoscuro), dan MV Agusta.
Sampai balapan ke-14 Moto2 2021 ini, NTS masih berada di peringkat keempat konstruktor di belakang Kalex, Boscoscuro, dan MV Agusta, dengan 10 poin.
Poin konstruktor, yang diambil dari hasi finis terbaik pembalap penggunanya, terbaik NTS sejauh ini dibuat Syahrin saat finis P9 di Italia dan P14 Baltus di Jerman. Menariknya, itu juga poin yang mampu direbut Syahrin dan Baltus sejauh ini hingga mereka masing-masing hanya berada di P28 dan P31 klasemen.
Selama ini, NTS megandalkan suspensi dari WP pada 2018. Sejak 2019, NTS menggandeng Kayaba (KYB) secara eksklusif untuk peranti peredam kejut tersebut.
“Pada 2018, Tech3 menilai KYB memiliki material dan kinerja lebih baik. Kami juga sudah membuat kemajuan dengan motor,” ujar Jarno Janssen.
“Tetapi, memang tidak mudah untuk bersaing dengan Kalex dan Boscoscuro. Kalex memiliki produk luar biasa dan banyak pembalap hebat yang memakainya.”
Bujet tahunan yang mencapai sekira 2 juta euro (Rp33,4 miliar) memang sulit untuk dipenuhi tim kecil seperti RW Racing. Ditambah pandemi Covid-19 yang terjadi hampir dua tahun ini.
“Pemilik tim kami yang juga mantan pengusaha transportasi, Roelof Waninge, untuk kali pertama menyaksikan lomba sejak terakhir di Valencia 2019. Semua itu akibat Covid-19. Kami harus berhati-hati agar antuiasmenya terhadap balap tidak hilang saat menghadapi masa-masa sulit sepeti sekarang,” tutur Janssen.
Hingga saat ini, RW Racing belum menegosiasikan kontrak baru dengan NTS karena situasi pandemi dan kondisi ekonomi yang belum pasti di Jepang.
“Namun, NTS masih bersedir menyuplai kami untuk tahun depan. Yang pasti, saat ini sangat sulit untuk membuat rencana ke depan. Semua orang masih harus menunggu dan melihat seperti apa pertumbuhan ekonomi di masa depan,” ucap Janssen.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.