Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Reactions

Juara Dunia Moto3 Pedro Acosta Bukan Siapa-siapa Tanpa KTM Ajo

Pada musim debutnya yang luar biasa, rider Red Bull KTM Ajo Pedro Acosta berhasil mencetak sejumlah rekor dalam perjalanannya menjadi juara dunia Moto3 2021.

Race winner and World Champion Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Balapan akhir pekan penutup Moto3 musim ini akan berlangsung di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia. Pedro Acosta bisa tenang menatap putaran pamungkas, karena sudah gelar sudah digenggam.

Dengan demikian, Acosta menikmati kesuksesan serupa dengan Fabio Quartararo, yang telah lebih dulu memastikan diri sebagai Juara Dunia MotoGP 2021 di Misano dengan dua race tersisa.

Acosta mengklaim gelar di Grand Prix Algarve, Portimao, 7 November 2021, di mana asa sang rival, Dennis Foggia, pupus menyusul crash akibat manuver kontroversial Darryn Binder di lap terakhir.

Situasi itu, yang turut menjadi faktor dirinya lebih cepat menyegel gelar, tak lantas menutup fakta bahwa Acosta memiliki musim hebat dan membuktikan kapasitas sebagai bintang masa depan.

Bagaimanapun, 2021 adalah musim debutnya di kejuaraan dunia. Dalam hal ini, rider Spanyol berusia 17 tahun tersebut sukses memenangi enam balapan dan merengkuh titel juara dunia sebagai rookie.

Baca Juga:

Acosta juga telah meneken kontrak untuk promosi ke Moto2. Di kategori intermediate, ia akan membalap untuk tim yang sama dengan yang dibelanya di Moto3, Red Bull KTM Ajo, musim depan.

Menengok lagi ke belakang, melihat perjalanan kariernya yang melesat, sang juara dunia baru Moto3, mengungkapkan perasaannya saat bergabung dengan tim besutan Aki Ajo tersebut.

"Bahkan setahun yang lalu saya tidak punya apa-apa. Kemudian Ajo dan KTM datang. Mereka tidak hanya memberi saya sebuah tim, mereka memberi saya keluarga,” Acosta mengungkapkan.

Lantas mengapa Acosta mengatakan dirinya ‘tidak punya apa-apa setahun lalu’? Awalnya, ia seharusnya turun di Moto3 2021 dengan Tim PrustelGP. Namun tak ada kelanjutan, meski kesepakatan sudah terjalin.

Akhirnya, Acosta, kala itu masih 16 tahun, segera mencari tim baru. Aki Ajo dan KTM datang menawarkan kesempatan dan kini, selang kurang dari 12 bulan, ia mengaku berutang kepada mereka.

Juara Dunia Moto3 2021 Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Juara Dunia Moto3 2021 Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

"Saya tidak menang sendirian. Tanpa tim, saya jelas bukan siapa-siapa. Orang-orang ini percaya kepada saya dalam setiap situasi," kata Acosta mengenang  masa sulitnya awal tahun lalu.

"Mereka tidak kehilangan kepercayaan terhadap saya ketika saya crash empat kali di Le Mans, saat saya hanya menduduki posisi 25 (di grid) di Silverstone dan di semua balapan lainnya.

"Dan mereka tidak pernah kehabisan senyum. Itu sebabnya jelas bahwa saya tidak meraih gelar juara dunia ini sendiri. Kami memenanginya bersama-sama," tutur Acosta tentang skuat KTM Ajo.

Acosta menyelesaikan race Moto3 pertamanya di Qatar pada Maret langsung di podium, sebagai runner-up. Selepas itu, ia meraih tiga kemenangan beruntun (GP Doha, GP Portugal dan GP Spanyol).

Dengan torehan tersebut, Juara Red Bull MotoGP Rookies Cup ini menjadi pembalap pertama dalam sejarah yang mampu berdiri di podium pada empat balapan awalnya dalam Kejuaraan Dunia.

Fotofinish beim Moto3-Rennen in Portimao 2021: Pedro Acosta 0,051 Sekunden vor Dennis Foggia

Fotofinish im April in Portimao: Pedro Acosta 0,051 Sekunden vor Dennis Foggia

Foto: Motorsport Images

Acosta menyoroti Portimao sebagai balapan yang menentukan perjalanannya untuk merengkuh titel. Tetapi bukan race kedua di sana, akhir pekan lalu, melainkan yang dimenangkan pada April lalu.

“Saya menang di sana setelah pertarungan yang sulit hingga lap terakhir. Saya tidak membuat banyak kesalahan saat itu,” ucapnya, mengingat kembali duel ketat dengan, Dennis Foggia.

Kendati demikian, pembalap asal Murcia, Spanyol, tersebut mengungkapkan bahwa Moto3 Doha sebagai balapannya paling spektakuler. "Race kedua di Qatar. Itu seperti mimpi,” katanya.

Pasalnya, kala itu, di Sirkuit Losail, Acosta tampil sensasional. Ia mampu menang walau start dari pit lane. Sukses ini menjadikannya rider Moto3 pertama yang finis terdepan dalam situasi tersebut.

Acosta juga hampir saja membukukan sejarah lain, yakni rekor usia. Ketika ia mengklaim gelar di Portimao dengan kemenangan keenamnya musim ini, sang pembalap berusia 17 tahun 166 hari.

Loris Capirossi

Loris Capirossi: Rekord als jüngster Weltmeister (1990) ganz knapp behalten

Foto: Motorsport Images/Gold and Goose

Ini memastikan Acosta menjadi juara dunia termuda kedua di kelas Moto3, hanya satu hari di belakang Loris Capirossi (17 tahun dan 165 hari) ketika jadi juara kelas 125cc pada musim 1990.

"Saya tidak terlalu memikirkannya (perbandingan rekor dengan Capirossi). Itu adalah era yang berbeda,” katanya. Pun demikian, Acosta dan Capirossi memiliki satu kesamaan, yang tentunya istimewa.

Keduanya berhasil menjadi juara dunia pada musim pertamanya di kejuaraan dunia. Dalam rentang 30 tahun di antaranya, tidak ada pembalap lain yang berhasil mencatatkan rekor tersebut.

*Artikel ini dibuat oleh M. Fadhil Pramudya P yang sedang menjalani magang.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Brad Binder Netral soal Insiden Balapan Adiknya
Artikel berikutnya Hasil FP1 Moto3 Valencia: Guevara Tampil Dominan, Andi Gilang P16

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia