Acosta Disarankan Tidak Lewat Jalur Ekspres ke MotoGP
Penampilan sensasional Pedro Acosta di Moto3 membuat penikmat balap motor dan pembalap yang lebih senior berdecak kagum. Dengan performa luar biasa, ia diminta tak ikuti jejak Jack Miller yang lompat kelas.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Rider Red Bull KTM Ajo panen komentar positif karena rutin naik podium, padahal ini adalah tahun perdananya ke kejuaraan dunia. Hebatnya, remaja yang baru berulang tahun ke-17 pada 25 Maret nanti, merangkai tiga kemenangan beruntun. Ia unggul hingga 51 poin dalam klasemen.
Di tengah ungkapan kekaguman, tak sedikit yang menyarankan agar Acosta melompat ke MotoGP setelah menjuarai Moto3.
Jalur tersebut pernah diambil Jack Miller. Pembalap Ducati itu naik ke MotoGP setelah jadi runner-up Moto3. Jadi ia tak masuk ke tahapan Moto2.
Terkait dengan kemungkinan tiket ekspres ke level premier untuk Acosta, beberapa pembalap berpengalaman menyarankan pemuda itu bersabar dan menikmati proses. Tak perlu buru-buru berada di MotoGP tanpa bekal cukup.
Rider Ducati, Francesco Bagnaia, meminta agar Acosta menjajal setiap kompetisi minimal dua tahun.
“Cara terbaik masuk ke MotoGP dengan berkompetisi dua tahun di setiap kelas. Anda harus mendapat pengalaman, belajar dan berkembang. Itu kenapa, saya kira lebih baik menunggu dan tidak memberi tekanan terlalu besar kepadanya,” katanya.
Drei Siege in vier Rennen: Pedro Acosta schreibt die Geschichtsbücher neu
Foto: Motorsport Images
Joan Mir tampil di Moto3 dua tahun, lalu semusim di Moto2 dan dipromosikan Suzuki ke MotoGP sejak 2019. Juara dunia MotoGP 2020 itu memberi kiat khusus.
“Saya kira dia harus sangat cerdik sekarang dan dikelilingi orang-orang tepat. Memang benar bahwa dia sangat kompetitif sebagai rookie. Itu bagus bagi masa depannya karena itu artinya dia tak butuh waktu lama untuk menyesuaikan terhadap sesuatu. Itu sangat bagus,” tuturnya.
“Di sisi lain, pengalaman sangat sulit didapatkan. Anda tidak dapat membelinya. Sama seperti Pecco, saya sarankan dua tahun di setiap kategori adalah langkah paling cerdik.”
Juara dunia MotoGP enam kali, Marc Marquez penganut filosofi klasik di mana semua harus dilalui selangkah demi selangkah.
“Anda harus belajar di Moto3, lalu Moto2 dan kemudian, MotoGP. Saya tidak berpikir itu akan jadi keputusannya di usia 16 tahun, tapi lebih pada orang-orang di sekitarnya,” ia menjelaskan.
“Dia harus menikmati itu sekarang. Banyak pemuda emas yang terbakar habis karena terlalu banyak tekanan. Ya, dia dapat memenangi gelar juara dunia tahu ini. Tapi Anda harus membiarkannya tenang, sehingga dia dapat menikmati itu.”
Ada batasan untuk berkiprah di Moto2 dan Moto3, yakni minimal usia 16 tahun. Acosta, juara Red Bull Rookies 2020, sudah memenuhi syarat pertama.
Ia harus bersabar kalau mau berada di grid MotoGP karena batas bawah usia peserta adalah 18 tahun. Ini artinya, Acosta paling cepat ada di sana pada 2023.
Marc Marquez lernte Pedro Acosta in Jerez erstmals persönlich kennen
Foto: Motorsport Images
Pembalap Petronas SRT, Franco Morbidelli, menyamakan Acosta dengan Romano Fenati.
"Saya menonton balapan sejak kecil, tapi saya tidak pernah melihat itu sebelumnya. Romano Fenati melakukan hal serupa, tapi situasinya berbeda dari dulu. Moto3 masih baru. Ap yang kami lihat dari Pedro adalah sesuatu yang berbeda," ujarnya.
Fenati berdebut pada 2012, langsung finis nomor dua di balapan pertama dan menang di balapan kedua. Tapi pembalap Italia itu tak pernah merayakan gelar juara.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments