Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Duet Deniz Oncu-Ayumu Sasaki Menjanjikan di Moto3

Herve Poncharal dan timnya, Red Bull KTM Tech3, akan menjalani musim kedua Moto3 pada 2021. Mereka mempertahankan Deniz Oncu (17) dan Ayumu Sasaki (20) karena sangat yakin dengan kemampuan keduanya.

Deniz Öncü, Tech 3

Deniz Öncü, Tech 3

Gold and Goose / Motorsport Images

Sejak 2010 sampai 2018, Tech3 membangun motor sendiri, Mistral 610, untuk turun di kelas Moto2. Bahkan, pembalap Indonesia, Dimas Eky Pratama, sempat mengendarai motor ini saat mendapat wild card di GP Malaysia 2018.     

Pada 2019, tim milik Herve Poncharal itu mulai bekerja sama dengan KTM bersama dua rookies, Marco Bezzecchi dan Philipp Ottl. Karena KTM lalu mundur dari Moto2 sebagai pembuat sasis dan mesin pada akhir musim 2019, Tech3 pun turun ke kelas Moto3.

Karena keputusan turun di Moto3 terbilang lambat, Tech3 tidak mampu menarik para pembalap top karena sudah bergabung ke tim lain. Tapi, Deniz Oncu dan Ayumu Sasaki adalah pembalap muda berbakat dan potensial.

Sasaki finis di posisi ke-16 klasemen akhir Moto3 2020 dengan 52 poin. Pembalap Jepang itu tepat berada di atas Deniz Oncu yang mengoleksi 50 poin.

Red Bull memang menarik dukungan untuk Tech3 untuk skuad MotoGP mereka di 2021 yang diperkuat Danilo Petrucci dan Iker Lecuona. Tetapi, perusahaan minuman berenergi asal Austria itu tetap mendukung Tech3 di Moto3.  

“Kami memang baru turun di Moto3 pada 2020. Kami membangun tim cukup baik karena memiliki dua kepala kru asal Spanyol yang pernah bekerja untuk KTM di Moto3 pada 2019. Itu membuat transisi kami berjalan mulus,” tutur Herve Poncharal.

Baca Juga:

Pria asal Prancis itu menarik Ayumu Sasaki dari Petronas Sprinta Racing-Honda karena kagum dengan perkembangannya. Sasaki juga sudah lama menjadi bagian dari pembalap Red Bull.

Sasaki menjadi kampiun Asian Talent Cup 2015. Ia juga finis ketiga di Red Bull MotoGP Rookies Cup pada musim itu dan juara pada 2016. Pada 2016 itu pula Sasaki debut di Moto3 seteah mendapatkan wild card dari Gresini Racing Moto3 di GP Malaysia.

Deniz Oncu – saudara kembar pembalap World Supersport (WSS), Can Oncu – turun di Moto3 2019 bersama tim milik Aki Ajo, Ajo Motorport. Tapi, saat Raul Fernandez masuk pada 2020, Deniz Oncu tidak mendapatkan posisi sehingga Tech3 mudah menggaetnya.

Deniz Oncu, menurut Poncharal, mengejutkan timnya dengan selalu mencetak poin dalam lima balapan terakhir. Dari situ terlihat bila pembalap asal Turki yang dilatih Kenan Sofuoglu, jawara WSS lima kali, itu mulai menemukan konsistensinya.

“Ia masih muda dan tidak jarang membuat kesalahan. Tapi, Deniz Oncu pembalap penuh bakat. Jika kami membimbingnya dengan baik dan mengajarinya banyak hal, ia bisa menjadi juara dunia,” kata Poncharal.

Duet pembalap Red Bull KTM Tech3, Deniz Öncü (depan) dan Ayumu Sasaki, saat turun di FP2 pada Moto3 GP Qatar di Sirkuit Losail tahun lalu.

Duet pembalap Red Bull KTM Tech3, Deniz Öncü (depan) dan Ayumu Sasaki, saat turun di FP2 pada Moto3 GP Qatar di Sirkuit Losail tahun lalu.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Musim lalu, finis keenam di GP Valencia kedua menjadi hasil terbaik Deniz Oncu. “Anda bisa lihat ia berkembang sangat pesat sepanjang musim lalu. Ia baru 17 tahun pada 26 Juli lalu. Jadi, jangan heran bila pengalamannya belum cukup,” ujar Poncharal.

Performa Sasaki musim lalu juga impresif. Ia sekali naik podium dengan finis kedua di GP Teruel di Aragon. Sasaki juga finis P6 di GP Prancis. Melihat performanya musim lalu, Sasaki seharusnya bisa lebih sering bersaing untuk podium di Moto3 2021.

“Itu memang target kami. Ayumu Sasaki memiliki kecepatan dan kemampuan untuk memenangi banyak lomba. Banyak pembalap di Moto3 memilih strategi gila di kualifikasi dan Sasaki salah satunya,” kata Herve Poncharal.

Menurut Poncharal, para pembalap muda Moto3 ini butuh kepercayaan diri tinggi. Mereka kerap melakukan teknik slipstream – berada di belakang pembalap lain agar tidak mendapat hambatan angin lebih besar – untuk menunggu kesempatan melibas lawan.

Namun jika tidak percaya diri, mereka pasti kesulitan menerapkan teknik slipstream dan mengakhiri lomba di barisan belakang. Herve Poncharal juga menyebut Ayumu Sasaki mampu terpaut hanya 0,051 detik dari pemenang GP Teruel karena start dari P6.

“Saya sudah bilang Ayumu Sasaki agar mencontoh Raul Fernandez. Ia salah satu pembalap top dan masih yang terbaik di kualifikasi Moto3. Rahasianya, Fernandez selalu mulai berusaha mencatat waktu bagus sejak kualifikasi kedua (Q2),” kata Poncharal.

“Raul Fernandez juga masih muda. Teknik slipstream-nya juga sangat bagus. Bila Ayumu Sasaki bisa mencontoh Fernandez, itu bisa meningkatkan kepercayaan dirinya dan bisa memenangi gelar juara dunia.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Karier Singkat Kazuki Masaki
Artikel berikutnya FTR Coba Bangkit Kalahkan Kalex sebagai Sasis Tersukses di Moto2

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia