Fenati Harus Memperbaiki Hal Ini jika Ingin ke Moto2
Romano Fenati berhasil naik enam tingkat di klasemen Kejuaraan Dunia Moto3 2021 seusai finis di podium kedua di GP Spanyol. Beberapa hal masih harus dibenahi jika ia ingin naik ke Moto2.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Moto3 2021 menjadi musim kesembilan bagi Romano Fenati (25) turun di ajang balap motor seprempat liter (250 cc) tersebut. Debut di Moto3 pada 2012, Fenati sempat turun di Moto2 pada 2018 sebelum kembali ke Moto3 semusim kemudian.
Kendati sudah termasuk pembalap paling senior di Moto3, Fenati masih kesulitan untuk mendapatkan tim di Moto2. Namun, keberhasilan naik podium kedua di Sirkuit Jerez-Angel Nieto pada GP Spanyol, 2 Mei lalu, bisa kembali memunculkan harapan Fenati promosi ke Moto2.
Finis P2 di GP Spanyol lalu melesatkan peringkat Fenati di klasemen dari posisi ke-10 menjadi keempat. Hasil GP Spanyol itu juga menjadi podium ke-26 Fenati di Moto3 sekaligus sepanjang kariernya di balap motor dunia.
Di grid musim ini, andalan Sterilgarda Max Racing Team itu juga menjadi pembalap Moto3 tersukses berkat 12 kemenangan yang sudah direbutnya. Niccolo Antonelli (Avintia Esponsorama Moto3-KTM) dan Jaume Masia (Red Bull KTM Ajo) berada di posisi berikutnya masing-masing dengan empat kemenangan.
Kans Fenati untuk menuai hasil lebih baik musim ini juga bisa dilihat dari konsistensinya yang selalu merebut poin dalam empat balapan, kendati tidak semuanya besar. Sebelum merebut 20 poin di Jerez, ia finis P11 di Qatar (5 poin), P10 di Doha (6), dan P7 di Portugal (9).
Peter Ottl
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Pertanyaan pun muncul, mengapa Fenati terlihat lambat musim ini, sebelum GP Spanyol? “Kami tahu Fenati tipe pembalap cepat dan konsisten jika sendirian membuat waktu lap,” kata Peter Ottl, salah satu pemilik sekaligus Manajer Tim Sterilgarda Max Racing.
“Masalah yang ia miliki saat ini adalah kerap kurang ngotot saat balapan. Problem ini sudah ada sebelum Fenati bergabung dengan kami (pada 2020).
“Ia selalu memilih racing line di sisi luar. Tentu saja para lawannya memperhatikan dan selalu memanfaatkan situasi tersebut. Mereka tahu strategi Fenati karena ia mudah ditebak dan gampang dilewati.”
Romano Fenati, Max Racing Team
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Tahun lalu, Fenati membuat sejarah dengan memberikan kemenangan pertama bagi Husqvarna di Kejuaraan Dunia Balap Motor setelah naik podium utama Moto3 Emilia Romagna di Sirkuit Misano, Italia.
“Fenati mampu menunjukkan strategi berbeda di Misano tahun lalu. Namun, itu masih jauh dari keinginan kami agar ia mampu selalu membalap seperti itu di masa depan,” ucap Ottl.
“Kepala krunya, Emanuele ‘Lelle’ Martinelli, serta teknisi pencatat data dan saya, sudah bicara banyak dengan Fenati. Pendekatan psikologis juga kami lakukan secara intensif. Kami berusaha mendorongnya ke arah yang tepat.”
Ayah mantan pembalap Moto3 dan Moto2 yang musim lalu menempati peringkat ketiga Kejuaraan Dunia Supersport (WSSP), Philipp Ottl, itu menambahkan, Fenati belum mampu konsisten mengeluarkan semua kemampuannya di setiap balapan.
“Saya selalu katakan kepada Fenati, jika ingin naik ke Moto2, ia harus memberikan 100 persen kemampuan. Jika hanya 80 persen, ia tidak layak promosi ke Moto2,” kata Ottl.
“Target kami adalah membawa Fenati ke Moto2. Saya kagum kepadanya dan bilang: ‘Anda harus mampu finis podium secara reguler di Moto3. Hanya dengan itu Anda akan diminati tim-tim untuk turun di Moto2’.”
Setelah menganalisis data hasil lomba di Jerez, Peter Ottl mengaku memang sulit bagi Fenati untuk mampu finis lebih baik pada balapan yang dimenangi rookie sensasional, Pedro Acosta (Red Bull KTM Ajo) tersebut.
“Romano Fenati sudah membalap sangat bagus di Spanyol. Jika mampu mengulanginya dan konsisten finis di posisi bagus, ia bakal menembus tiga besar di kejuaraan dunia dan naik ke Moto2. Fenati memang akan jauh lebih baik jika turun di Moto2,” kata Ottl.
“Bertarung dengan pembalap dalam kelompok memang bukan kekuatan Fenati. Sama seperti yang terjadi pada Raul Fernandez di Moto3 dulu. Ia mampu pole enam kali tetapi selalu kalah saat berduel dalam kelompok.
“Masalah ini sama seperti yang dihadapi Romano Fenati. Jika sendiri, ia mampu sangat cepat. Tetapi, ia tidak mampu cepat dan tampil ngotot saat terjebak dalam kelompok pembalap.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments