Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Kenan Sofuoglu Sebut Sanksi untuk Deniz Oncu Tidak Adil

Kenan Sofuoglu menilai hukuman larangan turun di dua balapan Moto3 untuk Deniz Oncu tidak adil.

Deniz Oncu, Red Bull KTM Tech 3

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Seperti diketahui, pembalap Red Bull KTM Tech3 tersebut dihukum larangan turun di GP Emilia Romagna (24 Oktober) dan GP Algarve (7 November) setelah dinilai menjadi penyebab kecelakaan beruntun di Moto3 Amerika, 3 Oktober lalu.

Pembalap muda Turki itu dinilai melakukan manuver terlalu agresif di trek lurus Circuit of The Americas (COTA). Alhasil, ban belakang motornya menyenggol ban depan motor Jeremy Alcoba (Indonesian Racing Gresini Moto3), saat Oncu akan melibas pembalap Spanyol itu.

Setelah terjatuh, Honda NSF250RW geberan Alcoba yang berada di tengah lintasan dihantam motor Andrea Migno (Rivacold Snipers Team) dan Pedro Acosta (Red Bull KTM Ajo), yang tidak sempat menghindar. Beruntung, ketiga pembalap tidak mengalami cedera.

Deniz Oncu mampu finis di P5 Moto3 Amerika. Namun, setelah balapan, steward FIM menjatuhkan sanksi larangan turun dua balapan berikutnya di sirkuit Misano dan Portimao untuk pembalap 18 tahun tersebut.

Keputusan steward FIM atas Oncu tersebut dinilai mantan jawara World Supersport (WSSP) Kenan Sofuoglu tidak fair. Sofuoglu pun membandingkan sanksi untuk Oncu dengan pembalap muda Turki lainnya Bahattin Sofuoglu di WSSP300.

Di Portimao, Bahattin Sofuoglu hanya dihukum 3 detik karena irresponsible riding. Akibat penambahan waktu tersebut, posisi Bahattin turun drastis dari podium ke P17.  

Kenan Sofuoglu

Kenan Sofuoglu

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Toprak Razgatlioglu yang turun di World Superbike (WSBK) dan Can Oncu, saudara kembar Deniz Oncu yang turun di WSSP, juga kerap dikritik karena gaya balap yang tak kenal kompromi.

Kenan Sofuoglu – mentor keempat pembalap Turki tersebut – saat masih aktif di balap di WSSP (pada 2003, 2006–2010, 2012–2018) dan Moto2 (2010-2011) juga dikenal sebagai pembalap yang tidak kenal takut ataupun mudah menyerah.

“Para pembalap saya selalu menjalani latihan sangat intensif. Kami selalu bertarung ketat di setiap lap,” tutur kampiun WSSP terbanyak sepanjang sejarah, lima (2007, 2010, 2012, 2015, 2016), tersebut.

“Kami selalu menekan dan berusaha untuk tidak menyentuh satu sama lain. Menyerang di balap motor tidaklah mudah, kami tidak pernah bermain-main, demikian pula pembalap didikan saya.

“Anda juga tahu seperti apa persaingan di Formula 1, olahraga balap tertinggi di dunia, saat ini. Lewis Hamilton dan Max Verstappen mengemudikan mobil sangat agresif. Ini bagian dari olahraga. Saat ini para pembalap yang terlalu banyak komplain.

Seperti dikutip Speedweek.com, Kenan Sofuoglu menjelaskan: “Bagi saya, keputusan terhadap Deniz tidak fair. Bila Anda melihat video-video balap lain, masih banyak manuver yang lebih berbahaya ketimbang Deniz.”

Baca Juga:

Sofuoglu pun menyebut, banyaknya komplain dari pembalap lain terhadap para anak didiknya dikarenakan Oncu dan kawan-kawan sangatlah kuat. Menurut Sofuoglu, karena tidak mampu mengalahkan Oncu itulah mereka mencari-cari alasan untuk komplain.

“Kami ikut berduka atas wafatnya Dean Berta Vinales (pembalap WSSP300 lainnya). Tetapi, kini Dorna Sports (dan FIM) menjadikan Deniz dan Bahattin sebagai ‘contoh’ apa yang akan diterima oleh mereka yang bergaya agresif,” tutur Sofuoglu.

“Namun, ini tidak adil untuk para pembalap saya. Anda harus melihat balapan secara keseluruhan, setiap pembalap. Deniz tidak layak mendapatkan sanksi tersebut. Terjatuhnya Alcoba lebih banyak diakibatkan karena ketidakberuntungan.

“Tetapi, itulah yang terjadi di balap-balap saat ini, di Moto3 dan WSSP300. Setiap pembalap mencoba membuntuti pembalap di depannya untuk bisa slipstream.

“Satu yang pasti tentang para pembalap saya, kami berlatih lebih daripada yang lain. Kami selalu berlatih dalam kondisi seolah sedang balapan sesungguhnya, di setiap lap.

“Benar kami mengendarai motor secara agresif. Namun yang terpenting, kami melakukannya tanpa menyentuh lawan saat berusaha melewatinya.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Foggia Ungkap Strategi Pangkas Selisih Poin dari Acosta
Artikel berikutnya Valentino Rossi Utamakan Karakter dalam Mendidik Pembalap Muda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia