Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Orientasi dan Logika, Fondasi Aki Ajo Bangun Tim Balap

Ajo Motorsport merengkuh enam gelar selama 13 tahun terakhir. Bahkan, pada 2016 dua titel diraih lewat Brad Binder dan Johann Zarco. Aktor dibalik kesuksesan itu? Pria bernama Aki Ajo.

Aki Ajo, Red Bull KTM Ajo

Aki Ajo, Red Bull KTM Ajo

Gold and Goose / Motorsport Images

Pemilik tim, Aki Ajo  berulang kali mengatakan dirinya berusaha menyuntikkan ketenangan dan "darah" Finlandia kepada pembalap Spanyol yang emosional, Luis Salom agar lebih kalem.

Tujuannya, membantu rider pabrikan KTM tersebut tampil lebih maksimal. Tetapi, sebelum bisa membawanya menjadi juara dunia, Salom tewas dalam latihan bebas (FP) Moto2 Katalunya 2016.

Aki Ajo sering tampak sangat tenang. Namun, pada beberapa kesempatan, ia pun tidak mampu mengendalikan emosi, seperti saat Binder memastikan gelar Moto3 di Aragon, September 2016.

Sang bos berbicara dengan suara yang bergetar ketika diwawancara. Tak heran, sebab selama bertahun-tahun dengan Salom (2013), Jack Miller (2014) dan Miguel Oliveira (2015), timnya cuma nyaris memenangi Moto3.

Kegagalan pada 2015 sangat menyakitkan. Pasalnya, Oliveira harus puas jadi runner-up setelah hanya kalah enam poin dari sang juara, Danny Kent.

Ajo suka menekankan bahwa kemenangan dan gelar juara dunia bukan hal terpenting dalam olahraga balap motor, setidaknya baginya. Namun, itu tak sepenuhnya benar pula.

Ajo, pengoleksi empat titel juara kelas junior bersama Mike di Meglio (2008), Marc Marquez (2010), Sandro Cortese (2012) dan Binder (2016), bukan sosok yang cepat merasa puas.

Apalagi mitranya: KTM, Red Bull serta WP Suspension sudah begitu loyal memberikan dukungan untuk membangun proyek tim. Ajo dinilai mengambil risiko besar saat bersekutu dengan KTM pada 2012.

Sementara saat itu, sebagian besar tim rival mengandalkan mesin Honda atau Kalex sebab rangka baja tubular KTM dan suspensi WP tidak dipercaya.

Baca Juga:

Namun, risiko tersebut sepadan. Terbukti, tak ada pabrikan yang lebih sukses dalam sembilan tahun Moto3 dibandingkan KTM, yang memenangi lima gelar pembalap dan konsturktor serta meraih 110 kemenangan.

Aki Ajo telah belajar untuk fokus pada hal-hal vital. Periode 2014, ia menjalankan tiga tim Moto3 dengan dua merek (KTM dan Husqvarna) dan lima pembalap. Hanya pada 2016 ia menurunkan masing-masing dua pembalap di kelas Moto2 dan Moto3.

Untuk Moto3 2021, Ajo bakal diperkuat Jaume Masia dan Pedro Acosta. Sementara di kelas Moto2, Raul Fernandez serta Remy Gardner menjadi tumpuan.

"Dalam beberapa tahun terakhir ini, saya meyakini bahwa (menurunkan) dua tim (di kejuaraan dunia) adalah solusi yang ideal," Ajo menuturkan kepada SpeedWeek.

Rekor Moto2

Ajo Motorsport aktif di kelas Moto2 sejak 2015, dengan tingkat kesuksesan yang luar biasa. Dua gelar dan tak kurang dari 15 kemenangan diraih bersama Johann Zarco.

Semua itu mampu ditorehkan tim Ajo bersama motor Kalex pada dua tahun pertama di kelas intermediate. Rekor unik tersebut tentu saja membuat iri semua rival.

Kemudian mereka bersatu dengan KTM yang membangun mesin untuk Moto2 pada 2017. Tim Red Bull Ajo berhasil membawa pulang tiga kemenangan di tahun pertama dan mengantar Oliveira ke peringkat ketiga.

Musim 2018, Oliveira dan Binder finis di posisi kedua serta ketiga klasemen akhir Moto2, masing-masing meraih tiga kemenangan. Tahun berikutnya, Ajo nyaris juara.

Ketika itu, Binder hanya kalah saing dengan Alex Marquez (Marc VDS EG 0,0). Kedua pembalap hanya terpaut empat poin saja.

Rapor Ajo pada Moto2 2020 pun terbilang impresif. Tetsuta Nagashima meraih podium utama dan runner-up pada dua balapan awal di Doha (Qatar) dan Jerez (Spanyol).

Pembalap Jepang tersebut sempat memimpin klasemen sebelum akhirnya menutup musim di peringkat kedelapan. Posisinya bakal digantikan Remy Gardner untuk 2021.

"Saya memiliki optimisme tinggi terhadap Remy. Dia juga akan menjadi kandidat juara MotoGP di masa depan," ujar Ajo, yang tim balapnya telah meraih 96 kemenangan dan 196 podium sejak dibentuk pada 2001 silam.

Aki Ajo telah lama menjadi pemilik tim paling sukses di kelas pemula. Ia membuat pemilik tim lain seperti Aspar Martinez, Sito Pons, Emilio Alzamora dan Fausto Gresini di bawah bayangannya.

Padahal, sebagai pembalap, nama-nama tersebut jauh lebih sukses dibandingkan Ajo, yang tidak pernah meraih poin kejuaraan dunia saat turun di kelas 125cc. Ia pun hanya tampil satu kali, yakni di GP Austria pada musim 1993.

Tak Selalu Berhasil

Tentu Aki Ajo tak selalu memiliki "sentuhan magis" dan terkadang gagal meraih hasil maksimal dari pembalapnya. Danny Kent, misalnya, tak berkembang hingga 2015 bersama Leopard Racing.

Bahkan, rookie seperti Karel Hanika, Bo Bendsneyder atau Can Oncu tak mampu benar-benar berkembang di bawah naungannya. Namun, Ajo pun berhasil membentuk rider penantang gelar.

Brad Binder (41) adalah salah satu pembalap yang sukses diorbitkan Ajo Motorsport dari kelas Moto3 hingga berhasil menembus MotoGP.

Brad Binder (41) adalah salah satu pembalap yang sukses diorbitkan Ajo Motorsport dari kelas Moto3 hingga berhasil menembus MotoGP.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Untuk 2016 misalnya, setidaknya ada tiga pembalap yang dinilai lebih berkualitas daripada Binder sebelum musim dimulai. Namun pada akhirnya pemuda dari Afrika Selatan itu yang sukses jadi kampiun.

Aki Ajo enggan membicarakan rahasia suksesnya. Namun, ia adalah pemimpin yang punya dedikasi tinggi, disiplin dan sangat keras. Ia percaya bahwa kerja keras pada akhirnya akan terbayarkan.

Ajo tak suka pilih kasih. Bahkan, ia tidak memberikan sang putra, Niklas, perlakuan khusus ketika memperkuat tim Husqvarna Ajo pada 2014. Kini ia bekerja dengan ayahnya, sebagai manajer Tim Junior Ajo dan kepala kru Ajo Motorsport.

Ajo hanya bekerja dengan orientasi pada kesuksesan. Mereka yang memiliki tekad yang sama dengannya dan memberikan yang terbaik, bisa menikmati kesuksesan di Ajo Motorsport.

Jika tidak memenuhi standar tinggi yang dipatok, para pembalap dipersilakan angkat kaki. Hal ini dirasakan nama-nama potensial seperti Jonas Folger, Danny Kent, Karel Hanika, Bo Bensneyder, hingga Darryn Binder, adik Brad Binder.

Sulit mengatakan apakah kesuksesan Ajo juga akan membuatnya tertarik ambil bagian dalam kelas MotoGP. Untuk hal ini, perlu pertimbangan yang sangat matang. Ia tahu koleganya di kelas utama telah menghabiskan banyak uang.

Ketika Aspar Martinez menjalankan tim MotoGP, ia tidak mampu menurunkan pembalap di kelas Moto2 dan gagal bersaing meraih gelar di Moto3.

Ajo enggan mengorbankan kesukesan yang telah diraih untuk hal yang sangat sulit. Setidaknya untuk saat ini. Ia membuktikan mampu memenangi kejuaraan dunia di dua kelas tanpa harus memaksakan diri turun di MotoGP.

Daftar Gelar Juara Dunia Ajo Motorsport:

2008: 125cc - Mike di Meglio (Derbi)
2010: 125cc - Marc Marquez (Derbi)
2012: Moto3 - Sandro Cortese (KTM)
2015: Moto2 - Johann Zarco (Kalex)
2016: Moto2 - Johann Zarco (Kalex)
2016: Moto3 - Brad Binder (KTM)

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Naik Kelas ke Moto2, Arenas Ingin Adaptasi Secepat Mungkin
Artikel berikutnya Tes Pramusim Moto2-Moto3 2021 Pindah Lokasi

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia