Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

10 Pembalap Motor Terbaik 2020, Wakil KTM Mendominasi

Pandemi Covid-19 membuat penyelenggara mesti berimprovisasi agar kompetisi balap motor terlaksana. Jadwal yang dipadatkan, dilaksanakan di satu benua, serta protokol kesehatan ketat diterapkan untuk mencegah para pembalap dan kru terpapar virus corona.

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP, Franco Morbidelli, Petronas Yamaha SRT

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Setelah musim berakhir, dua pakar Motorsport.com, Tim Gerth (MXGP) dan Mark Bremer (MotoGP) berdiskusi untuk menentukan pembalap terbaik 2020. Tak hanya MotoGP, pembalap juga diseleksi dari MXGP, MX2, World Superbike (WSBK), Reli Dakar, Moto2 dan Moto3.

Kemenangan, momen menentukan dan performa cemerlang diperhitungkan. Berikut 10 pembalap terbaik 2020 versi Motorsport.

10. Tom Vialle (Red Bull KTM Factory Racing) – MX2

Pembalap kelahiran 2000 tersebut direkrut oleh KTM dua tahun lalu. Meski berada di bawah bayang-bayang Jorge Prado, debutnya cukup impresif. Musim 2020, ia memenangi tujuh kali grand prix.

“Tapi dia belum siap mengalahkan Jago Geerts dan Thomas Kjer Olsen untuk titel juara dunia,” ujar Gerth. “Tidak ada yang jauh dari kebenaran karena dia satu-satunya pembalap MX2 yang menunjukkan performa konstan dan dominan sepanjang musim. Untuk pertama kali, dia harus berurusan dengan tekanan sebuah kejuaraan tapi dia tak pernah terlihat takut.”

Gerth memuji ketenangan putra mantan pembalap motocross Frederic Vialle. “Meski ia disenggol beberapa kali oleh kompatriotnya Mathys Boisrame, dia menjaga kepala tetap dingin. Sedikit cemoohan setelah finis adalah temperamen pendek yang bisa dilihat dari Vialle musim ini. Dia tampaknya bisa mengelola tekanan lebih baik daripada ayahnya, Frederic, yang selalu kurang tenang.”

9. Miguel Oliveira (Red Bull Tech 3 KTM) - MotoGP

Miguel Oliveira memang hanya finis di peringkat kesembilan, tapi ia jadi pemenang dalam dua balapan pada 2020. Itu adalah tahun keduanya bertarung di level premier. Tim pabrikan pun mengontraknya untuk periode depan.

“Dia merebut kemenangan pertama di Austria, di mana boleh dibilang keberuntungan,” kata Bremer.

Pembalap Portugal itu juga dominan di kampung halamannya. “Meski tak ada penonton, itu pencapaian luar biasa di bawah tekanan. Oliveira belum terbiasa dengan itu,” Gerth sepakat.

Baca Juga:

8. Ricky Brabec (Monster Energy HRC Honda) – Reli Dakar

Ricky Brabec adalah sosok asing bagi para penggemar balapan, sebelum 2020. Pamornya meroket setelah menjadi pembalap Amerika Serikat pertama yang memenangi Reli Dakar.

Rider 29 tahun itu mempersembahkan kemenangan pertama untuk Honda dalam uji ketahanan sejak 1989.

“Selama saya mengikuti Dakar, KTM selalu menang dan itu bukan selalu karena mereka paling cepat. Memanfaatkan keuntungan dari keunggulan, terutama ketika takdir melawan Anda, itu sebuah pencapaian yang tak bisa dianggap remeh. Itu mungkin seperti kemenangan membosankan pada akhirnya, tapi satu dengan nilai historis untuk Honda dan Amerika Serikat,” ucap Gerth.

#1 Monster Energy Honda Team: Ricky Brabec

#1 Monster Energy Honda Team: Ricky Brabec

Foto oleh: Honda Racing

7. Jeffrey Herlings (Red Bull KTM Factory Racing) – MXGP

Jeffrey Herlings satu-satunya pembalap asal Belanda dalam daftar 2020. Padahal musim lalu, ia hanya memenangi putaran pertama, di Faenza, tapi memutuskan mundur dari sisa musim karena fokus memulihkan kondisi akibat cedera.

“Kalau ada kejuaraan ‘Bagaimana jika…’, Jeffrey Herlings mungkin akan mendapat trofi terbesar. Meski dia hanya balapan sepertiga musim, faktanya dia hanya kehilangan kepemimpinan (dan nyaris) setelah absen dalam dua GP menunjukkan seberapa bagus dia. Meski setelah itu, ia berkendara dengan kaki cedera sepanjang musim, apresiasi saya terhadap performanya tahun ini meningkat,” Gerth menjelaskan.

“Fakta bahwa dia hanya bisa berlatih untuk memulai musim karena gegar otak. Pekerjaan yang seharusnya dijalankan memang belum datang, tapi dia sudah menunjukkan seberapa bagus dia tahun ini, terlepas dari segalanya.”

Bremer menanggapi, “Kami bisa bahagia bahwa Herlings dapat aktif di dunia olahraga, ia harus berurusan dengan kemunduran serius lain. Bagaimanapun, Herlings sangat impresif.”

6. Sam Lowes (Marc VDS) – Moto2

Karier Sam Lowes nyaris tamat hingga ia diselamatkan Marc VDS pada awal 2020. Di luar dugaan, pembalap Inggris mampu finis di urutan ketiga Moto2.

“Siapa pun yang memantau Lowes dalam beberapa tahun terakhir, tak mendapat kesan bahwa dia akan pulih. Tahun ini, dia memencet tombol reset. Marc VDS harus mengubah rute,” Bremer menganalisis.

“Lowes telah mengalami kesulitan lain karena cedera dan pembalap juga mengalami kesialan di akhir, tapi ia menunjukkan ketahanan. Sungguh memuaskan melihat pembalap mendapatkan kembali keyakinannya.”

Sam Lowes, Marc VDS Racing

Sam Lowes, Marc VDS Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

5. Jorge Prado (Red Bull KTM Factory Racing) – MXGP

Jorge Prado harus memperkuat otot agar mampu mengendarai 450s. Meski rentan cedera, pembalap 20 tahun tersebut memperlihatkan kalau dia mampu bertarung dengan para pembalap top MXGP di masa depan.

“Prado berdebut di motor berat setelah dua gelar MX2. Sebelum dua awal musim, ia menderita cedera. Pertama, patah tulang paha, lalu tulang selangka. Di bagian kedua, pembalap Spanyol ini memberi kesan luar biasa. Setelah beberapa grand prix, dia mulai menemukan caranya dan juga kadang mendominasi, walaupun positif virus corona menghalanginya meraih gelar juara,” Gerth mengungkapkan.

4. Jonathan Rea (Kawasaki Racing Team) – WSBK

WSBK ada dalam genggaman Jonathan Rea. Pembalap tersebut jadi juara ajang itu selama enam tahun beruntun.

“Berbeda dari sebelumnya, dia mendapat perlawanan serius musim ini dari debutan Scott Redding, yang juga pantas dapat tempat dalam daftar ini,” kata Bremer.

“Akhirnya ada oposisi. Seperti di MotoGP, Kejuaraan Dunia Superbike juga ada pembaruan dalam hal partisipan. Bukan lagi Kawasaki yang menjaga jam dan itu penting untun kejuaraan. Mungkin lebih penting bagi Rea, yang ingin membuat sejarah.”

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team

Foto oleh: Kawasaki Racing Team

3. Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) – MotoGP

Di awal musim lalu, tak ada yang memperkirakan Franco Morbidelli sering finis di podium karena menunggangi motor edisi 2019.
Ternyata rider Petronas SRT mampu bertengger di peringkat kedua klasemen musim 2020. Ia membuktikan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk mencapai hasil maksimal.

Motivasi dan kerja keras jadi penentu sehingga pembalap keturunan Italia-Brasil itu memborong tiga kemenangan.

“Dia berada di bawah bayang-bayang rekan setimnya Quartararo pada 2019, tahun ini sebaliknya. Dengan tiga kemenangan dan peringkat kedua klasemen, Morbidelli mengalami tahun terbaik dalam karier,” ucap Bremer.

“Jika melihat start kuat rekan setimnya, awalnya menurut saya dia akan jadi pemain kedua lagi tahun ini. Dia mengejutkan teman dan musuh dengan kecepatannya setelah beberapa kualifikasi kuat. Hasil balapan ditambahkan kemudian. Pada penutup musim, Morbidelli merupakan pembalap MotoGP terbaik dan siapa pun yang memprediksi itu pada 2019 pasti sudah banyak menghasilkan uang tahun ini.”

2. Tim Gajser (HRC) – MXGP

Dua posisi teratas terdiri dari dua juara dunia. Peringkat kedua untuk Tim Gajser, juara dunia motocross.

“Dia jadi juara dunia tanpa perlawanan Jeffrey Herlings, tapi masih sangat bagus apa yang dilakukan rider Slovenia tahun ini,” kata Bremer.

Sementara Gerth menilai Gajser jauh lebih baik, “Itu merupakan gelar juara keempat, tapi ini adalah musim terkuat Gajser. Saat pramusim, dia melakukan segalanya untuk memastikan dapat menjadi pembalap serbabisa.

“Dia mendominasi pada area pasir di Lommel, bukan pekerjaan favoritnya. Dia juga menambahkan penghargaan tahun ini.”

1. Joan Mir (Suzuki Ecstar) – MotoGP

Jalan ke tampuk juara terbuka bagi Joan Mir kala Marc Marquez tumbang akibat cedera lengan kanan atas. Modal pembalap Suzuki itu hanya konsistensi podium bukannya banyak kemenangan.

“Biasanya Anda mendapat juara dunia yang membosankan ketika tiba pada konsistensi, tapi tentu bukan itu kasus di MotoGP tahun ini,” Gerth menjelaskan.

“Absennya Marquez adalah sebuah kehilangan dari sudut pandang nilai. Tapi kami menikmati beragam pemenang.

“Setelah musim debut bergejolak, Mir bertanggung jawab untuk sensasi sejati pada 2020 dengan tampil dewasa dan mengklaim gelar juara. Dengan titelnya, Mir akan ada dalam buku sejarah MotoGP selamanya.”

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bos Dorna Soroti Masalah Marquez dan MotoGP Thailand
Artikel berikutnya 22 Februari, Honda Perkenalkan Marquez-Espargaro

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia