Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

MotoGP: 7 Penantian Kemenangan Terpanjang

Aleix Espargaro akhirnya mengakhiri penantian panjang menginjak podium tertinggi MotoGP. Dalam dunia balap premier, ada juga pembalap lain yang mesti berjuang sangat lama untuk meraih kemenangan.

Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

MotoGP Argentina meninggalkan kesan mendalam untuk pembalap Aprilia Racing tersebut. Sejak mencatatkan pole position di Termas de Rio Hondo, akhir pekan ini, namanya terukir dalam buku sejarah tim.

Ia mempersembahkan pole position untuk pabrikan Noale sejak MotoGP diperkenalkan pada 2002. Namun, beberapa tahun sebelumnya, ada dua rider lain yang start dari posisi pertama di kelas 500cc. Mereka adalah Tetsuya Harada di Italia 1999 dan Jeremy McWilliams pada Australia 2000.

Espargaro merupakan pembalap pertama yang menjadi pole sitter bersama tiga pabrikan berbeda. Sebelum Aprilia, ayah dua anak itu memberikan start nomor satu untuk Forward Racing (Assen 2014) dan Suzuki (Catalunya 2015).

Sorotan besar diarahkan kepadanya pada balapan Minggu (3/5/2022). Apalagi Aleix Espargaro sudah menanti momen penting itu sangat lama.

Dua kali pole position berakhir mengecewakan. Ia hanya finis urutan keempat di Assen, lalu retired di Catalunya.

Peluang ketiga tentu tak mau disia-siakan. Apalagi RS-GP kini memiliki kecepatan yang tak kalah dari lawan-lawannya.

Ketika kutukan itu menghilang dan ia meraih kemenangan di Argentina, bukan hanya Espargaro dan Aprilia Racing yang gembira. Bahkan, pembalap lain yang dikalahkannya ikut memberikan selamat.

Euforia juga dirasakan oleh beberapa pembalap yang harus berjibaku bertahun-tahun untuk mencicipi manisnya kemenangan.

Berikut tujuh rider motor level premier yang berhasil mengakhiri paceklik kemenangan terlama dalam kariernya.

Baca Juga:

1. Aleix Espargaro

Pembalap 32 tahun tersebut memulai kiprah di kelas 125cc mulai 2004 dan terus melompat ke MotoGP. Namun, dalam perjalanannya hingga Grand Prix Argentina 2022, tak sekali pun Espargaro tak pernah sekali pun ia merengkuh trofi pemenang.

Kakak pilot Honda, Pol Espargaro, itu mesti bertarung selama 19 musim atau 284 start di berbagai level.

2. Danilo Petrucci

Rider Italia tersebut mesti bersabar selama 124 lomba sebelum mengamankan podium tertinggi perdananya. Prestasi itu ditorehkan di kandang, Sirkuit Mugello, pada 2 Juni 2019.

Petrucci kala itu menjadi pembalap tim pabrikan Ducati bersama Andrea Dovizioso.

3. Cal Crutchlow

Sejak debut di MotoGP 2011, pembalap tes Yamaha tersebut memimpin balapan tiga kali pada kelas premier. Namun, Crutchlow butuh 99 kali start dan tiga kali ganti pabrikan motor sebelum menyegel kemenangan perdananya.

Sukses diperoleh eks rider Ducati dan Yamaha itu setelah pindah ke LCR Honda. MotoGP Republik Ceko 2016 menjadi ajang pembuktian yang tak pernah terlupakan.

4. Sete Gibernau

Salah satu musuh bebuyutan Valentino Rossi tersebut mulai petualangan di kejuaraan dunia pada 1992, kelas 250cc. Hingga pindah kelas, poin penuh tak pernah diraupnya.

Kebuntuan terpecah kala melaju di Valencia 2001 atau setelah 92 start. Gibernau bertarung di atas motor Suzuki.

Podium: pemenang Sete Gibernau, runner-up Alex Barros, posisi ketiga Kenny Roberts Jr.

Podium: pemenang Sete Gibernau, runner-up Alex Barros, posisi ketiga Kenny Roberts Jr.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

5. Alberto Puig

Alberto Puig terkenal sebagai manajer Honda yang bertangan dingin, Itu berkat pengalaman panjangnya sebagai pembalap sejak 1987-1997 di kelas 250cc dan 500cc.

Kemenangan semata wayangnya ditorehkan di Jerez pada 1995, selepas melakoni 88 start. Sayangnya, cedera parah di Prancis membuat Puig harus menutup petualangannya lebih dini.

6. Alex Barros

Sepak terjang pembalap Brasil tersebut di kancah balap motor dunia tak main-main. Ia berkiprah di ajang tersebut mulai 1986 sampai 2007.

Barros pernah mengendarai Cagiva, Suzuki, Honda, Yamaha dan Ducati. Keberuntungan besar baru menyapanya pada pengujung musim 1993. Ia menaklukkan Sirkuit Jarama. Prestasi mentereng dibukukan setelah 80 lomba.

7. Regis Laconi

Laconi berdebut selepas mendapat wild card dalam Grand Prix Prancis 1992 di kelas 125cc. Ia harus memulai lomba sebanyak 63 kali sebelum mampu finis di urutan pertama kelas 500cc di Valencia 1999.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pol Espargaro Tolak Format Dua Hari Balapan MotoGP
Artikel berikutnya Inkonsistensi Yamaha Bikin Pusing Fabio Quartararo

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia