Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Reactions
MotoGP San Marino GP

Acosta: Kami Kehilangan Banyak Posisi dari yang Diraih Marquez

Pedro Acosta mengatakan tidak terlalu kecewa dengan kehilangan posisi kelima dari Marc Marquez di lap terakhir Sprint Race MotoGP San Marino, Sabtu (7/9/2024), tetapi ada sesuatu yang mempengaruhinya.

Pedro Acosta, Red Bull GASGAS Tech3

Debutan GasGas Tech3 ini sekali lagi menjadi pembalap non-Ducati terbaik dalam Sprint di sirkuit Misano. Pedro Acosta melintasi garis finis di urutan keenam, setelah sempat naik ke posisi kelima, yang kemudian dilibas Marc Márquez di lap terakhir.

Terlepas dari detail kecil ini, Acosta merasa puas dengan hari itu. Ia mencoba membuat rangkuman positif.

"Setidaknya kami bersaing. Kami bekerja dengan baik, tujuan kami dari Aragon hingga akhir tahun adalah berada di lima besar dan hari ini kami sangat dekat," katanya. "Kami harus senang, motornya bekerja dengan baik.”

Bagaimanapun, Acosta tak memungkiri ada sedikit penyesalah kehilangan posisi kelima.

"Saya tahu bahwa Marquez datang dari belakang dan memiliki ritme yang bagus, jadi saya berkonsentrasi untuk melakukan dua lap terakhir dengan baik. Tapi masalahnya adalah kami memiliki masalah sejak awal tahun yang kami tidak tahu dari mana asalnya, karena itu bukan kesalahan kami, tim, atau motor. Kami harus memahami dari mana asalnya karena kami telah menderita dalam begitu banyak balapan," ia menyangkal ada masalah dengan getaran.

"Saya melaju jauh di Tikungan 10, saya keluar dengan lambat di lintasan lurus dan saya tergelincir di Tikungan 11, dan ketika saya tergelincir, sebenarnya (Marquez) melakukannya dengan baik, dan dengan mengikuti garis yang dia lewati, itu bukan masalah besar, tapi memang benar dia memiliki ritme yang bagus.

"Secara moral iya, tapi itu adalah salip-menyalip yang bersih. Saya pikir kami kehilangan posisi lebih banyak daripada yang diraih Marquez".

Pada sesi pagi, Acosta terlibat dalam sebuah aksi di mana ia meluncur ke rumput dengan kecepatan sangat tinggi, dan kemudian menabrak salah satu pembatas jalan ketika mencoba untuk kembali ke aspal.

Baca Juga:

"Ini tidak terlalu lucu, tapi saya pikir ini adalah hal bagus yang biasa terjadi di dunia balap, hal ini sering terjadi di sini, di Le Mans, berapa kali kita melihat Casey Stoner terjatuh, berapa kali kita melihat pembalap terjatuh di atas tepi lintasan,” ucapnya.

“Saya pikir hal-hal ini bagus dan itu adalah hal-hal yang akan membuat olahraga ini lebih sulit dan perbedaan di antara para pembalap akan lebih terlihat, kami harus lebih tajam sehingga kami akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk membuat pertunjukan dan membuat perbedaan.”

Menatap balapan jarak panjang, Acosta sangat paham dengan kekurangan Ducati.

"Kami kehilangan banyak hal di awal balapan, terutama di sprint, karena cara mereka memulai, karena sebenarnya lap pertama sangat cepat. Kemudian saya menjaga jarak, tetapi saya tidak cukup cepat untuk menutupnya.

“Saya memiliki kecepatan untuk finis ketiga, tetapi dalam dua lap pertama mereka memberi saya waktu tiga detik dan saya tidak bisa mengembalikannya. Kami harus lebih cepat di awal.

“Dalam hal balapan, kami harus melihat ban apa yang kami gunakan, karena di kepala saya sudah sangat jelas bahwa saya akan menggunakan ban soft dan sekarang tidak begitu jelas. Kami harus memikirkan ban apa yang akan kami gunakan," pungkas fenomena asal Puerto de Mazarron itu.

Mira: 'POR OREJAS #111: ¿Qué puede traer la victoria de Márquez en Aragón?

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Morbidelli: Itu Sprint dengan Intensitas Sangat Tinggi
Artikel berikutnya Race MotoGP San Marino: Marquez Kembali Berpesta dalam Tempo Sepekan

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia