Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Alasan Pol Espargaro Tolak Kontrak Baru Honda untuk MotoGP 2023

Pol Espargaro mengungkapkan bahwa ia sempat ditawari perpanjangan kontrak oleh Repsol Honda untuk MotoGP 2023 karena sudah tidak percaya lagi kepada tim.

Pol Espargaro, Repsol Honda Team

Pol Espargaro, Repsol Honda Team

Gold and Goose / Motorsport Images

Alih-alih mengukir prestasi lebih baik di sebelah Marc Marquez, Espargaro malah berubah menjadi kecundang. Kesulitan dirasakannya akibat pengembangan RC213V jalan di tempat.

Ditambah lagi, situasi internal juga kurang kondusif. Komunikasi antara tim di Eropa dan Jepang juga terhambat.

Ruwetnya masalah membuat adik Aleix Espargaro memilih kembali lingkungan lama, KTM, meski diplot ke tim satelit, Tech3, yang menggandeng GasGas.

“Saya punya kesempatan bertahan di Honda dan saya sangat menghormati itu,” ujarnya tanpa mengonfirmasi apakah tawaran berlaku untuk tim pabrikan atau tim satelit.

“Mereka tidak mengatakan kepada saya, ‘Anda tidak cukup bagus, jadi tinggalkan proyek’. Mereka gembira dengan saya dan memberi saya kesempatan untuk lanjut, tapi saya memilih sesuatu yang lain.”

Pembalap 31 tahun tersebut tidak yakin dengan semua program musim depan yang dipresentasikan Honda. Keluhannya selama ini tidak direspons sesuai harapan.

“Selama beberapa tahun ini, Honda mengalami kesulitan tapi situasi tahun ini luar biasa. Sebagai tambahan, kami menghadapi rival baru, dengan para pembalap muda dan banyak Ducati, yang mana membuat situasi lebih sulit terutama pada Sabtu,” ucapnya.

Baca Juga:

“Sangat sulit kualifikasi dari depan dan punya balapan bagus. Kami kesulitan, motor tidak bekerja dengan baik, kami tidak punya suku cadang untuk meningkat dan semua tampak sangat lambat.

“Memikirkan lagi terlalu banyak hal butuh waktu dan itu merugikan kami dalam balapan dan membuat Anda kalah, dan kalah, dan kalah, yang mana sunggu membuat frustrasi

“Di sisi lain, ketika Jepang membawa sesuatu masuk. Anda tahu itu akan berfungsi. Bagaimana mereka bekerja.”

Espargaro tidak menyesal gabung dengan Honda dan hanya naik podium dua kali dalam dua musim. “Bagi pembalap, tidak mudah secara psikologi, tapi secara fisik dan mental, saya kira cukup matang untuk mengatasi problem secara berbeda dan saya tidak menyesalinya.

“Saya menikmati keputusan. Saya belajar banyak. Saya punya pengalaman luar biasa, saya bertemu orang-orang luar biasa yang membantu saya tumbuh dan saya ingin menggunakan pengalaman ini agar menjadi pembalap yang lebih baik.”

Espargaro berjasa besar dalam mengembangkan RC16 yang membuat KTM kehilangan konsesi. Ke depannya, dia optimistis bisa kembali bangkit dengan GasGas.

“Saya ingin sebuah motor di mana bisa kencang dan saya tahu orang-orang di sekitar saya sehingga punya semua yang dibutuhkan supaya bisa tampil baik. Saya ingin menjadi pembalap GasGas terbaik, dalam kasus ini, dan rider KTM terbaik,” tuturnya.

“Saya punya sesuatu yang ekstra, pengalaman dengan merek berbeda dan pengetahuan tentang bagaimana proyek ini dimulai dan sejauh mana motor berkembang.

“Saya kira bisa membawa lebih dari kecepatan dan hasil. Saya terbuka pada apa pun, melakukan yang terbaik dari sisi hasil, tapi juga mengembangkan motor lebih baik.”

Pol Espargaro, alami masa sulit bersama Honda

Pol Espargaro, alami masa sulit bersama Honda

Foto oleh: MotoGP

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Aragon Tersulit bagi Fabio Quartararo di Enam Race Tersisa
Artikel berikutnya Jack Miller Percaya Gelar Mungkin Diraih dengan Tim Satelit

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia