Alex Criville: Ada Kekhawatiran di Yamaha karena Motor Tak Capai Top Speed

Musim lalu, Sirkuit Lusail seolah jadi milik Yamaha Factory Racing. Maverick Vinales menguasai podium tertinggi MotoGP Qatar, sedangkan Fabio Quartararo unggul di MotoGP Doha.

Sepertinya, pabrikan Jepang itu masih larut dalam euforia gelar juara sepanjang musim dingin. Pengembangan YZR-M1 2022 sepanjang musim dingin jauh dari kata memuaskan jika dibandingkan dengan rival-rivalnya.

Penampilan tes pramusim memang tidak bisa jadi patokan. Quartararo yang konsisten tampil cepat dalam dua uji coba, ternyata tak berkutik saat balapan.

Empat besar dihuni produsen berbeda. Sementara, Yamaha hanya mampu menempatkan sang juara bertahan MotoGP di urutan kesembilan. Quartararo paling cepat di antara sesama pengguna M1.

“Saya mengharapkan sedikit lagi daripada Yamaha, setelah mereka merebut dua kemenangan di Sirkuit Lusail musim lalu dengan Maverick Vinales dan Fabio Quartararo,” ujarnya kepada Marca.

“Dia berharap mereka akan bertarung untuk posisi podium, tapi faktanya mereka jauh di belakang. Mereka punya banyak pekerjaan di depan dan ada kekhawatiran karena motor tak sampai kecepatan tertinggi.”

Hal ini membuat Quartararo sangat kesal. Tekanan ban terlalu tinggi saat menempel pembalap lain di depannya. Alhasil, pembalap tersebut tak mampu menggeber M1.

Criville mengungkapkan kekaguman terhadap kinerja Enea Bastianini. Ducati harus mempertahankan pembalap Gresini Racing tersebut. Meski diberi Desmosedici GP21, ia mampu meraup poin penuh.

“Pembalap Italia melakoni balapan dengan cerdas dengan motor 2021. Dia pembalap Ducati terbaik dan menang dengan mutlak. Enea Bastianini menunjukkan potensi tinggi dengan dua podium di Misano, tapi sekarang jadi pembalap yang patut diperhitungkan,” ia melanjutkan.

“Dia menjadi aset penting Ducati. Balapan MotoGP pertama dimenangi oleh tim satelit yang berdebut dengan Ducati. Pabrikan Borgo Panigale akan berusaha memecahkan masalahnya dengan GP22, meski mesinnya mati.”

Pria 57 tahun tersebut mengakui Honda sangat bagus karena bisa mengantar Pol Espargaro ke podium. Sementara, Marc Marquez di peringkat kelima.

Alex Criville, Honda with Sito Pons

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Pol Espargaro menorehkan start brilian yang mengantarkannya ke posisi pertama di tikungan kedua. Dia memimpin balapan untuk 17 lap hingga performa ban belakang anjlok. Jika bukan karena kendala itu, dia punya kans untuk memenangi balapan,” tuturnya.

“Marc Marquez balapan dengan cerdas dan finis kelima. Dia pasti mau berakhir di podium, tapi dia tidak 100 persen secara fisik karena dia mulai pramusim terlambat. Dia melakoni beberapa kilometer dengan Honda RC213V dan Lusail adalah sirkuit sulit baginya karena banyak tikungan kanan.

“Jika kami menambahkan semua, dia tidak punya kelonggaran. Hal penting adalah Honda punya motor kompetitif, Pol Espargaro sudah menunjukkan.

“Saya terkejut dengan performa Brad Binder di KTM karena dia tidak berada di grup favorit, tapi pada akhirnya, dia bertarung untuk menang hingga lap terakhir.”