Ambidextrous, Rahasia Valentino Rossi Sukses sebagai Pembalap MotoGP
Soal prestasi, Valentino Rossi tak perlu dipertanyakan. Ia memiliki sembilan gelar Kejuaraan Dunia Balap Motor. Setelah lebih dari seperempat abad, The Doctor mengungkap kunci sukses yang mungkin tidak diketahui banyak orang.
Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT
Gold and Goose / Motorsport Images
Valentino Rossi mungkin sudah tidak lagi kompetitif di trek MotoGP. Kendati begitu, ia tetap layak mendapat kredit karena sanggup bertahan selama 26 musim, sebuah perjalanan karier yang mungkin sulit disamai pembalap lain.
Namun era The Doctor akan segera berakhir. Ia hanya memiliki enam balapan lagi sebelum resmi meninggalkan MotoGP. Ya, 2021 menandai berakhirnya perjalanan panjang Rossi sebagai pembalap paling ikonik di dalam maupun luar trek.
Dan kini pria 42 tahun itu memutuskan untuk mengungkapkan salah satu rahasia yang membuatnya bisa meraih sukses dan membuat banyak sejarah dalam kejuaraan balap motor paling bergengsi.
"Saya (sebenarnya) kidal, namun tipe yang khusus karena saya ambidextrous, artinya saya juga bisa melakukan hal yang sama secara baik dengan tangan kanan saya," Rossi mengungkapkan rahasianya kepada BT Sport.
Lantas, apa hubungannya ambidextrous dengan profesinya sebagai rider. The Doctor menjelaskan bahwa kondisinya tersebut justru sangat menguntungkan dan menjadi salah satu alasan dirinya mampu meraih sembilan gelar (tujuh di MotoGP).
"Di mana keuntungannya? Ketika menikung. Tak semua pembalap bisa melaju dengan sama cepat di tikungan kiri dan kanan, persisnya, dalam hal mengatur akselerasi," pembalap Petronas Yamaha SRT tersebut menuturkan.
Seperti diketahui, kemampuan cornering atau menikung, telah menjadi kekuatan Valentino Rossi selama bertahun-tahun. Dan sebagai seorang ambidextrous, ia dapat lebih mudah bermanuver dengan cepat, baik saat menikung ke kiri ataupun kanan.
"Saya merasa mampu berkendara dengan sedikit lebih cepat, jadi mungkin (ambidextrous) itulah alasannya," kata rider yang telah membukukan 235 podium, 115 sebagai pemenang, sejak memulai karier profesionalnya pada 1996 itu.
Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Tetapi, belakangan Rossi kesulitan memaksimalkan kelebihannya tersebut karena ketidakcocokan dengan ban yang disuplai Michelin. Ini salah satu alasan di balik penurunan kecepatannya.
"Sejak 2019 saya kerap mengalami masalah ini: setelah tujuh-delapan lap pertama balapan, ban belakang mengalami aus yang parah. Hampir seperti terbakar," ujar pria asal Italia tersebut.
Sekarang Valentino Rossi memiliki keinginan untuk menutup musim finalnya dengan cara terbaik Ia berharap bisa meraih podium ke-200 di kelas MotoGP meski mengakui itu akan sangat sulit diwujudkan.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments