Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Analisis

Analisis: Cara skuad Honda menyelamatkan Pedrosa

Dengan Marc Marquez yang tampaknya akan mengamankan gelar juara dunia ketiga MotoGP, Honda telah mengalihkan perhatian untuk membawa performa terbaik Dani Pedrosa.

Dani Pedrosa, Repsol Honda Team

Dani Pedrosa, Repsol Honda Team

Repsol Media

Dani Pedrosa, Repsol Honda Team
Dani Pedrosa, Repsol Honda Team
Dani Pedrosa, Repsol Honda Team

Pedrosa – yang meraih dua kemenangan dari empat balapan terakhir musim lalu – tampil jauh dari kata memuaskan setelah tes pramusim 2016.

Motor Honda tak sekuat seperti yang diharapkan, dan teori ini bertahan usai ia menjalani tes Valencia akhir musim lalu. Dari situlah semuanya bermula.

Terlalu banyak masalah pada Pedrosa: mesin baru – dengan counter-rotating crankshaft – yang tidak dinikmatinya, penundaan set-up elektronik baru, dan terutama ban Michelin yang membuat ia tidak percaya diri.

Banyaknya masalah yang dialami itupun terlihat dari hasil yang dicapai pada musim ini, boleh dibilang terburuk sepanjang karier Pedrosa di MotoGP. Dari 12 ronde yang telah berjalan, Pedrosa berada di peringkat kelima dalam klasemen sementara, terpaut 90 poin dari Marquez.

Hasil terbaiknya adalah finis ketiga di Argentina dan Catalunya. Melihat situasinya kini, Pedrosa diyakini akan memperpanjang puasa kemenangan menjadi per musim sejak debut di kelas premier pada 2006 silam.

Menyadari kesulitan yang dihadapi Pedrosa, Honda bergerak untuk menyelamatkannya. Pabrikan Honda itu juga telah bekerja keras dengan memperbarui kontraknya selama dua tahun ke depan.

Hal lainnya adalah kehadiran Honda Racing Corporation (HRC) Vice President, Shuhei Nakamoto, di sepanjang sesi latihan. Kehadirannya juga diikuti dengan para engineer yang bekerja begitu dekat di garasi Pedrosa.

Honda memang tidak melupakan Marquez, yang saat ini memimpin klasemen dengan keunggulan 50 poin. Tapi tim juga memfokuskan perhatian pada pembalap kedua yang membutuhkan dukungan untuk melewati tantangan berat.

“Saya merasakan dukungan dari Honda,” jelas Pedrosa di Silverstone, ketika ditanya perihal perhatian spesial dari Nakamoto baru-baru ini.

“Ada dua pembalap dan Marc lebih baik dari saya, yang mengalami masa lebih sulit. Jadi, mereka mencoba untuk membantu saya. Apa yang mereka inginkan adalah kedua pembalap tampil kencang.”

Team Principal Repsol Honda, Livio Suppo, lalu menambahkan: Jika Dani tidak bisa mengeluarkan semua potensinya, di mana kami tahu sangat besar, ini karena ada masalah. Dan kami mencoba segalanya untuk membantu dia.

“Yang paling penting dia merasa ada kepercayaan dari kami. Wajar bagi kami untuk lebih dekat dengan pembalap yang menghadapi masa lebih sulit.

Langkah Honda membantu Pedrosa tak main-main. Pabrikan Jepang itu bahkan telah meminta Juan Martinez untuk menawarkan sudut pandangnya. Sekadar informasi singkat, Martinez adalah mantan kepala mekanik Sete Gibernau dan Nicky Hayden.

“Saya hanya memberikan opini tentang topik yang lebih umum. Tidak pernah tentang sisi teknis, karena Dani memiliki tim, di mana itu sangat baik,” ungkap Martinez kepada Motorsport.com.

“Juan adalah sosok yang sangat dihargai nilai-nilainya oleh Dani. Dia sosok ideal untuk memberikan opini dalam momen tertentu. Dia memberikan sudut pandang pada hal tertentu. Tapi tentu saja dia tidak terlibat dalam set-up motor.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ketegangan antara Marquez dan Rossi tak sebesar dulu
Artikel berikutnya "Kemenangan di Silverstone membuat Vinales ragu pindah ke Yamaha”

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia