Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Analisis

Analisis: Mengungkap bagaimana Rossi tundukkan Yamaha

Ketika ia bergabung kembali ke Yamaha dari Ducati pada 2013, sudah jelas Valentino Rossi berstatus pembalap tim nomor dua. Tapi itu bukan masalah lagi. Oriol Puigdemont membahas perubahan tersebut.

Pemenang lomba Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing

Pemenang lomba Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing

Gold and Goose / Motorsport Images

Jorge Lorenzo, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing

Valentino Rossi tak memiliki keraguan untuk mengakui bahwa, jika ada sesuatu yang disesali dari sudut pandang olahraga, adalah pindah ke Ducati pada 2011.

Ketika Rossi menyadari bahwa ia tak mampu menaklukkan Ducati, The Doctor pun memutuskan kembali ke Yamaha pada 2013.

Saat peluncuran YZR-M1 2016, Managing Director Yamaha, Lin Jarvis sangat jelas menjelaskan kondisi yang harus diterima ketika Rossi kembali.

Jarvis mengungkapkan terang-terangan bahwa Rossi akan menemukan tim yang berkomitmen kepada Jorge Lorenzo, yang baru saja memenangi gelar juara dunia kedua, sesuatu yang akan membuat pembalap Italia itu dalam posisi kurang relevan.

“Valentino akan mendapat perlakuan yang sama seperti Jorge, tapi Jorge akan memimpin pengembangan motor karena ia yang memiliki peluang terbesar untuk memenangi gelar juara dunia tahun depan dan musim berikutnya,” ucap Jarvis saat itu. 

Membalikkan keadaan

Tapi selama dua tahun tahun terakhir, The Doctor telah memainkan kartu dengan sempurna untuk mengelola dan mengubah situasi yang tidak menguntungkan di sekitarnya.

 

Berkat performa di trek dan bahkan skill yang lebih kuat, Yamaha sekali lagi mengikuti Rossi, sesuatu yang tidak dibantah seorang pun, termasuk Lorenzo.

“Adalah normal bahwa Yamaha lebih memilih Rossi untuk menang,” ujar Lorenzo saat wawancara dengan Motorsport.com beberapa hari lalu. Ia sangat sadar dampak dari rekan setimnya, dan juga kualitas untuk memenangkan hati banyak orang.

“Valentino sangat cerdas dan ia mengatakan hal-hal dengan cara tidak langsung daripada saya, tapi saya telah belajar untuk memperlakukan orang lebih baik.

“Tapi pada akhirnya kami berada di sini untuk menang, dan 90 persen dari persamaan didasarkan pada kedua pembalap yang menghabiskan banyak waktu untuk menarik gas dan sedikit mengerem,” imbuhnya.

"Senjaya rayuan"

“Apa yang terjadi adalah bahwa Valentino menggunakan semua senjata rayuan untuk mendapatkan orang tunduk kepadanya. Jorge sangat berbeda, kurang lembut, dan ia tidak memuji.”

Jarvis, berbicara kepada Motorsport.com, mengakui bahwa peran Rossi telah semakin kuat, dan ia menegaskan: “Ketika ia (Rossi]) kembali, Jorge adalah juara dunia.

“Apa yang telah terjadi adalah bahwa performanya telah semakin kuat. Sekarang saya akan katakan bahwa kami memperlakukan keduanya dengan cara yang sama, dan itu karena Vale telah menerimanya.”

Hal itu tidak perlu ditanyakan lagi. Pada 2013, Rossi menutup musim pada peringkat keempat di klasemen akhir, dengan satu kemenangan (Assen]) dan enam podium, dan terpaut 93 poin dari Lorenzo (runner-up).

Tahun berikutnya, Marc Marquez tidak terhentikan, tapi Rossi merebut posisi runner-up dengan dua kemenangan dan 13 podium dalam 18 Grand Prix – dan dengan 32 poin lebih banyak dari Lorenzo, yang menempati peringkat ketiga.

Tahun lalu, pembalap bernomor 46 itu menang di Qatar. Rossi juga menempati peringkat pertama di klasemen dan bertahan hingga seri pamungkas di Valencia, di mana Lorenzo yang akhirnya merebut gelar juara. 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lorenzo: Normal bahwa Yamaha lebih memilih Rossi untuk menang
Artikel berikutnya "Tak masuk akal menuduh Dorna favoritkan pembalap Spanyol"

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia