Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Analisis: Tes pramusim MotoGP Qatar

Editor MotoGP Motorsport.com, Oriol Puigdemont, menganalisis tentang peta kekuatan pembalap dan tim usai tes pramusim Qatar.

Marc Marquez, Repsol Honda Team, Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Yamaha bertarung bersama Vinales

Bagi pabrikan garpu tala, musim dingin dimulai seperti 2017, ketika Top Gun bergabung dengan skuat Iwata. Kala itu, Maverick Vinales mendominasi tes pramusim dan dua balapan pertama. Melihat performa sepanjang uji coba Qatar, ia pun masuk favorit pemenang.

Pembalap Spanyol tersebut sangat kencang lebih dari satu lap (membukukan catatan waktu terbaik selama tiga hari di Qatar), serta rata-rata 10 lap tercepat pada Minggu dan Senin (meskipun long run terpanjangnya hanya delapan lap). Konsistensinya jelas masih harus dibuktikan pada awal musim.

Yamaha tampaknya bakal sangat mengandalkan Vinales saat ini, karena Valentino Rossi bahkan belum mendekati kecepatan sang rekan setim atau Alex Rins dan Marc Marquez. The Doctor secara keseluruhan tercepat kelima, namun long run-nya jauh dari kata memuaskan.

“Kami siap bertarung demi podium, tetapi mendapatkan kemenangan akan lebih sulit sekarang,” tukas Top Gun.

Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing

Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Yamaha MotoGP

Suzuki dan Rins mengincar kemenangan

Jika ada satu hal yang dapat kita simpulkan dari tes Qatar, itu adalah pembalap utama Suzuki, Alex Rins, memiliki semua yang dibutuhkan untuk akhirnya mencicipi kemenangan MotoGP perdananya. Dan jika semuanya berjalan lancar, ia mungkin tidak perlu menunggu terlalu lama.

Talenta alami Rins dan kombinasi pengalaman dua musim di kelas premier sangat cocok dengan Suzuki yang lebih halus dari tahun lalu. Kekuatan kecepatan dan meningkatnya Joan Mir adalah bukti lebih lanjut bahwa pabrikan Hamamatsu akan berada di garis depan musim mendatang.

GSX-RR – meskipun sudah menjadi salah satu motor yang paling seimbang –telah meningkat dalam hal stabilitas saat pengereman, dan juga pada kecepatan langsung. Suzuki menjelma sebagai ancaman nyata, seperti yang terlihat dalam tes di Sepang dan Qatar.

“Saya sangat senang karena Suzuki telah bekerja keras musim dingin ini untuk memberikan apa yang saya minta dan mereka melakukannya. Namun bagaimanapun juga, menang [di Qatar] bukanlah kewajiban,” ucap Rins.

Alex Rins, Team Suzuki MotoGP

Alex Rins, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images

Marquez dalam perburuan, tetapi tidak Lorenzo

Juara dunia bertahan Marquez telah menyelesaikan salah satu pramusim paling sulit sepanjang kariernya, usai pemulihan cedera bahu kiri. Ia menuju Qatar sebagai salah satu penantang untuk podium tertinggi, kendati The Baby Alien tidak dapat menyelesaikan simulasi balapan secara penuh (long run-nya hanya delapan lap).

Sebaliknya tandem barunya, Lorenzo, akan melakoni debut pembalap anyar Repsol Honda. Belum sepenuhnya pulih dari cedera pergelangan tangan kiri, serta tak memiliki cukup waktu beradaptasi dengan RC213V, X-Fuera pun masih mencari-cari rasa nyaman.

Lorenzo membutuhkan waktu satu setengah tahun untuk beradaptasi dengan Ducati, tetapi ia mengklaim sudah memahami Honda lebih baik dibanding Desmosedici GP.

Jadi sekarang, kuncinya terletak pada seberapa lama waktu yang dibutuhkan Lorenzo untuk dapat memberikan yang terbaik – versi Spaniard yang berpotensi menyulitkan bagi Marquez.

“Motor (Honda) punya banyak kekuatan, dan kami akan mencapai hal-hal besar ketika saya terbiasa,” ucap pengguna nomor 99 itu.

Jorge Lorenzo, Repsol Honda Team

Jorge Lorenzo, Repsol Honda Team

Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images

Petrucci unjuk gigi

Berbanding terbalik dengan Andrea Dovizioso yang sepertinya sengaja mengecilkan peluang terdepan di Qatar, mengklaim feeling pada Ducati tidak sempurna, Danilo Petrucci justru memutuskan untuk tidak menyembunyikan kartunya sama sekali.

Petrux merupakan salah satu dari hanya sedikit pembalap yang menyelesaikan simulasi balap dalam kondisi sulit pada hari terakhir tes pramusim. Meski kecepatan luar biasanya dalam satu lap sudah terlihat jelas, konsistensi Petrucci juga mengesankan. Ia menempuh putaran yang menempatkannya di antara yang tercepat.

“Sekarang semua rival tahu di mana posisi saya sekarang. Saya senang dengan kecepatan yang saya tunjukkan, tetapi itu adalah sesuatu yang saya ingin dapatkan. Saya menyadari peluang yang saya miliki tahun ini,” kata Petrux.

Danilo Petrucci, Ducati Team

Danilo Petrucci, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images

KTM mulai menjanjikan

Kombinasi antara Pol Espargaro dan KTM menghasilkan salah satu kejutan dari tes Qatar, yang mana pabrikan Austria mulai secara teratur muncul pada catatan waktu teratas. Investasi 40 juta euro (setara 641,1 miliar rupiah) dalam proyek 2019 (menurut CEO Stefan Pierer) setidaknya harus menempatkan RC16 di depan Aprilia secara permanen.

Jika performa itu terjadi saat sesi latihan, maka akan mengonfirmasi perkembangan yang jelas bagi KTM. Posisi ketujuh Espargaro dalam hasil kombinasi juga merupakan tanda yang menjanjikan untuk musim depan. Apalagi Polyccio hanya lebih lambat 0,6 detik dari pembalap tercepat.

“Saya sangat gembira setelah tes musim dingin ini dan sejujurnya, saya sangat terkejut. Saya tidak menyangka secepat itu di sirkuit yang biasanya kami banyak kesulitan,” tutur Espargaro.

“KTM banyak bekerja karena tidak ada elemen tunggal yang membenarkan perbaikan ini, entang banyak hal yang dikumpulkan bersama,” imbuhnya.

Pol Espargaro, Red Bull KTM Factory Racing

Pol Espargaro, Red Bull KTM Factory Racing

Photo by: Gold and Goose / LAT Images

Quartararo mencuri perhatian

Di Sepang, kontingen rookie dipimpin Francesco Bagnaia, meninggalkan trek dengan senyum lebar di wajahnya atas keberhasilan menembus dua besar.

Berselang dua minggu, giliran Fabio Quartararo yang mengejutkan di Qatar. Ia menyamai pencapaian Pecco, serta bahkan hanya terpaut 0,2 detik dari Maverick Vinales.

Walau menggeber YZR-M1 yang kurang berkembang dan kurang kuat dibanding tiga Yamaha lainnya (El Diablo takkan mendapatkan peningkatan musim ini, dan harus puas dengan 500rpm lebih sedikit, serta lebih berat), sosok pembalap termuda di grid itu mampu menunjukkan kecepatan dalam kondisi normal, memungkinkannya untuk finis delapan besar, sesuatu yang bahkan tidak diharapkan Quartararo.

“Ada beberapa favorit untuk balapan pertama: Vinales, Rins, Marquez, kedua pembalap Ducati. Namun bagaimanapun juga, kita juga tidak bisa mengabaikan Quartararo, karena dia sangat cepat,” seru Franco Morbidelli.

Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT

Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT

Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images

Analisis kecepatan

Biasanya, sebagian besar pembalap akan mencetak catatan waktu tercepat pada hari terakhir tes. Dan sementara itu, sebagian besar berlaku dalam kecepatan satu putaran, kondisi sulit di Qatar pada Senin (25/2) membuat data Minggu (24/2) agak lebih representatif untuk jangka panjang. Berikut infografis data:

The most consistent riders Day 2

The most consistent riders Day 2

Photo by: Motorsport.com

The most consistent riders Day 3

The most consistent riders Day 3

Photo by: Motorsport.com

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Morbidelli mengaku kesulitan menikung
Artikel berikutnya Puig balas kritikan KTM soal Pedrosa

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia